Daerah Persiapan Normal Baru di Sultra Tetap Rentan Virus
Rencana penerapan normal baru di wilayah Sulawesi Tenggara tetap harus dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, daerah yang tidak memiliki kasus positif bukan berarti bebas dari virus.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS - Rencana penerapan normal baru di Wilayah Sulawesi Tenggara tetap harus dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Pengawasan, dan pengecekan kesehatan juga wajib dilakukan terus menerus. Sebab, daerah yang tidak memiliki kasus positif Covid-19 belum berarti bebas dari virus.
Sebanyak lima kabupaten di Sulawesi Tenggara masuk dalam daerah yang direkomendasikan pemerintah pusat untuk melaksanakan normal baru. Daerah tersebut adalah Konawe Kepulauan, Konawe Utara, Buton, Buton Selatan, dan Buton Utara.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sulawesi Tenggara dr Rabiul Awal menyampaikan, lima daerah yang masuk dalam daftar pemerintah memang terdata tanpa kasus positif selama ini. Meski demikian, upaya pencegahan harus terus dilakukan, berdasar protokol yang tetap ketat.
“Selama pandemi, lima kabupaten itu memang tidak ada kasus positif Covid-19. Hanya ada orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), maupun pasien dalam pengawasan (PDP). Tapi memang harus dicermati lagi apakah memang tidak ada kasus atau belum ditemukan,” kata Rabiul, di Kendari, Senin (1/6/2020).
Tapi memang harus dicermati lagi apakah memang tidak ada kasus atau belum ditemukan. (Rabiul Awal)
Belum adanya temuan kasus, tambah Rabiul, bisa disebabkan dua faktor. Di antaranya, pemerintah daerah yang ketat memberlakukan pencegahan, pengawasan ketat, atau sebaliknya, yaitu pengujian kesehatan yang sedikit.
Rabiul mengakui, jumlah pengecekan spesimen di wilayah Sulawesi Tenggara memang masih tergolong sedikit. Hanya ada beberapa daerah yang sigap dan berupaya melakukan pengambilan spesimen secara luas. Sebagian besar mengandalkan pengecekan suhu, atau hanya uji cepat.
Oleh sebab itu, tambah Rabiul, observasi, dan upaya pencegahan wajib terus dilakukan secara terus menerus. Sebab, hanya dengan pengecekan secara luas, penyebaran virus bisa diminimalisasi sekaligus bisa dilakukan upaya pengobatan dengan segera.
Hingga Senin (1/6/2020), jumlah pengujian spesimen di Sultra sebanyak 1.994 sampel. Jumlah ini di luar dari uji spesimen lanjutan dari pasien positif Covid-19. Hingga saat ini, sebanyak 195 spesimen masih dalam pengujian di laboratorium.
Juru Bicara GTPP Covid-19 Buton Utara dr Ali Badar menyampaikan, hingga saat ini memang belum ada temuan kasus positif di wilayah dengan penduduk sekitar 75.000 jiwa ini. Terakhir, hasil uji laboratorium pada empat orang pendatang menunjukkan hasil negatif.
“Kami masih menunggu uji laboratorium untuk 17 orang. Mereka berasal dari klaster KM Dorolonda, KM Nggapulu, KM Lambelu, dan kasus sporadis. Mereka saat ini melakukan isolasi mandiri di kediaman masing-masing. Semoga saat hasilnya keluar semuanya negatif,” terang Ali yang dihubungi dari Kendari.
Selama ini, tambah Ali, upaya pencegahan terus dilakukan selama pandemi berlangsung. Pengawasan ketat dilakukan di enam perbatasan darat dan laut. Setiap pendatang dari luar daerah didata dan segera dimonitoring oleh tim kesehatan hingga tingkat desa.
Meski demikian, Ali melanjutkan, pihaknya mulai mempersiapkan berbagai hal sebelum menghadapi situasi normal baru. Hal ini seiring arahan pemerintah pusat yang telah menetapkan sejumlah daerah dengan status zona hijau untuk memulai sejumlah aktivitas. Protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas mulai disusun dan dipersiapkan sejak dini.
“Kami telah menyusun protokol yang diperlukan ketika situasi normal baru diterapkan. Salah satunya, protokol ketat dalam lingkungan perkantoran, maupun pasar, dan perbatasan. Memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan adalah hal wajib dilakukan,” tutur Ali.
Selain itu, lanjut Ali, pihaknya juga berusaha meningkatkan pengujian spesimen bagi masyarakat. Tidak hanya pendatang, tetapi juga mereka yang memiliki gejala Covid-19, baik terkait kontak erat, maupun yang pernah bepergian. Salah satu kendala utama selama ini adalah sulitnya akses dan rantai transportasi dalam pengambilan hingga pengiriman spesimen ke laboratorium.
Sementara itu, hingga Senin sore, jumlah masus positif Covid-19 di Sultra sebanyak 244 orang. Sebanyak 4 orang meninggal dunia, dan 121 orang telah dinyatakan sembuh.