Uskup Mandagi: Semangat Idul Fitri untuk Bersatu Kalahkan Covid-19
Idul Fitri tahun ini menjadi momentum merefleksi makna kesederhanaan dan saling berbagi di tengah kekurangan.
Oleh
FRANS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Uskup Diosis Keuskupan Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah bagi umat Islam yang jatuh pada Minggu (24/5/2020). Pemimpin umat Katolik untuk Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan selatan Papua itu menyatakan, Idul Fitri menjadi semangat bagi semua umat, tak hanya Islam, untuk bersatu mengalahkan Covid-19.
”Proficiat kepada umat Muslim. Sebab, dengan berpuasa selama sebulan, sambil disertai dengan doa dan amal, mereka telah kembali berubah menjadi manusia sesuai dengan kehendak Allah,” tulis Mandagi dalam pesan singkat yang diterima Kompas.
Perayaan Idul Fitri memperkuat relasi antarumat beragama atas dasar pertobatan kepada Allah. Semakin banyak umat beragama kembali suci di hadapan Allah sebagaimana dirayakan dalam Idul Fitri, relasi antarumat beragama akan semakin kokoh. ”Idul Fitri menunjukkan kemenangan atas hal yang jahat. Idul Fitri menyemangati umat Muslim dan umat beragama lain di Indonesia untuk menang melawan pandemi virus Covid-19,” katanya.
Ia juga mengapresiasi perayaan Idul Fitri yang dilakukan secara sederhana dengan tujuan mencegah penularan wabah Covid-19. Baginya, betapa penting hidup dalam kesederhanaan apabila dibandingkan dengan hidup hura-hura dan berfoya-foya. Momentum Idul Fitri tahun ini menjadi momentum merefleksikan makna kesederhanaan dan saling berbagi di tengah kekurangan.
Sejak menjabat Uskup Diosis Amboina pada 1994, Mandagi selalu menyempatkan diri bersilaturahmi kepada sejumlah tokoh Islam di Maluku pada saat Idul Fitri. Itu bahkan ia lakukan pada saat konflik sosial bernuansa agama berkecamuk di Maluku selama beberapa tahun sejak Januari 1999. Silaturahmi itulah yang membuat Mandagi diterima banyak kalangan. Lantaran pandemi Covid-19, kini Mandagi hanya bisa memberi ucapan melalui telepon.
Protokol Covid-19
Berdasarkan pantauan Kompas, sejumlah masjid di Ambon tetap menggelar shalat Id. Di Masjid Raya Al Fatah, misalnya, ribuan orang memenuhi bagian dalam dan halaman masjid. Kendati sudah diingatkan untuk menjaga jarak, banyaknya jemaah membuat hal itu tidak bisa dilakukan dengan sempurna. Hampir semua jemaah mengenakan masker pada saat shalat berlangsung.
”Sulit membendung para jemaah untuk datang shalat di masjid. Yang paling penting adalah menjaga jarak aman dan mengenakan masker. Semua kita tidak ingin menjadi korban Covid-19. Apalagi, saat ini, jumlah kasus di Kota Ambon terus meningkat. Sebagai manusia, ada rasa takut juga,” kata Muin Alydrus (52), jemaah yang mengikuti shalat Id di Al Fatah.
Masjid An Nur, Batu Merah, juga dipadati ribuan anggota jemaah. Selain di dalam dan halaman masjid, sebagian jemaah juga berjejer di Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalan utama di Kota Ambon. Di An Nur, setiap jemaah yang datang diminta mencuci tangan. Bagi yang tidak membawa masker langsung diberikan masker oleh petugas keamanan dari TNI Angkatan Darat.
Seusai shalat, warga bersilaturahmi seperti biasa. Mereka bahkan menerobos hujan demi datang ke rumah keluarga untuk bermaaf-maafan. Di jalanan, kebanyakan mereka menggunakan masker. Ada juga yang datang berziarah ke makam keluarga, seperti terlihat di pemakaman Mangga Dua.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku Melky Lohi kembali mengingatkan masyarakat agar disiplin menjalankan protokol kesehatan. Hingga Minggu hari ini, jumlah kasus Covid-19 di Maluku mencapai 159 orang, 22 orang sembuh, dan 7 orang meninggal. Jumlah itu terus meningkat.