Kasus Covid-19 Muncul di Pulau Terpencil Laut China Selatan
Dua orang di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dinyatakan positif Covid-19. Di tengah akses kesehatan yang minim, pulau-pulau terpencil di Indonesia butuh perhatian pemerintah menghadapi pandemi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dua orang di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dinyatakan positif Covid-19. Di tengah akses kesehatan yang minim, pulau-pulau terpencil di Indonesia membutuhkan perhatian pemerintah menghadapi pandemi.
Kepulauan Tambelan terdiri dari 56 pulau kecil dan hanya tujuh di antaranya yang berpenghuni. Kecamatan itu terletak di Laut China Selatan yang lebih dekat dengan Kalimantan Barat.
Tambelan adalah kecamatan terjauh di Bintan yang jaraknya sekitar 340 kilometer dari ibu kota kabupaten. Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk mencapai rumah sakit rujukan di Tanjung Pinang. Transportasi sangat terbatas karena kapal tol laut hanya datang tiga kali satu bulan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Gama Isnaeni, Selasa (26/5/2020), mengatakan, dengan tambahan dua pasien tersebut, total kasus postif Covid-19 di Bintan menjadi empat orang. Diduga kuat, dua pasien baru di Tambelan tertular virus SARS-CoV-19 dari awak kapal kargo asal Kalbar.
Salah satu dari dua pasien itu diketahui merupakan anggota Polsek Tambelan berusia 22 tahun. Ia adalah orang tanpa gejala yang sampel darahnya reaktif ketika menjalani tes cepat. Ia lalu dibawa menggunakan Kapal Sabuk Nusantara pada 16 Mei 2020 ke Tanjung Pinang untuk dirawat di RSUD Ahmad Thabib. Lima hari kemudian pasien itu dinyatakan positif Covid-19.
”Dia tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Namun, saat bekerja, ia memang sering berinteraksi dengan (awak) kapal barang dari Kalbar,” kata Gama saat dihubungi dari Batam melalui telepon.
Adapun satu pasien lainnya adalah warga berusia 29 tahun asal Pulau Pengikik. Ia diketahui pernah melakukan perjalanan ke Bangka Belitung. Kini, ia dirawat di RSUD Abdul Aziz, Singakawang, Kalbar.
Camat Tambelan Hasan Basri mengatakan, petugas kesehatan menempuh perjalanan laut selama 7 jam untuk membawa pasien dari Pulau Pengikik ke Pulau Tambelan Besar pada awal April. Dari sana, ia dibawa lagi selama 12 jam menggunakan kapal kayu kecil berukuran 7 gross ton menuju RS rujukan Covid-19 yang terdekat di Singkawang. Pasien itu dinyatakan positif pada 25 Mei.
Dia tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Namun, saat bekerja, ia memang sering berinteraksi dengan (awak) kapal barang dari Kalbar.
”Kecamatan Tambelan sebagai bagian dari Kabupaten Bintan sebenarnya termasuk wilayah hijau. Namun, setelah ditemukan dua pasien positif, kemarin kami sepakat melaksanakan shalat Id di rumah,” ujar Hasan.
Penasihat Ikatan Keluarga Tambelan di Tanjung Pinang, Robby Patria, mengatakan, pemerintah harus ekstra waspada menyikapi peristiwa terjangkitnya dua warga Tambelan oleh SARS-CoV-19. Di sana hanya ada satu puskesmas, satu dokter umum, dan satu dokter gigi. Transportasi juga terbatas, padahal rumah sakit rujukan di Tanjung Pinang atau Singkawang jaraknya sangat jauh.
Robby menilai, pengawasan terhadap kedatangan orang dari daerah lain harus segera diperketat di Tambelan. Deteksi dini melaui tes cepat dan tes PCR juga harus diperbanyak untuk mencegah Covid-19 merebak di kepulauan terpencil itu. Terjangkitnya warga Tambelan yang jauh dari pusat kota harus jadi pelajaran bagi pulau-pulau kecil lain di Kepri agar tidak meremehkan Covid-19.