Gubernur Kalteng Dorong Kabupaten Miliki Laboratorium Uji Usap
Gubernur Kalimantan Tengah meminta daerah untuk membuat laboratorium uji usap untuk percepatan penanganan Covid-19. Saat ini, Kalteng baru mampu menguji 300 spesimen per hari.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Gubernur Kalimantan Tengah meminta daerah agar membuat laboratorium uji usap untuk percepatan penanganan Covid-19. Saat ini, Kalteng baru mampu menguji 300 spesimen per hari. Jumlah itu masih kurang dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang minimal mencapai 400 spesimen.
Hal itu diungkapkan Sugianto Sabran di sela-sela acara Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19 di Palangkaraya, Kalteng, Jumat (10/7/2020). Sampai saat ini, jumlah kasus di Kalteng sudah mencapai 1.128 kasus atau bertambah 35 kasus dari sehari sebelumnya.
Meskipun demikian, dari data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, pasien yang sembuh juga bertambah 67 orang sehingga mencapai 701 kasus. Hal itu menjadi kabar baik untuk masyarakat karena sudah hampir seminggu belakangan jumlah pasien sembuh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kasus positif.
”Ini harus ditangani serius. Meskipun sudah ada zona hijau, tidak boleh lengah. Kunci penanganan ada pada banyaknya pemeriksaan sehingga butuh alat dan laboratorium yang lebih banyak,” kata Sugianto.
Siang itu, Sugianto juga menyerahkan bantuan satu alat polymerase chain reaction (PCR) ke Kabupaten Kotawaringin Timur yang diterima langsung oleh Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi. Alat PCR itu merupakan bantuan dari Presiden Joko Widodo saat kunjungan sehari sebelumnya.
Dengan adanya satu alat PCR tambahan, maka Kalteng saat ini memiliki tujuh alat PCR. Rinciannya, empat alat di Kota Palangkaraya, satu alat masing-masing di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, dan Kapuas. ”Presiden membantu dua alat PCR, jadi nanti ada tambahan lagi menyusul,” ujar Sugianto.
Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul menjelaskan, saat ini pihaknya baru mampu memeriksa 300 spesimen per hari. Standar WHO satu wilayah minimal memeriksa 400 spesimen usap setiap hari.
”Masih butuh sekitar dua atau tiga alat lagi. Kalau yang ada saat ini sudah semua bisa dioperasikan, kemungkinan kami bisa memeriksa dua kali lipat lebih banyak daripada biasanya dan melebihi target,” kata Suyuti.
Suyuti menjelaskan, masih banyak kabupaten yang mengirim sampel ke luar Kalteng untuk membantu memeriksa spesimen usap. Maka dari itu, ia sangat mendukung keinginan gubernur untuk memenuhi kebutuhan laboratorium di tiap daerah.
”Semakin banyak yang diperiksa, akan semakin baik penanganannya. Ini kunci sehingga bisa memisahkan yang positif dan yang negatif,” kata Suyuti.
Semakin banyak yang diperiksa, akan semakin baik penanganannya. Ini kunci sehingga bisa memisahkan yang positif dan yang negatif.
Suyuti menjelaskan, di tengah masyarakat masih ada penolakan-penolakan tindakan medis untuk mereka yang dicurigai terpapar virus mematikan itu. Hal itu kerap terjadi lantaran masih banyak orang yang belum memahami cara kerja virus tersebut.
”Masih ada yang menolak diperiksa cepat, menolak di karantina. Memang karantina itu merenggut kebebasan atau hak orang, tetapi itu untuk memberikan penyelamatan untuk dirinya, keluarga, dan semua orang,” kata Suyuti.
Hadir pula dalam rapat tersebut Kepala Kepolisian Daerah Kalteng Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo. Ia juga menitip pesan kepada pemimpin daerah untuk memantau sekolah-sekolah yang akan mulai dibuka, khusunya sekolah berasrama, seperti pesantren dan seminari di Kalteng.
”Alangkah baiknya diperiksa terlebih dahulu, dipastikan terlebih dahulu agar tidak menjadi kluster baru. Kami jajaran aparat penegak hukum pasti siap berkoordinasi dan membantu,” kata Dedi.
Siang itu, Dedi juga menyerahkan bantuan 3.000 paket sembako yang dibagikan kepada masyarakat. Bantuan itu juga merupakan pemberian Presiden Joko Widodo. Paket itu dibagikan di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Kota Palangkaraya.