3 Juta Liter Solar Bersubsidi Dikucurkan untuk Tingkatkan Geliat Ekonomi di Sumsel
Pemerintah akan menyalurkan tambahan 3 juta liter solar bersubsidi ke Sumatera Selatan. Ini dilakukan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan juga membantu penanganan Covid-19 di Sumsel.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah akan menyalurkan tambahan 3 juta liter solar bersubsidi ke Sumatera Selatan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan juga membantu penanganan Covid-19 di Sumsel. Penambahan ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi di Sumsel yang pada triwulan II-2020 terkontraksi minus 1,37 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah ini menambah alokasi solar bersubsidi yang disalurkan di Sumsel pada tahun 2020 sebesar 557,688 juta liter. Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru setelah bertemu dengan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M Fanshurullah Asa dan anggota Komisi VII DPR, Yulian Gunhar, Jumat (7/8/2020).
Dia mengatakan, penambahan solar bersubsidi ini akan digunakan untuk mendorong geliat perekonomian di Sumsel. ”Solar ini akan disalurkan bagi mereka yang memang membutuhkan,” ucapnya.
Solar ini akan disalurkan bagi mereka yang memang membutuhkan. (Herman Deru)
Beberapa sektor yang akan mendapatkan tambahan solar bersubsidi ini adalah sarana transportasi untuk angkutan orang, operasionalisasi alat pertanian, dan aktivitas perkebunan di Sumatera Selatan. Tidak hanya itu, solar ini juga bisa digunakan sebagai bahan bakar genset untuk rumah sakit di daerah terpencil.
Herman menuturkan, ini menjadi satu dari sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggairahkan kembali perekonomian Sumsel yang pada triwulan II terkontraksi minus 1,37 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lau.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistis (BPS) Sumatera Selatan, sektor yang terdampak pandemi di antaranya sektor industri pengolahan (minus 0,13 persen), pertambangan dan penggalian (minus 3,78), perdagangan dan reparasi (minus 7,70 persen), dan konstruksi (minus 1,35 persen).
Sebelumnya, Kepala BPS Provinsi Sumsel Endang Tri Wahyuningsi mengatakan, keempat sektor ini memberikan kontribusi tertinggi pada produk domestik regional bruto (PDRB) berdasarkan lapangan usaha. Penurunan ini disebabkan adanya sejumlah kebijakan akibat pandemi seperti pengurangan jam operasional, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan menurunnya permintaan dari luar negeri karena ada sejumlah negara pasar yang melakukan karantina wilayah.
Karena itu, ujar Endang, perlu adanya intervensi berupa bantuan dari pemerintah untuk mendorong sektor usaha ini sehingga dapat berpengaruh pada daya beli masyarakat. Termasuk juga segera diterapkannya kebiasaan baru agar sektor perekonomian bisa kembali bergerak.
Endang cukup optimistis pada triwulan III pertumbuhan ekonomi di Sumsel kembali menggeliat. Itu karena kontraksi yang terjadi di empat sektor tersebut tidak terlalu dalam.
Fanshurullah mengatakan, pada 2020, BPH Migas melalui Pertamina telah mengalokasikan solar subsidi di Sumsel mencapai 557,688 juta liter dengan realisasi hingga Juni 2020 mencapai 244,972 juta liter (51,2 persen). Adapun untuk premium bersubsidi sebesar 256,438 juta liter dengan realisasi hingga Juni 2020 mencapai 131,237 juta liter.
Meningkatkan pengawasan
Selain menambah jumlah kuota BBM bersubsidi terutama solar, ungkap Fanshurullah, pihaknya fokus untuk memastikan penyalurannya tepat sasaran. ”Selama ini masih ada penyimpangan penyaluran di lapangan. Hal ini yang terus diminimalkan,” ucap Fanshurullah.
Caranya dengan meningkatkan kerja sama dengan pihak kepolisian, termasuk menambah jumlah tenaga pengawas di lapangan. Sarana teknologi informasi melalui mesin EDC (electronic data capture) yang secara manual bisa mencatat nomor kendaraan juga ditingkatkan untuk melihat kemungkinan adanya penyimpangan.
Akan tetapi, ungkap Fanshurullah, dari 136 SPBU yang ada di Sumsel, baru 55 SPBU yang menggunakan fasilitas ini. Dan, baru 27 persen petugas SPBU yang taat melakukan pencatatan. Untuk itu, dirinya berharap Pertamina menambah fasilitas, termasuk membina semua operator untuk menerapkan hal ini.