Kurva Kasus Terus Menurun, Tren Usaha Kuliner Kota Malang Mulai Meningkat
Menurunnya kurva kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, membuat Pemerintah Kota Malang mendorong penguatan ekonomi menuju pemulihan. Jenis usaha kuliner dan ”e-commerce” pun mulai mengalami pertumbuhan lagi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Menurunnya kurva kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, membuat Pemerintah Kota Malang mendorong penguatan ekonomi menuju pemulihan. Jenis usaha kuliner dan e-commerce pun mulai mengalami pertumbuhan lagi.
Dalam beberapa waktu terakhir, kurva kasus Covid-19 di Kota Malang terus menurun. Jumlah total pasien dirawat hanya sepertiga hingga setengah dari kasus pasien sembuh.
Data per Senin (3/8/2020), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Malang mencatat terjadi penambahan kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 28 orang. Namun, dari seluruh tambahan kasus tersebut, semuanya masuk kategori sembuh.
Hingga Senin, total pasien sembuh mencapai 395 orang. Adapun jumlah pasien dirawat sebanyak 244 orang. Adapun jumlah orang meninggal sebanyak 57 orang. Total kasus Covid-19 di Kota Malang hingga Senin sebanyak 696 orang.
”Memang tren kesembuhan terus meningkat. Dari data yang ada, tampak kasusnya mengalami penurunan karena tidak muncul data kasus baru dari kontak erat pasien sebelumnya. Semoga tren turunnya kasus ini terus terjadi,” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Malang Nur Widiyanto, Selasa (4/8/2020).
Menurut Widiyanto, salah satu kunci sukses penanganan kasus adalah terus mempercayakan penanganan pada rumah sakit serta dengan mengoptimalkan terapi herbal. ”Kami maksimalkan fungsi rumah isolasi dan mendorong terus penggunaan terapi herbal. Semoga ini akan terus berhasil di Kota Malang,” katanya.
Dengan terus menurunnya angka penderita Covid-19, Pemkot Malang saat ini menggenjot pemulihan bidang ekonomi, terutama usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). ”Covid-19 menghantam semua lini. Semua terdampak, maka angka kemiskinan kemungkinan akan bertambah. Untuk itu, seiring dengan langkah menghambat laju penambahan kasus, kita harus memacu anggaran belanja,” ujar Wali Kota Malang Sutiaji dalam rapat koordinasi di Balai Kota Malang, kemarin.
Dia mengungkapkan, salah satu yang bisa dijadikan titik masuk pemulihan ekonomi di antaranya adalah potensi sektor pengolahan makanan berbasis daring yang memperlihatkan pertumbuhan positif. ”Artinya, saya minta pula perangkat daerah untuk peka membaca situasi yang berkembang ini,” katanya.
Pemkot Malang mencatat, sejak pandemi Covid-19, ada kecenderungan kenaikan aktivitas ekonomi di bidang produk makanan segar dan e-commerce. ”Ada 2 (dua) sektor yang tampak bertahan dan menunjukkan tren positif selama masa pandemi ini, yakni sektor e-commerce dan produk makanan segar. Ada kenaikan (permintaan dan transaksi) tidak kurang dari 123 persen,” kata Sutiaji.
Usaha makanan berbasis daringtersebut, menurut Sutiaji, diduga meningkat seiring pembatasan aktivitas orang di luar rumah demi mencegah terus bertambahnya kasus Covid-19. Warga pun lebih banyak memilih berbelanja produk makanan dari rumah secara daring.
Seorang pedagang makanan olahan berbasis mi asal Kota Malang, Dian Ayu Antika Hapsari (28), mengatakan, usaha itu dibuat bersama sang adik sejak pandemi Covid-19 melanda Malang. ”Usaha kami bangun karena adik terdampak pandemi, tidak lagi bisa bekerja di perusahaan sebelumnya. Melamar kerja di tempat lain pun belum diterima karena semua perusahaan terdampak Covid-19. Jadi, kami membuka usaha sendiri agar ada pemasukan,” katanya.
Dian Ayu mengaku memilih mempromosikan produknya secara daring agar bisa menjangkau konsumen secara lebih luas di Malang. Pilihan berjualan makanan secara daring, menurut dia lebih mudah karena perkembangan teknologi digital. ”Berjualan secara online itu tidak butuh lapak, tidak perlu tempat, tidak perlu sewa, dan interaksi dengan pelanggan dengan mudah didapat. Yang jelas, pasarnya bisa lebih luas,” katanya.