DIY Catat Rekor Kasus Baru, Pekerja Fasilitas Kesehatan Mendominasi
Jumlah kasus baru positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mencatatkan rekor, Jumat (31/7/2020). Lonjakan kasus baru itu didominasi oleh pekerja fasilitas kesehatan, baik di rumah sakit maupun puskesmas.
Oleh
HARIS FIRDAUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Penambahan kasus positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali mencatatkan rekor baru, Jumat (31/7/2020), dengan jumlah 64 kasus dalam sehari. Sebagian besar pasien baru merupakan pekerja fasilitas kesehatan. Lonjakan pasien baru merupakan hasil penelusuran kontak dan tes masif beberapa waktu terakhir.
”Hasil pemeriksaan laboratorium terkonfirmasi positif Covid-19 di DIY pada 31 Juli 2020 sebanyak 64 orang. Total kasus positif menjadi 674 kasus,” kata juru bicara Pemerintah Daerah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, Jumat sore, di Yogyakarta.
Dari 64 kasus baru itu, kasus terbanyak merupakan pasien asal Kabupaten Sleman, yakni 28 orang. Jumlah pasien terbanyak kedua dari Kabupaten Bantul 23 orang, disusul Kota Yogyakarta 9 orang, dan dari Kabupaten Gunung Kidul 4 orang.
Berdasarkan asal penularannya, 26 pasien diperoleh dari tes massal terhadap pekerja di fasilitas kesehatan, baik itu rumah sakit maupun puskesmas. Dari data yang dihimpun Kompas, sebagian pekerja fasilitas kesehatan yang terpapar Covid-19 adalah tenaga medis.
Selain pekerja fasilitas kesehatan, 9 pasien didapat dari hasil penelusuran kontak kasus positif, 3 pasien memiliki riwayat perjalanan luar kota, dan 24 pasien lain masih ditelusuri asal penularannya.
Ada seorang pasien yang diketahui positif seusai pengambilan sampel swab atau usap sebelum menjalani operasi, sedangkan seorang pasien lain merupakan hasil pemeriksaan karyawan sebuah institusi.
Pekerja fasilitas kesehatan termasuk salah satu sasaran tes massal oleh dinas kesehatan kabupaten/kota di DIY.
Berty menjelaskan, banyaknya jumlah penambahan pasien ini sejalan dengan gencarnya tes massal di DIY beberapa waktu terakhir. Dia menyebut, pekerja fasilitas kesehatan termasuk salah satu sasaran tes massal oleh dinas kesehatan kabupaten/kota di DIY.
Sebelumnya, rekor penambahan kasus harian di DIY terjadi pada 21 Juli 2020 dengan total tambahan pasien mencapai 28 orang dalam sehari. Saat itu, pasien terbanyak berasal dari Kabupaten Bantul, yakni 23 orang. Penambahan pasien positif dihasilkan dari serangkaian tes massal oleh pemerintah daerah.
Berty menyampaikan, pihaknya menargetkan pengambilan sampel usap kepada 36.000 orang dari serangkaian tes massal. Sasaran tes massal itu beragam, mulai dari pekerja fasilitas kesehatan hingga orang-orang berisiko tinggi. Hingga 26 Juli sudah diperoleh 25.892 sampel dari 20.000 orang yang diambil sampel usapnya.
”Untuk karyawan kesehatan, terutama yang di puskesmas, ditargetkan selesai akhir bulan ini,” kata Berty.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, banyaknya penambahan kasus ini menjadi konsekuensi tes massal yang terus dilakukan. Selain itu, tambahan kasus juga muncul dari hasil penelusuran kontak terhadap para pasien positif Covid-19.
”Konsekuensi dari semakin gencarnya tes adalah makin banyak ditemukan kasus positif. Apalagi kalau nanti laboratorium pemeriksaan bisa lebih cepat mengumumkan. Hasilnya akan lebih tepat pemetaannya,” kata Joko.
Joko menambahkan, pihaknya menargetkan pengambilan sampel usap terhadap 5.000 orang melalui berbagai tes massal yang dilakukan sejak awal Juni. Sasaran pertama merupakan para tenaga kesehatan. Saat ini pihaknya masih dalam pengambilan sampel terhadap pengajar dan pengelola pondok pesantren yang juga memiliki potensi penularan tinggi.
”Jumlah yang dapat dijangkau dari target kami 2.457 sampel. Kami masih terus berproses. Kami menargetkan 5.000 sampel sudah bisa dicapai akhir Agustus. Ini kami sedang kembali fokus tracing (penelusuran) kontak dulu karena juga harus mengatur sumber daya,” kata Joko.
Kenaikan kasus di DIY itu bermula dari adanya pemeriksaan terhadap karyawan fasilitas kesehatan.
Penelusuran kontak
Epidemiolog Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Bayu Satria, mengatakan, lonjakan kasus di DIY harus dilihat lebih jauh untuk mengetahui penyebabnya. Bayu menyebut, berdasarkan informasi yang diterimanya, kenaikan kasus di DIY itu bermula dari adanya pemeriksaan terhadap para pekerja di fasilitas kesehatan.
Setelah ada pekerja yang dinyatakan positif Covid-19, petugas kemudian melakukan penelusuran kontak secara masif. Berdasarkan hasil penelusuran itu, ditemukan semakin banyak kasus positif. ”Ini sebenarnya menunjukkan bahwa penelusuran kontak di DIY termasuk yang bagus,” kata Bayu.
Bayu menuturkan, penemuan banyak kasus berdasarkan penelusuran kontak itu merupakan sesuatu yang baik. Dengan ditemukannya kasus-kasus tersebut, potensi penularan yang lebih luas bisa dicegah. ”Dengan ditemukannya banyak kasus itu, penyebarannya bisa ditahan agar tidak meluas,” katanya.
Menurut Bayu, Pemda DIY harus terus memperkuat penelusuran kontak dan tes massal. Pelacakan kontak dan tes yang masif menjadi kunci menekan penularan Covid-19.
”Pemda DIY harus tetap memperkuat penelusuran kontak dan tes. Ketika ada satu kasus baru, penelusuran kontaknya harus tetap sekuat sekarang karena dengan penelusuran kontak yang kuat, kita bisa menahan penyebaran Covid-19 dengan baik,” ujar Bayu.