Mobilitas warga mendongkrak penularan Covid-19 di Jakarta dan Karawang. Hal serupa bisa terjadi di mana saja.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam dua pekan terakhir, angka rata-rata positif Covid-19 di Jakarta cenderung naik. Itu sejalan dengan peningkatan mobilitas warga di Ibu Kota. Kondisi ini jadi alarm bagi publik untuk lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan. Di sisi lain, peningkatan jumlah kasus positif seiring masa adaptasi kebiasaan baru atau AKB juga jadi peringatan agar pemerintah pusat dan daerah memikirkan serta menerapkan solusi yang menjawab isu ini.
Pada Sabtu (25/7/2020), menurut pemaparan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta Fify Mulyani, ada tambahan 393 kasus positif Covid-19 di Jakarta. Angka tersebut membuat total kasus positif di DKI menjadi 18.623 kasus. Tidak ada tambahan jumlah kematian sehingga jumlah yang positif dan meninggal tetap 768 orang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam video di kanal resmi DKI di Youtube, Jumat malam, menjelaskan, kapasitas tempat penanganan Covid-19 di Jakarta berupa 4.556 tempat tidur isolasi di 67 rumah sakit rujukan serta 659 unit perawatan intensif (ICU) khusus pasien Covid-19. Minggu lalu, keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 sebesar 42 persen dan ICU Covid-19 sebesar 25 persen. Minggu ini, keterisian tempat tidur isolasi menjadi 44 persen dan 32 persen di ICU Covid-19.
Artinya, lanjut Anies, ada tren peningkatan penyebaran Covid-19 dalam dua pekan terakhir. ”Peningkatan penyebaran ini sejalan dengan peningkatan mobilitas dan aktivitas warga,” katanya.
Dari temuan kasus dengan menjalankan tes usap berskala besar, Anies menyebutkan, aktivitas di perkantoran dan komunitas warga menjadi salah satu tempat paling rawan penyebaran. Selain secara pribadi mematuhi protokol kesehatan, warga juga diminta tidak ragu mengingatkan sesama yang lalai menerapkannya.
Selain di Jakarta, peningkatan kasus positif Covid-19 akibat tertular saat di perjalanan terjadi di Karawang, Jawa Barat.
Dua hari terakhir, lonjakan kasus positif bertambah 14 orang sehingga total ada 78 kasus. Kluster baru terjadi di kompleks permukiman di Kecamatan Telukjambe Timur.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, setidaknya empat orang di kompleks tersebut pernah bepergian ke Surabaya, Jawa Timur, beberapa hari yang lalu. Sisanya tertular karena pernah kontak langsung di lingkungan rumah.
Kewaspadaan juga harus ditingkatkan saat berada di luar rumah, risiko penderita/orang tanpa gejala (OTG) masih tinggi. Bisa jadi sebagian tidak menyadari tubuhnya tertular Covid-19 karena mungkin tidak menunjukkan gejala khusus.
Alat tak mencukupi
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Papua menerima sampel usap dari puluhan kabupaten dan kota mulai Minggu (26/7/2020). Namun, pasokan dua alat yang penting untuk pemeriksaan sampel usap belum tersedia.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Provinsi Papua Antonius Oktavian di Jayapura, kemarin, memaparkan, dua alat yang belum tersedia untuk pemeriksaan sampel usap di laboratoriumnya adalah Microplate PCR Biorad dan Microseal B Film Optically Clear.
Diketahui selama ini tenaga Balitbangkes Papua di dalam laboratorium sebanyak 10. Mereka memeriksa 400 sampel 600 usap dari 23 kabupaten dan Kota Jayapura selama 12 jam per hari. ”Saat ini kemampuan alat kami untuk memeriksa sampel usap hanya bisa untuk lima hari ke depan. Sementara itu, masih terdapat 1.100 sampel yang belum diperiksa,” ungkap Antonius.
Tetap harus tes usap
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang disahkan pada 13 Juli 2020, terdapat beberapa perubahan ketentuan.
Salah satunya terkait evaluasi akhir status klinis pasien Covid-19. Pada OTG tak perlu dilakukan lanjutan tes reaksi rantai polimerase (PCR). Pasien dinyatakan selesai isolasi setelah isolasi mandiri 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
Terhadap pasien Covid-19 bergejala berat atau kritis yang dirawat di rumah sakit, isolasi selesai setelah dites PCR 1satu kali negatif dan minimal tiga hari lagi setelah tak ada gejala demam dan gangguan pernapasan.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, pihaknya belum menerapkan metode tersebut. Hingga saat ini, pasien Covid-19, baik OTG, bergejala ringan, sedang, maupun berat, dinyatakan sembuh jika sudah dites PCR dengan hasil negatif.
”Kami sedang sosialisasi hal tersebut kepada teman-teman tenaga kesehatan di lapangan. Juga kepada masyarakat supaya ada kesamaan persepsi,” kata Yulianto melalui pesan singkat.
Di Manado, Sulawesi Utara, sepekan setelah dinyatakan masuk zona jingga Covid-19, mal dan pusat perbelanjaan modern akan buka lebih lama guna menampung lebih banyak pengunjung. Perubahan status zona ini juga membangkitkan peluang untuk pemulihan kembali pariwisata, terutama di Bunaken.
”Pemilik toko dan pengelola mal yang sudah siap masuk tahap kedua, silakan buka, tentunya dengan mematuhi syarat yang harus dipenuhi, seperti protokol kesehatan. Tolong dipertahankan dan bahkan ditingkatkan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Manado Sanil Marentek. (JOG/MEL/FLO/DIT/OKA)