Akibat pandemi Covid-19, sektor pariwisata di Indonesia rontok. Tak ingin pasrah, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menggagas tur wisata virtual sebagai strategi promosi wisata alam dan budaya .
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Akibat pandemi Covid-19, sektor pariwisata di Indonesia rontok. Tak ingin pasrah, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat menggagas tur wisata virtual sebagai strategi promosi wisata alam dan budaya yang menjadi keunggulan daerah.
Senin (15/6/2020) menjadi hari yang dinanti Ayu Sintia (19), remaja asal Bandar Lampung yang punya hobi bertualang. Hari itu, dia bersama 50 peserta lainnya bersiap mengikuti tur wisata virtual ”Bumi Sekala Bekhak” di Lampung Barat yang diadakan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Lampung Barat.
Uniknya, Ayu tak perlu datang ke lokasi wisata. Dia bisa menikmati pemandangan itu sembari bersantai di kamarnya. Tepat pukul 13.00, dia bergabung dengan tautan aplikasi Zoom yang diundang penutur cerita acara. Peran penutur ceritalayaknya pemandu perjalanan. Mereka tidak hanya menunjukkan lokasi, tetapi juga menjelaskan sejarah dan kisah terkait obyek wisata itu.
Pencerita tur wisata virtual itu adalah Endang Guntoro Canggu yang menjabat Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Lampung Barat. Endang mengawali tur virtual dengan menyapa para peserta. Dia lalu mengajak peserta ”bertualang” ke tempat wisata alam dan budaya yang ada di Lampung Barat menggunakan Google Maps dan dokumentasi foto.
Perjalanan wisata ke Lampung Barat dimulai dengan mengunjungi Hutan Pinusan yang terletak di Desa Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat. Kabut pagi dan hijaunya daun pinus yang ditampilkan lewat foto seakan membawa Ayu merasakan dinginnya udara di Lampung Barat.
Peserta lalu diajak menikmati beningnya Air Terjun Cengkaan di Desa Way Petay, Sumber Jaya, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Hutan Pinusan. ”Senang sekali bisa melihat pemandangan indah di Lampung Barat lewat foto. Tur virtual ini cukup mengobati kerinduan saya untuk bertualang di alam,” tutur Ayu.
Tur virtual ini cukup mengobati kerinduan saya untuk berpetualang di alam. (Ayu Sintia)
Perjalanan wisata alam di Lampung Barat belum selesai. Dari situ, peserta diajak melihat kampung kopi di Desa Rigis Jaya, Kecamatan Air Hitam. Desa yang berada di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu menjadi pusat budidaya dan sekolah kopi robusta Lampung. Tak hanya menyajikan hamparan tanaman kopi yang mulai memerah, Endang juga bertutur tentang proses pengolahan biji kopi hingga menjadi secangkir kopi hangat.
Selain wisata alam, peserta juga diajak berkunjung ke Gedung Dalem Kepaksian Pernong yang menjadi pusat kegiatan budaya di Kerajaan Adat Sekala Bekhak di Lampung Barat. Penjelasan dan deskripsi suasana di lokasi memudahkan peserta berimajinasi seolah berada di Lampung Barat. Tak lupa, Endang juga memberikan informasi tempat pembelian oleh-oleh khas Lampung Barat yang bisa dikunjungi wisatawan.
Selama tur virtual, hanya Endang dan seorang moderator yang boleh berbicara. Peserta boleh menyampaikan pertanyaan lewat kolom percakapan. Semua pertanyaan yang muncul akan langsung dijawab.
Perjalanan sekitar dua jam mengelilingi Lampung Barat itu menjadi pengalaman baru bagi Ayu. Cerita yang dipaparkan Endang semakin menguatkan keinginannya mengunjungi berbagai tempat wisata itu kelak.
”Sebelumnya, saya sudah pernah berwisata di Lampung Barat. Namun, ada beberapa tempat yang belum pernah saya kunjungi, seperti kampung kopi dan kerajaan adat Sekala Bekhak. Saya jadi tertarik ingin ke sana langsung,” ujar Ayu.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Lampung Barat Tri Umaryani mengatakan, pandemi Covid-19 membuat sektor wisata terpuruk. Di tengah keterbatasan ruang gerak, Pemkab Lampung Barat berinovasi dengan meluncurkan perjalanan virtual ke sejumlah tujuan wisata di Lampung Barat.
Pandemi Covid-19 juga diprediksi membuat banyak orang menyukai liburan yang dilakukan di rumah atau tanpa melakukan perjalanan. ”Untuk merespona hal itu, kami berinisiatif mengadakan tur virtual untuk mengenalkan pariwisata Lampung Barat. Ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan potensi wisata alam dan minat khusus yang ada di Lampung Barat,” kata Tri.
Lewat tur virtual ini, peserta diajak melihat lebih dekat wisata alam dan budaya yang menjadi keunggulan di Lampung Barat. Para peserta diharapkan tertarik untuk berkunjung secara langsung saat pandemi mereda.
Saat ini Pemkab Lampung Barat memang belum membuka secara resmi tempat wisata. Pemerintah masih menyiapkan protokol kesehatan di era tatanan normal baru di sektor pariwisata agar pengunjung bisa berwisata dengan aman.
Pemkab berencana menggelar tur virtual serupa dengan rute perjalanan wisata lain di Lampung Barat. Menurut Tri, masih banyak lokasi wsiata yang bisa dikunjungi, antara lain wisata alam di Danau Ranau dan Kramikan di zona pemanfaatan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Lewat tur virtual itu, pemerintah berupaya menjaga denyut pariwisata sekaligus mengobati kerinduan para pencinta alam saat mereka masih harus berada di rumah.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Lampung Friandi Indrawan menuturkan, pengusaha hotel di Lampung yang mulai membuka kembali usahanya juga sedang menyiapkan promosi wisata yang efektif. Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan agen perjalanan wisata untuk merancang promosi paket wisata dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keamanan bagi pengunjung.
Pihaknya mendukung upaya promosi yang dilakukan pemerintah daerah, seperti tur wisata virtual yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Promosi serupa perlu dilakukan daerah lain agar semakin banyak orang yang mengenal dan tertarik berkunjung ke Lampung.