Tiga Daerah di Kalteng Gelar Tes Massal, Tempat Niaga Jadi Sasaran
Tiga kabupaten/kota di Kalimantan Tengah menggelar tes cepat massal Covid-19. Tempat niaga menjadi sasaran utama pemeriksaan. Di Palangkaraya, dari 145 peserta pemeriksaan cepat, tiga orang di antaranya reaktif.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Tiga kabupaten/kota di Kalimantan Tengah melakukan pemeriksaan massal terkait dengan pandemi Covid-19. Tempat niaga menjadi sasaran utama pemeriksaan. Di Palangkaraya, dari 145 peserta pemeriksaan cepat, tiga orang di antaranya reaktif dan langsung dikarantina.
Tiga kabupaten/kota itu adalah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Di Kabupaten Kapuas, pemerintah daerah bersama pihak kepolisian dan TNI menggelar pemeriksaan cepat atau rapid test di Pasar Danau Mere pada Rabu (27/5/2020).
Adapun di Kabupaten Kotawaringin Timur, pemeriksaan dilakukan di kompleks Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Kota Sampit. Sebanyak 150 pedagang dan pengunjung PPM di Kota Sampit diperiksa. Begitu juga dengan 150 pedagang dan pembeli di Kabupaten Kapuas. Hasil pemeriksaan di dua tempat ini belum keluar.
Di Kota Palangkaraya, pemeriksaan cepat diselenggarakan oleh Polda Kalteng dengan melibatkan tenaga medis Polda Kalteng dan Korem 102/Panju-Panjung di Pasar Kahayan. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng Komisaris Besar Hendra Rochmawan menjelaskan, dari 145 orang yang diperiksa, hasil tiga orang di antaranya reaktif.
”Ketiganya itu dua adalah pedagang, satu lagi juru parkir di Pasar Kahayan. Ketiganya saat ini menjalani karantina mandiri,” kata Hendra.
Hendra menjelaskan, ketiga orang yang reaktif itu tidak terlihat memiliki gejala klinis Covid-19. Untuk mendapatkan hasil yang pasti, ketiganya langsung melakukan uji usap di Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Kota Palangkaraya. ”Kalau hasilnya positif akan langsung dibawa ke lokasi karantina,” kata Hendra.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Palangkaraya telah menyiapkan tempat karantina khusus untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG). Syaratnya, mereka adalah orang yang memang terinfeksi virus, tetapi tidak memiliki gejala.
Uniknya mereka punya kesadaran tinggi. Begitu hasil swab-nya positif, mereka langsung datang ke asrama haji sendiri. (Emi Abriyani, Gugus Tugas Covid-19 Palangkaraya)
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani menuturkan, pihaknya sudah menyiapkan Asrama Haji Al-Mabrur di Jalan G Obos, Kota Palangkaraya. Saat ini, tempat itu sudah menampung 35 orang yang terinfeksi virus korona baru.
”Sebagian besar memang punya riwayat kontak. Uniknya mereka punya kesadaran tinggi. Begitu hasil swab-nya positif, mereka langsung datang ke asrama haji sendiri,” kata Emi.
Emi berharap warga Palangkaraya yang memiliki kontak dengan pasien positif memiliki kesadaran untuk mendaftar langsung ke asrama haji sehingga dapat segera diambil tindakan atau pemeriksaan lebih lanjut.
Wakil Ketua Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul mengutarakan, pihaknya saat ini berupaya maksimal melakukan penapisan atau memisahkan orang-orang terindikasi positif Covid-19 di tengah-tengah masyarakat. Namun, keberadaan OTG membuat pihaknya harus berpikir lebih keras melakukan penapisan.
”Kami sudah punya tiga alat untuk memeriksa sendiri. Jadi, pemeriksaan dilakukan setiap hari, tetapi pemutusan mata rantai harus menjadi komitmen bersama. Masyarakat harus bisa membatasi aktivitasnya di luar rumah,” kata Suyuti.
Hingga Rabu siang, di Kalteng terdapat 329 kasus terkonfirmasi dengan jumlah 155 orang yang dirawat, 157 orang sembuh, dan 17 orang meninggal. Jumlah kasus itu bertambah delapan orang dari hari sebelumnya.
”Harus ada komitmen bersama semua pihak untuk bisa memutus rantai penyebaran pandemi ini. Kami juga akan berupaya maksimal menangani pasien di rumah sakit. Masyarakat juga harus melaksanakan protokol kesehatan jika di luar rumah,” kata Suyuti yang juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.
Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin menjelaskan, seusai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pihaknya akan melaksanakan pembatasan sosial berskala kelurahan (PSBK) Humanis. Penjagaan akan tetap diperketat di wilayah perbatasan. Bahkan, di tiap kelurahan tetap akan ada pos penjagaan.
”Kami akan berupaya maksimal. Harapannya, pengawasan juga maksimal dan masyarakat betul-betul mematuhi protokol kesehatan,” kata Fairid.