Kunjungan Langsung Minim, Andalkan Penjualan Daring
Pemasaran dan penjualan secara dalam jaringan menjadi andalan pengusaha di Bali selama masa pandemi Covid-19. Pemprov Bali sudah merencanakan pembukaan kembali secara bertahap sejumlah sektor di Bali awal Juli.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Pemasaran dan penjualan dalam jaringan menjadi andalan pengusaha di Bali selama masa pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19). Pemerintah Provinsi Bali sudah merencanakan pembukaan kembali secara bertahap sejumlah sektor terkait pemerintahan dan ekonomi pada masa pandemi Covid-19 mulai awal Juli mendatang.
Pengusaha PT Bali Chocolate, sekaligus pemilik Pod Bali Chocolate Factory, I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha, mengatakan, kunjungan langsung ke pabrik sekaligus toko Pod Chocolate ataupun penjualan melalui toko mitra Pod Chocolate menurun drastis selama pandemi penyakit Covid-19. ”Kondisi itu bisa dimaklumi karena aktivitas wisata juga berhenti,” kata Inda, yang juga Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Bali.
Yang penting juga, pengusaha mulai bisa bergerak, aktivitas usaha dapat dijalankan kembali.
Penjualan langsung produk Pod Chocolate di tiga tokonya dan juga melalui sejumlah pusat perbelanjaan ataupun pusat oleh-oleh di Bali diakui Inda berkurang tajam, bahkan Pod Chocolate juga banyak menerima pengembalian produk lantaran pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, hotel, ataupun pusat oleh-oleh di Bali juga membatasi operasional mereka atau menutup sementara tempat usahanya akibat terimbas pandemi Covid-19. Padahal, kunjungan langsung ataupun penjualan melalui toko menjadi andalan di kala situasi normal.
Akibatnya, Pod Chocolate juga mengurangi produksi mereka. ”Karena bisnis kami adalah produk makanan yang memiliki batasan masa berlaku, baik untuk dikonsumsi dan bahan bakunya adalah jenis makanan juga ada batasan lama penyimpanan,” kata Inda yang dihubungi Kompas, Selasa (30/6/2020).
Inda menambahkan, kondisi itu juga berdampak terhadap 150 karyawan di pabrik dan toko Pod Chocolate serta petani yang memasok bahan baku ke pabrik cokelat tersebut. Inda menyebutkan, dirinya tetap mengeluarkan biaya untuk menjaga operasional pabrik, misalnya, kebutuhan listrik untuk mesin pendingin.
Inda mengatakan, dirinya bersama tim pemasaran Pod Chocolate menggunakan pola penjualan secara daring, termasuk memanfaatkan aplikasi pemasaran online, untuk tetap memasarkan produk cokelat mereka pada masa pandemi dan tetap menjaga merek di konsumen. Pod Chocolate juga memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer) yang menggunakan campuran bubuk cokelat sehingga stok cokelat juga terpakai.
Inda mengakui penjualan secara daring membantu bisnis tetap bertahan pada masa pandemi Covid-19 meskipun pengaruhnya belum sebanyak penjualan secara langsung. ”Kami tidak hanya menjalankan usaha di Pod Chocolate, tetapi juga ada wisata edukasi bagi pengunjung yang datang ke toko,” ujar Inda.
Protokol kesehatan
Sementara itu, Pemprov Bali bersiap membuka sejumlah sektor terkait pemerintahan dan ekonomi pada masa pandemi mulai 9 Juli mendatang. Terkait hal itu, langkah persiapan di sektor pariwisata dijalankan, di antaranya memastikan semua pemangku kepentingan terkait pariwisata menyiapkan protokol kesehatan dan penerapan protokol kesehatannya tersertifikasi.
Dalam rapat dengan kalangan pariwisata, termasuk dengan asosiasi pariwisata dan jajaran dinas pariwisata di Bali di Denpasar, Senin (29/6/2020), Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengharapkan semua pelaku usaha pariwisata di Bali, misalnya dari hotel, restoran, transportasi, agen perjalanan wisata, dan daya tarik wisata sudah mengikuti sertifikasi protokol new normal dan setiap asosiasi usaha pariwisata itu bertanggung jawab atas anggotanya.
Hal itu dibenarkan Inda yang juga mengikuti rapat bersama Wakil Gubernur Bali tersebut. Menurut Inda, penerapan protokol kesehatan menjadi hal wajib dan penting karena pandemi penyakit Covid-19 belum berakhir. ”Yang penting juga, pengusaha mulai bisa bergerak, aktivitas usaha dapat dijalankan kembali,” kata Inda.
Apalagi saat ini masyarakat juga mulai dapat beraktivitas, termasuk mengunjungi taman rekreasi, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pembukaan kembali aktivitas masyarakat dan sektor perekonomian ataupun sektor pemerintahan di Bali mulai awal Juli itu juga diharapkan mulai memulihkan sektor bisnis, termasuk industri kuliner dan perdagangan.