Pemuda Beratribut ISIS Serang Polsek Daha Selatan, Satu Polisi Tewas
Seorang pemuda dengan membawa atribut ISIS menyerang Markas Kepolisian Sektor Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin dini hari. Akibat penyerangan itu, seorang polisi yang sedang piket tewas.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
KANDANGAN, KOMPAS — Seorang pemuda dengan membawa atribut ISIS menyerang Markas Kepolisian Sektor Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020) dini hari. Akibat penyerangan itu, seorang polisi yang sedang piket tewas di tempat kejadian.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan Komisaris Besar Mochamad Rifai mengatakan, serangan tiba-tiba ke Markas Polsek Daha Selatan terjadi sekitar pukul 02.15 Wita. Pada saat kejadian, ada tiga anggota Polri yang melaksanakan piket jaga malam.
”Pelakunya hanya satu orang atau pelaku tunggal. Pelaku menewaskan seorang anggota kami dan membakar mobil patroli,” katanya di Banjarmasin, Senin sore.
Menurut Rifai, ketika masuk ke area polsek, pelaku terlebih dahulu menyiram mobil patroli polsek setempat dengan bensin dan membakarnya. Setelah itu, pelaku langsung menuju ke ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) dan menyerang Brigadir Leonardo Latupapua yang berada di situ hingga tewas.
”Dari rekaman CCTV terlihat bahwa anggota kami sempat bergumul dengan pelaku, satu lawan satu. Anggota dengan tangan kosong, sedangkan pelaku dengan sebilah pedang samurai,” ujarnya.
Setelah menewaskan Brigadir Leonardo, pelaku juga mengejar dua anggota Polri lainnya yang mendatangi ruangan SPKT. Satu di antaranya mengalami luka akibat sabetan pedang samurai. Dua polisi yang dikejar itu lari ke ruangan intel dan pembinaan masyarakat, lalu mengunci ruangan dari dalam sambil meminta bantuan dari Polres Hulu Sungai Selatan. Pelaku yang bersembunyi di ruangan unit reserse kriminal polsek kemudian dilumpuhkan oleh anggota Polri dari Polres Hulu Sungai Selatan. Pelaku meninggal saat berada di RSUD Hasan Basry, Kandangan.
Dari rekaman CCTV terlihat bahwa anggota kami sempat bergumul dengan pelaku, satu lawan satu. Anggota dengan tangan kosong, sedangkan pelaku dengan sebilah pedang samurai.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah barang bukti milik pelaku, yaitu sebilah pedang samurai dengan sarungnya, sebuah tas pinggang berisi satu dompet dengan sejumlah uang di dalamnya, satu bendera berbentuk syal yang beridentitaskan seperti bendera ISIS, kartu identitas, satu Al Quran kecil, dan secarik surat wasiat.
”Pelaku berinisial AR, diperkirakan berusia 20 tahun dan masih bujangan. Pelaku tinggal di sekitar Daha Selatan atau satu kampung dengan anggota yang jadi korban. Namun, pelaku dan korban tidak saling mengenal,” kata Rifai.
Kepala Polda Kalsel Inspektur Jenderal Nico Afinta langsung mendatangi tempat kejadian. Setelah itu, ia langsung menuju ke rumah duka untuk menemui istri dan dua anak korban yang masih kecil. Nico menyampaikan ucapan belasungkawa dan memberikan santunan.
Menurut Rifai, penyidik masih mendalami identitas dan barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian. Rumah dan keluarga pelaku juga sudah diketahui dan sedang dalam pengembangan. ”Motif pelaku melakukan penyerangan masih didalami tim Polda Kalsel bersama Densus 88,” katanya.
Setelah kejadian itu, Rifai memastikan kondisi Markas Polsek Daha Selatan kini sudah aman dan terkendali. Meski begitu, markas polsek masih tetap dijaga ketat untuk kepentingan olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan lebih lanjut.