Lampung Diguncang Gempa M 4,9, Tak Berpotensi Tsunami
Gempa tektonik bermagnitudo 4,9 mengguncang wilayah Lampung, Jumat (5/6/2020) pukul 11.04 WIB. Gempa yang berpusat di laut Kabupaten Pesisir Barat itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Oleh
vina oktavia
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Gempa tektonik dengan magnitudo 4,9 mengguncang wilayah Lampung, Jumat (5/6/2020) pukul 11.04 WIB. Gempa yang berpusat di laut Kabupaten Pesisir Barat itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika Lampung Utara Anton Sugiharto menjelaskan, dari hasil analisis BMKG, pusat gempa berada di laut berjarak 133 kilometer barat daya Kabupaten Pesisir Barat dengan kedalaman 29 kilometer. Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai gempa susulan dan kerusakan bangunan akibat kejadian tersebut. Meski begitu, sejumlah warga di Krui, Kabupaten Pesisir Barat, dan Liwa, Kabupaten Lampung Barat, merasakan guncangan gempa dengan skala II-III MMI.
Berdasarkan penjelasan BMKG di laman resminya, skala II MMI berarti getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Adapun skala III MMI menunjukkan getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah, seakan-akan ada truk berlalu. Skala MMI tertinggi adalah XII.
Fitria (29), warga Liwa, Lampung Barat, menuturkan, dia merasakan guncangan kecil selama 3-5 detik. Meski begitu, gempa tersebut tidak membuat warga panik atau berhamburan ke luar rumah.
Anton pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berdasarkan kajian BMKG, Selat Sunda termasuk daerah rawan gempa karena lokasinya dilintasi zona sesar Sumatera dan dekat zona subduksi lempeng. Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
Sementara, hiposenter gempa di zona transisi Megathrust-Benioff, yakni zona subduksi lempeng, mulai menukik di bawah lempeng Eurasia, selatan Selat Sunda. Kondisi itu membuat wilayah Lampung rawan gempa karena dekat zona subduksi lempeng dan dilintasi zona sesar Sumatera.
Gempa merusak terakhir di Liwa, Lampung Barat, tercatat pada 15 Februari 1994. Kala itu, bencana tersebut menyebabkan 196 orang tewas dan 2.000 orang terluka.