600 Orang Mendaftar Jadi Sukarelawan Uji Klinis Vaksin di Bandung
Sekitar 600 orang di Bandung, Jawa Barat, mendaftar menjadi peserta uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China. Pendaftaran dibuka hingga 31 Agustus 2020. Uji klinis ini membutuhkan 1.620 sukarelawan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sekitar 600 orang di Bandung, Jawa Barat, mendaftar untuk menjadi peserta uji klinis calon vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China. Pendaftaran dibuka hingga 31 Agustus 2020. Uji klinis fase tiga ini membutuhkan 1.620 sukarelawan.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Eddy Fadlyana mengatakan, ke-600 orang tersebut belum resmi menjadi sukarelawan. Sebab, mereka harus menjalani tes kesehatan terlebih dahulu.
”Setelah terkumpul 1.620 orang baru akan dilakukan tes kesehatan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, segera dicari penggantinya,” ujar Eddy, Minggu (2/8/2020).
Pendaftaran dibuka sejak Senin (27/7/2020). Lokasinya di Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin, Bandung. Calon sukarelawan mesti warga Kota Bandung. Hal ini untuk memudahkan tim dokter dalam mengawasi mereka selama menjalani uji klinis.
Uji klinis direncanakan dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan Unpad dan Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur. Lalu, empat puskesmas di Kota Bandung, yaitu Puskesmas Garuda, Sukapakir, Ciumbuleuit, dan Dago. Calon sukarelawan juga bisa mendaftar di enam lokasi tersebut.
Eddy mengatakan, uji klinis akan melibatkan 100-120 anggota tim medis yang tersebar di enam lokasi tersebut. ”Pengawasannya juga melibatkan tim di puskesmas masing-masing,” ujarnya.
Selama masa uji klinis, kondisi sukarelawan dipantau secara intensif dan mendapat asuransi kesehatan. Jika ada subyek yang sakit, akan diteliti apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Uji klinis diharapkan rampung dalam enam bulan. Namun, dalam tiga bulan pertama, data pengujian terhadap 540 sukarelawan akan dikumpulkan untuk digabung dengan data dari sejumlah negara yang juga melakukan uji klinis terhadap vaksin serupa.
PT Bio Farma telah menerima 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac, Minggu (19/7/2020). Selain di Indonesia, uji klinis juga dilakukan di beberapa negara, di antaranya Brasil, India, Bangladesh, dan Chile.
Eddy menuturkan, uji klinis fase pertama dan kedua di China menunjukkan hasil yang baik. Di fase pertama, vaksin diujikan kepada 100 orang dewasa. Setelah dinyatakan aman dan mempunyai efek bagus bagi kekebalan tubuh, dilanjutkan ke fase kedua terhadap minimal 400 orang di China.
Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Dampak kekebalannya tidak setinggi dibandingkan dengan vaksin berbahan virus yang masih hidup. Alhasil, penyuntikan vaksin perlu dilakukan dua kali dengan selang waktu 14 hari.
Ketua tim peneliti uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil menambahkan, calon peserta uji klinis berusia 18-59 tahun. ”Selain itu, juga tidak memiliki riwayat terinfeksi virus korona. Calon peserta akan dilakukan tes apus tenggorokan (swab test) dan tes cepat (rapid test) untuk mengetahui kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19,” ujarnya.
Calon peserta uji klinis juga mesti dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai riwayat penyakit tertentu, di antaranya asma dan alergi terhadap vaksin, kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, serta tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Selain itu, juga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes, ginjal dan hati, tumor, epilepsi, atau penyakit gangguan syaraf lain.
Kriteria lain adalah tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, penyakit infeksi lain, dan riwayat gangguan sistem imun. Uji klinis ini tidak diperuntukkan bagi wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian dan tidak sedang menyusui.