Pariwisata Kota Sabang bersiap buka lagi setelah tiga bulan mati suri akibat pandemi Covid-19.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
SABANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Sabang membuka kembali aktivitas wisata, tetapi dengan syarat kesehatan yang ketat. Kebijakan ini diambil untuk merangsang ekonomi di kota itu yang sempat lesu selama pandemi virus korona baru.
Sekretaris Daerah Sabang Zakaria dihubungi dari Banda Aceh, Selasa (2/6/2020), mengatakan, keputusan membuka kembali wisata Sabang adalah pilihan berat dan berani sebab pandemi virus korona baru yang menyebabkan Covid-19 belum selesai di Indonesia. Akan tetapi, dengan menerapkan aturan yang ketat, potensi penyebaran korona baru di Pulau Weh itu dapat dihindari.
”Selama tiga bulan (penutupan wisata), kami kehilangan potensi pendapatan Rp 48 miliar. Padahal, sebagian besar pendapatan Sabang dari wisata,” kata Zakaria.
Saat penyebaran virus korona baru meluas hingga ke Aceh pada akhir Maret, Pemkot Sabang menutup aktivitas wisata. Kunjungan kapal pesiar dan kegiatan wisata yang telah disusun pemerintah dibatalkan. Tidak hanya itu, pada Mei pemerintah menghentikan pelayaran ke Sabang.
Namun, setelah Gugus Tugas Penanganan Covid-19 memutuskan penerapan normal baru untuk daerah hijau, Pemkot Sabang memanfaatkan peluang itu untuk merangsang kembali wisata. Sabang bersama 13 kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh merupakan daerah hijau. Di Sabang belum ada kasus Covid-19.
Zakaria mengatakan, bagi wisatawan dari lokal (Aceh) masuk ke Sabang harus memperlihatkan surat tanda sehat dari puskesmas. Sementara bagi wisatawan Nusantara harus memperlihatkan surat tanda nonreaktif atau negatif hasil tes cepat.
Pada pintu masuk, yakni di pelabuhan penumpang, dicek suhu tubuh dan diperiksa riwayat perjalanan. Petugas gabungan disiagakan di pelabuhan untuk memeriksa penumpang.
Selama tiga bulan aktivitas Sabang lesu. Para pedagang suvenir, kuliner, pengelola travel, dan usaha penginapan kehilangan pendapatan. Biasanya pada musim liburan Lebaran, jumlah wisatawan ke Sabang membanjir.
Selama tiga bulan kami kehilangan potensi pendapatan Rp 48 miliar. Padahal, sebagian besar pendapatan Sabang dari wisata.
Dalam setahun, kunjungan turis asing sebanyak 31.450 orang dan wisatawan Nusantara sebanyak 589.244 orang. Sementara jumlah penduduk Sabang hanya 40.000 jiwa tersebar di dua kecamatan. Sabang memiliki keindahan bawah laut yang menjadikan daerah itu menjadi obyek wisata bahari cukup terkenal di Indonesia.
Namun, kebijakan membuka kembali wisata tidak membuat pelaku usaha wisata optimistis ekonomi bakal bergeliat. Pasalnya, sebagian besar negara asal turis dan provinsi asal wisatawan Nusantara masih berstatus zona merah.
Pemilik Mars Resort, Kota Sabang, Aceh, Octowandi, mengatakan, dalam waktu dekat tidak akan ada turis yang berencana berwisata ke Sabang. Menurut dia, turis dan wisatawan dalam negeri lebih memilih menunda berlibur demi menjaga diri dari paparan virus korona baru.
Selama tiga bulan, Octowandi kehilangan pendapatan 90 persen, tetapi dia menolak menyebutkan angka. Selama ini sebagian tamu yang menginap di Mars Resort merupakan turis asing. ”Siapa yang akan datang ke Sabang? Saya kira tidak ada yang mau bepergian selama kondisi dunia belum normal,” kata Octowandi.
Octowandi menuturkan, dunia usaha sektor wisata di kota Sabang saat ini terpuruk ke titik terendah. Selain pendapatan hilang, mereka juga masih harus membayar kewajiban, seperti biaya listrik, pajak, dan upah pekerja.
”Tidak ada yang peduli terhadap dunia usaha wisata. Kami dibiarkan terpuruk. Kami minta rileksasi biaya listrik dan pajak dipenuhi,” kata Octowandi.