Pemprov Papua Telah Gunakan 80 Persen Anggaran Covid-19
Pemprov Papua telah menggunakan anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 sebesar 80 persen atau sekitar Rp 250 miliar. Anggaran tersebut difokuskan untuk tiga sektor utama penanganan wabah.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Papua telah menggunakan anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19 sebesar 80 persen atau sekitar Rp 250 miliar. Anggaran ini terserap untuk tiga fokus utama, yakni penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi, dan jaring pengaman sosial masyarakat.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua Yohanes Walilo di Jayapura, Rabu (17/6/2020). Yohanes memaparkan, total anggaran untuk penanganan Covid-19 dan dampak sosialnya di Papua mencapai Rp 312 miliar. Saat ini masih tersisa anggaran sekitar Rp 62 miliar.
Yohanes menyatakan, anggaran yang tersisa itu masih mencukupi untuk penanganan Covid-19. ”Pemprov Papua akan kembali melakukan realokasi anggaran dalam rapat APBD perubahan untuk penanganan Covid-19 setelah adanya rapat evaluasi bersama,” kata Yohanes.
Dia menambahkan, kendala yang dihadapi saat ini adalah penyediaan sarana kesehatan dari pusat karena jumlahnya yang terbatas, misalnya zat reagen untuk pemeriksaan sampel uji usap.
Anggaran Rp 312 miliar untuk penanganan Covid-19 di Papua terdiri dari realokasi anggaran seluruh organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov Papua sebesar Rp 287 miliar dan dana belanja tak terduga sebanyak Rp 25 miliar.
Sesuai arahan Gubernur Papua Lukas Enembe, anggaran itu difokuskan untuk tiga sektor utama penanganan, yakni Rp 72 miliar untuk penanganan kesehatan, Rp 75 miliar untuk penanganan dampak ekonomi, dan Rp 140 miliar untuk jaring pengaman sosial. ”Kami juga telah menyalurkan bantuan dana Rp 5 miliar untuk rumah sakit rujukan Covid-19 dan Rp 500 juta bagi rumah sakit swasta yang menjadi mitra kami,” ujar Yohanes.
Yohanes menuturkan, penggunaan anggaran yang besar berimplikasi terhadap temuan kasus positif secara lebih dini. Dampaknya, angka kematian akibat Covid-19 di Papua rendah. Dari data terakhir pada Rabu ini, jumlah akumulasi pasien positif Covid-19 di Papua sebanyak 1.303 orang, yang meliputi 761 orang dalam perawatan, 526 orang telah sembuh, dan 16 orang meninggal.
”Kami berharap masyarakat tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Sebab, bukan hanya pemerintah yang berperan untuk menangani pandemi korona,” ujar Yohanes.
Yohanes mengatakan, Pemprov Papua telah mengajukan bantuan ke pusat untuk penyediaan mobil pemeriksaan sampel usap. Fasilitas tersebut baru tersedia di lima daerah dari total 14 daerah zona merah Covid-19 di Papua.
Ia mengungkapkan, minimnya alat pemeriksa menyebabkan ratusan sampel usap warga tertumpuk di laboratorium, seperti di Kota Jayapura. ”Saat ini anggaran kami sudah terpakai untuk penyediaan alat tes cepat, alat pelindung diri, obat-obatan, bantuan sosial bagi warga, dan penyediaan sarana kesehatan lainnya. Mudah-mudahan pusat bisa membantu kami,” ujarnya.
Juru Bicara Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Papua, dr Silwanus Sumule, mengatakan, Papua berada pada jalur yang tepat dalam penanganan Covid-19 selama tiga bulan terakhir. Angka pasien yang dirawat semakin menurun, sedangkan pasien sembuh terus meningkat.
”Saat ini, persentase pasien yang dirawat mencapai 58 persen, pasien sembuh 41 persen, dan pasien yang meninggal mencapai 1 persen. Kami optimistis angka kesembuhan bisa melewati 50 persen dalam waktu dekat,” katanya.