Kluster Keluarga Mendominasi, Pemkot Cirebon Siapkan 2 Hotel untuk Isolasi
Setelah Hotel Langensari, kini Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan Hotel Ono’s sebagai tempat isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19 yang bergejala ringan dan tanpa gejala. Sebanyak 104 tempat tidur disiapkan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Setelah Hotel Langensari, kini Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan Hotel Ono’s sebagai tempat isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19 yang bergejala ringan dan tanpa gejala. Penambahan ruangan ini demi mengantisipasi kluster penularan rumah tangga.
Sejumlah persiapan pun mulai dilakukan di Hotel Ono’s, Jalan Siliwangi, pusat pemerintahan Kota Cirebon, Senin (12/10/2020). Selain menyemprotkan cairan disinfektan di area hotel, dinas kesehatan (dinkes) setempat juga menggelar rapat dengan manajemen hotel. Adapun tes usap tenggorokan terhadap sekitar 30 petugas hotel direncanakan pada Selasa, 13 Oktober.
”Hotel ini digunakan untuk isolasi mulai Kamis (15/10/2020). Ada 12 pasien akan masuk,” kata Kepala Dinkes Kota Cirebon Edy Sugiarto. Sebanyak 52 kamar dengan total 104 tempat tidur pun disiapkan. Setiap kamar dilengkapi fasilitas kamar mandi, televisi, penyejuk ruangan, hingga jaringan internet nirkabel.
Hotel Ono’s menambah ruangan isolasi di Kota Cirebon. Sebelumnya, awal Oktober, Hotel Langensari menyiapkan ruangan isolasi dengan kapasitas 46 tempat tidur. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BPPKBN) di Jalan Sudarsono juga disiapkan untuk 40 pasien.
Dengan begitu, total ruangan isolasi selain rumah sakit di Cirebon mencapai 190 tempat tidur. Ruangan tersebut disiapkan hingga akhir Desember mendatang. ”Ini sudah cukup untuk isolasi pasien bergejala ringan dan tanpa gejala karena ada saja pasien yang sembuh,” kata Edy.
Saat ini, seluruh kamar yang disiapkan untuk isolasi di Hotel Langensari sudah penuh. Adapun Gedung BPPKBN baru dihuni dua pasien. Sebanyak 49 pasien sedang dirawat di rumah sakit, sedangkan 40 pasien lainnya menjalani isolasi mandiri. Adapun kapasitas ruangan isolasi di rumah sakit mencapai 125 tempat tidur.
Ada pasien yang rumahnya cuma 3 meter x 3 meter, tapi yang tinggal lebih dari satu keluarga. Kalau satu positif, semuanya kena.
Menurut Edy, ruangan isolasi bagi pasien bergejala ringan dan tanpa gejala dibutuhkan karena tidak semua kasus terkonfirmasi mampu menjalani isolasi mandiri di rumah. ”Ada pasien yang rumahnya cuma 3 meter x 3 meter, tapi yang tinggal lebih dari satu keluarga. Kalau satu positif, semuanya kena,” ujarnya.
Apalagi, lebih dari 49 persen dari 357 kasus positif Covid-19 di kota seluas 37 kilometer persegi tersebut merupakan kluster penularan keluarga. Kehadiran ruangan isolasi di hotel diharapkan dapat menekan dominasi kluster keluarga.
Ruangan isolasi tersebut juga membantu pasien yang ekonominya menengah ke bawah. ”Kalau karantina di rumah, mereka kesulitan memenuhi kebutuhannya karena tidak bekerja. Di hotel, makan tiga kali sehari untuk pasien ditanggung pemkot,” ucapnya.
Tiga dokter dan 18 paramedis bakal memantau kesehatan pasien di hotel. Ambulans bersiaga 24 jam jika kondisi pasien memburuk. Para pasien juga akan menjalani tes usap tenggorokan setiap pekan. Jika hasil tesnya negatif Covid-19, pasien diperbolehkan pulang.
Manajer Operasional Hotel Ono’s Cirebon Ibrahim Arsyad mengatakan, pihaknya mendukung upaya Pemkot Cirebon menekan laju kasus Covid-19 dengan menyiapkan ruangan isolasi. ”Kami, pengusaha, tidak hanya mencari untung. Kami juga mau ikut membantu penanganan Covid-19 meskipun bukan dokter,” lanjutnya.
Dia berharap, setelah digunakan sebagai tempat isolasi pasien, Hotel Ono’s dapat kembali menarik pelanggan. ”Kami mendapat jaminan dari Pak Sekda (Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi). Dia bilang, akhir tahun, pejabat pemda akan menginap di sini untuk membuktikan hotel bersih dari Covid-19,” ujarnya.