Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Jawa Barat akhirnya mengumumkan jumlah kasus kematian pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan. Jumlahnya mencapai 1.769 orang.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Jawa Barat akhirnya mengumumkan jumlah kasus kematian pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan. Jumlahnya mencapai 1.769 orang.
Rinciannya, 1.631 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 138 orang dalam pemantauan (ODP). Selain itu, terdapat juga satu kasus kematian orang tanpa gejala (OTG) dan 180 kasus kematian yang terkonfirmasi positif Covid-19.
”Yang meninggal dalam status ODP dan PDP belum tentu (positif) Covid-19. Besok (Selasa) datanya sudah ada di Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid 19 Jabar),” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Bandung, Senin (13/7/2020).
Berdasarkan data Pikobar yang diperbarui Senin pukul 20.01, total PDP mencapai 11.265 orang. Artinya, persentase kasus kematian PDP mencapai 14,48 persen. Jumlah ODP mencapai 56.108 orang. Dengan begitu, persentase kasus kematiannya 0,24 persen.
Sementara itu, angka kesembuhan di Jabar berjumlah 1.896 orang. Jumlah itu mencapai 10 kali lipat dibanding kasus positif yang meninggal.
Sebelumnya, Jabar menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang tidak melaporkan kasus kematian PDP dan ODP. Padahal, laman pelaporan Covid-19 di DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur telah menyajikan data itu.
Menurut Kamil, kasus kematian ODP dan PDP tidak bisa disimpulkan akibat Covid-19. ”Karena bisa saja itu orang yang sakit (penyakit lain) dalam masa pandemi Covid-19, tetapi sudah dicap PDP. Terlalu zalim kalau disimpulkan positif,” ujarnya.
Kamil berjanji membuka data secara transparan. Sebab, pihaknya selalu menggunakan data untuk mengambil kebijakan terkait penanggulangan Covid-19.
Mantan Wali Kota Bandung itu juga telah meminta gugus tugas di kabupaten/kota untuk memperbarui data kasus Covid-19, termasuk lonjakan kasus dari kluster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) di Kota Bandung dan Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom) AD di Kota Cimahi.
”Definisi penambahan kasus itu di mana lokasi tesnya. Bukan karena orang yang positif datang dari daerah lain sehingga tidak dimasukkan. Tidak begitu. Tetap harus di-update datanya,” ujarnya.
Definisi penambahan kasus itu di mana lokasi tesnya. Bukan karena orang yang positif datang dari daerah lain sehingga tidak dimasukkan. Tidak begitu. Tetap harus di-update datanya.
Kamil mengimbau bupati/wali kota tidak memberikan izin untuk kegiatan dalam ruangan, seperti bioskop. Sebab, potensi penyebaran virus lebih tinggi di dalam ruangan tanpa ventilasi.
Dua kluster di atas menjadi sumber lonjakan penambahan kasus Covid-19 di Jabar dalam dua pekan terakhir. Sejumlah 1.280 orang di Secapa dan 101 orang di Pusdikpom.
Sejumlah 98 orang dari 1.280 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kluster Secapa sudah dinyatakan negatif. Sementara sebagian besar lain masih menunggu hasil tes usap kedua.
Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa telah mengunjungi Secapa dan Pusdikpom, Sabtu (11/7/2020). Ia memberi motivasi kepada prajuritnya agar berjuang untuk sembuh.
Di Secapa, Andika berpesan kepada perwira siswa untuk meningkatkan imunitas. Selain mengonsumsi makanan bergizi, siswa diingatkan istirahat cukup sekitar delapan jam per hari.
”Mereka juga rutin berolahraga yang tidak terlalu melelahkan. Secara realitas, mereka tidak merasakan sakit apa pun,” ucapnya.