Keluarga Korban Minta Polisi Usut Tuntas Pembunuhan Staf KPU Yahukimo
Pihak keluarga korban dalam insiden penganiayaan terhadap staf KPU Kabupaten Yahukimo, Papua, meminta agar kasus itu diusut tuntas. Keluarga mengutuk keras aksi itu, apalagi Hendry hanyalah staf biasa.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS—Pihak keluarga korban dalam insiden penganiayaan terhadap staf KPU Kabupaten Yahukimo, Papua, meminta agar kasus itu diusut tuntas. Para pelaku penganiayaan diharapkan bisa segera tertangkap. Kedukaan menyelimuti keluarga korban yang ditinggalkan dalam insiden tersebut.
“Saya meminta kasus ini diusut tuntas. Siapa pun pelakunya, mohon diusut dan ditangkap. Kalau dia terbukti bersalah harus dikasih hukuman yang setimpal,” kata Sugeng Kusharyanto (54), ayah Hendry Jovinsky, di rumah duka, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (12/8/2020).
Hendry Jovinsky merupakan pegawai KPU Kabupaten Yahukimo, Papua. Ia tewas usai diserang dua orang tak dikenal sewaktu melintas di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Yahukimo, Selasa (11/8/2020). Saat itu, ia tengah berboncengan dengan pegawai KPU Kabupaten Yahukimo lainnya, yakni Kenan Mohi (38). Mereka membawa obat untuk Carolina Pahabol, istri Kenan, yang sedang sakit.
Dua orang tak dikenal sempat menanyai identitas Hendry sebelum menyerangnya. Hendry ditusuk beberapa kali dengan senjata tajam hingga tewas. Kenan berhasil selamat dalam peristiwa itu. Motif penyerangan belum diketahui aparat kepolisian.
Sugeng menyampaikan, pihaknya masih bertanya-tanya mengapa putranya menjadi sasaran penyerangan. Kebingungannya itu didasari posisi putranya yang hanya pegawai biasa. Bukan pemegang jabatan tertentu.
“Anak saya bukan penentu pemenang Pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT (teknisi), di belakang layar. Saya bertanya-tanya kenapa anak saya yang tidak punya jabatan apa-apa ini menjadi sasaran,” kata Sugeng.
Sugeng menceritakan, terakhir kali almarhum menghubungi pihak keluarga, pada Sabtu (8/8/2020). Saat itu, almarhum memberi kabar akan ada tugas di Yahukimo, Papua. Sebab, selama ini, almarhum lebih banyak beraktivitas di Jayapura, Papua.
“Kalau dengan mama-nya, setidaknya seminggu dua kali kontak. Kalau sedang tidak padat akan telepon. Kasih kabar kalau dia baik-baik dan betah di sana. Sebenarnya, kami berencana akan berkunjung menengok dia ke sana, tahun depan,” kata Sugeng.
Hendry merupakan lulusan Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, pada 2018. Selanjutnya, ia melamar sebagai pegawai negeri sipil dan ditempatkan di Papua, pada 2019.
Sugeng menyampaikan, jenazah almarhum diperkirakan tiba di rumah duka di Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (13/8/2020) dini hari. Jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Rewulu, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Kamis, pukul 09.00.
Sebelumnya, Kepala Polres Yahukimo Ajun Komisaris Ignatius Besar Benny Adi Prabowo mengatakan, pihaknya berharap bisa mengumpulkan data lebih lengkap terkait kronologi peristiwa tersebut. Aparat kepolisian telah mengantongi identitas dua pembunuh Hendry. Para pelaku diduga masih bersembunyi di hutan sekitar Dekai, ibu kota Yahukimo. Untuk itu, jajaran petugas akan diterjunkan di area tersebut.
“Kami juga akan bekerja sama dengan Pemkab Yahukimo dan tokoh masyarakat setempat yang mengetahui medan di sana,” kata Ignatius. (Kompas.id, 12/8/2020)
Yahukimo merupakan salah satu daerah di kawasan pegunungan tengah Papua. Kawasan itu memiliki kerawanan perihal keamanan sejak lama. Kerawanan tersebut berpotensi meningkat tahun ini. Sebab, Yahukimo menjadi salah satu dari 11 daerah di Papua yang akan menggelar Pilkada serentak.