Jalur Penghubung Lampung-Bengkulu Terapkan Sistem Buka-Tutup
Jalan lintas barat Sumatera di Kabupaten Tanggamus, Lampung, yang sempat tertutup timbunan longsor kini sudah bisa dilalui kendaraan dengan sistem buka-tutup, Kamis (6/8/2020).
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Jalan lintas barat Sumatera di Kabupaten Tanggamus, Lampung, yang sempat tertutup timbunan longsor kini sudah bisa dilalui kendaraan, Kamis (6/8/2020). Kendati begitu, petugas masih memberlakukan sistem buka-tutup jalan penghubung Lampung-Bengkulu tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus Mansyurin Hasan menuturkan, tim gabungan telah menyingkirkan material tanah menggunakan alat berat. Dua bus yang sempat terjebak di badan jalan yang tertimbun longsor juga sudah dievakuasi. Saat ini, arus transportasi di lokasi longsor berangsur pulih.
”Jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Namun, sistem buka-tutup jalur diterapkan karena petugas masih membersihkan jalan dari sisa lumpur di jalur tersebut,” kata Mansyurin saat dihubungi dari Bandar Lampung.
Sebelumnya diberitakan, intensitas hujan tinggi sejak Selasa (4/8/2020) malam memicu banjir di tujuh desa di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Banjir itu juga sempat memutus jalan lintas barat Sumatera yang menghubungkan Lampung-Bengkulu.
Desa yang terdampak banjir adalah Desa Way Kerap, Sedayu, Pardawaras, Bangun Rejo, Kaca Pura, Sukaraja, dan Karang Rejo. Banjir terparah terjadi di Desa Way Kerap karena lokasinya berada di dekat tanggul yang jebol.
Saat ini, petugas gabungan juga sedang memperbaiki tanggul Sungai Way Kerap yang jebol. Perbaikan darurat dilakukan dengan menggunakan batu dan karung berisi tanah.
Mansyurin menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membahas perbaikan permanen guna mencegah banjir bandang di permukiman warga. Pasalnya, ini adalah kerusakan kedua tanggul sungai akibat banjir. Tanggul itu juga rusak akibat banjir bandang pada 9 Januari 2020.
Berdasarkan data BPBD Tanggamus, jumlah rumah yang rusak akibat banjir sebanyak 350 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 60 rumah di Desa Pardawaras dan Way Kerap mengalami rusak berat. Selain sebagian tembok hancur, lumpur dan bebatuan yang masuk ke dalam rumah juga merusak perabotan warga.
Saat ini, petugas sudah mendistribusikan logistik berupa nasi bungkus untuk para korban banjir. Bantuan ini disiapkan oleh petugas di posko dapur umum yang didirikan di sekitar lokasi. Sementara warga yang rumahnya rusak memilih mengungsi di rumah tetangga atau kerabat.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung Rudi Harianto menjelaskan, hujan deras yang menyebabkan banjir di Semaka dipicu pembentukan awan konvektif di timur hingga selatan wilayah Tanggamus. Adanya pengaruh cuaca global dan suhu muka laut di perairan Lampung yang hangat juga mendukung pembentukan awan yang membawa hujan.
Dia menjelaskan, saat ini wilayah Lampung mulai memasuki musim kemarau basah. BMKG memprediksi, hujan dengan intensitas sedang hingga deras masih berpotensi terjadi di wilayah Lampung saat kemarau. Untuk itu, masyarakat diminta mengantisipasi ancaman bencana banjir dan angin kencang.