20 Pegawai Pemkot Semarang Tertular Covid-19, Protokol Kesehatan Diperketat
Sebanyak 20 aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19.
Oleh
Aditya Putra Perdana
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebanyak 20 aparatur sipil negara atau ASN di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19. Guna mencegah meluasnya penyebaran penyakit itu, tata kerja pun diatur dengan protokol kesehatan yang lebih ketat.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, di Balai Kota Semarang, Kamis (11/6/2020) sore, mengatakan, kasus itu diketahui dari hasil tes massal pada ASN gelombang kedua. Dari 20 orang yang positif, separuhnya berasal dari jajaran struktural, sedangkan sisanya staf.
”Ada sejumlah analisis. Yang pertama, kemungkinan tertular saat sedang pelayanan publik karena ada yang dari satuan polisi pamong praja. Juga ada (sama-sama tertular) yang bekerja di satu lantai yang sama. Ini masih dianalisis tim gugus tugas,” kata Hendrar.
Pelacakan terus berlanjut pada rekan sekantor serta keluarga. Adapun para ASN yang dinyatakan positif Covid-19 kondisinya sehat atau merupakan orang tanpa gejala (OTG). Mereka diisolasi mandiri di rumah masing-masing serta diisolasi di rumah dinas Wali Kota dan balai diklat Pemkot Semarang.
Hendrar menuturkan, ia telah mengeluarkan edaran tentang tata kerja dan sistem kerja bagi ASN Pemkot Semarang yang mulai diberlakukan selambatnya Senin (15/6/2020). Isi edaran itu, antara lain, kewajiban pemakaian masker dan sarung tangan saat bekerja.
Selain itu, setiap organisasi perangkat daerah (OPD) diminta melakukan pembenahan dalam pengaturan kapasitas tempat kerja. ”Misalnya, yang sebelumnya untuk 100 orang, dikurangi menjadi 40-50 persen. Sisanya bekerja dari rumah,” ujar Hendrar.
Hendrar menuturkan, sebagian ASN yang positif itu sudah menjalani tes usap lanjutan dengan hasil negatif. Namun, perlu sekali lagi dites untuk bisa dinyatakan sembuh. Secara umum, ia meminta setiap warga Kota Semarang mendukung, bukan mengucilkan mereka yang terkena Covid-19.
Sebelumnya, Selasa (2/6/2020), tiga pejabat di Pemkot Semarang juga dinyatakan positif Covid-19. Mereka adalah satu kepala OPD, satu camat, dan satu sekretaris kecamatan.
Menurut data Pemkot Semarang, Kamis (11/6/2020) malam, terdapat 665 kasus positif Covid-19 akumulatif. Rinciannya, 253 orang dirawat, 342 orang sembuh, dan 70 orang meninggal. Juga 1.356 pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif dan 4.017 orang dalam pemantauan (ODP) kumulatif.
Tertinggi
Terus bertambahnya kasus Covid-19 juga membuat pelayanan di rumah sakit meningkat. Salah satunya di RSUP Dr Kariadi, yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Semarang dan Jateng.
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Dr Kariadi, Agoes Oerip Poerwoko, menuturkan, sepekan terakhir merupakan masa tertinggi pelayanan Covid-19. Angka kasus pasien dirawat terus meningkat dibandingkan sebelum Lebaran 2020.
”Hari ini (Kamis), kami merawat 43 pasien. Dari jumlah itu, yang positif ada 18 orang, sedangkan sisanya PDP. Minggu-minggu ini memang tertinggi. Menjelang Lebaran, kami hanya merawat 11-12 orang, tetapi lalu terus naik, bahkan sempat hingga 49 orang,” kata Agoes.
Dia menuturkan, terus bertambahnya pasien, baik positif maupun PDP dirawat, kemungkinan akibat kurang disiplinnya warga dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama menjelang Lebaran. Namun, di samping itu, juga karena tes yang semakin masif dilakukan di Kota Semarang.
Kendati demikian, Agoes memastikan kapasitas ruang perawatan di RSUP Dr Kariadi masih mencukupi. ”Untuk ruang isolasi, tak hanya (gedung) Rajawali, tetapi ada juga di ICU dan IGD. Dalam kondisi saat ini, maksimal kami bisa merawat hingga sekitar 80 pasien,” katanya.