Belum Semua Wisatawan di DIY Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Sejumlah destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta diserbu para wisatawan dari luar daerah selama libur panjang akhir Oktober ini. Namun, belum semua pengunjung menerapkan protokol kesehatan secara benar.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Sejumlah destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta diserbu para wisatawan dari luar daerah selama libur panjang akhir Oktober 2020. Meski demikian, wisatawan terus diingatkan untuk menerapkan protokol kesehatan.
Berdasarkan pantauan, antrean wisatawan mengekor panjang, di antaranya di kompleks Tamansari, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (30/10/2020). Setidaknya, setiap 10 menit selalu ada sekelompok orang berjumlah 5-10 orang masuk dalam antrean tersebut. Adapun kendaraan bermotor bernomor polisi dari luar DIY, seperti DKI Jakarta, Surabaya, Malang, dan Bandung, terparkir di luar tempat wisata.
Koordinator Lapangan Tamansari, Ridwan Syam, mengungkapkan, pada hari-hari biasa di masa normal baru, jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi tersebut berkisar 300-400 orang per hari. Namun, pada Rabu-Kamis (28-29/10/2020), kunjungan wisatawan berjumlah 600-800 orang per hari. Kondisi serupa juga terjadi selama libur panjang akhir pekan bulan Agustus lalu.
”Kenaikannya hampir sama. Peningkatan dibandingkan dengan liburan sebelumnya diperkirakan 20-30 persen,” kata Ridwan saat ditemui di kompleks destinasi wisata Tamansari.
Ridwan menyampaikan, di masa pandemi ini, Tamansari menerapkan sistem kelompok dalam berwisata. Wisatawan harus masuk dalam kelompok berjumlah 10-20 orang per kelompok. Satu kelompok dengan kelompok lain diberi jeda waktu sebelum masuk. Cara ini dipilih agar jaga jarak fisik dapat diterapkan saat berada di area inti destinasi tersebut.
Hingga Jumat, pukul 12.00, sudah ada 100 kelompok yang mengantre untuk memasuki destinasi tersebut. Tamansari membuka operasi hingga pukul 15.00. Berdasarkan pantauan, sebagian besar wisatawan sudah mengenakan masker. Meski demikian, ada satu atau dua orang yang masih tak bermasker atau hanya ditenteng ataupun disimpan dalam saku. Mereka harus diingatkan petugas agar mau mengenakan masker.
”Kami lebih memilih untuk menggunakan petugas guna mengingatkan wisatawan mengenai protokol kesehatan. Peraturan-peraturan yang dipasang terkadang tidak dipatuhi,” kata Ridwan.
Dihubungi secara terpisah, Kholiq Widianto, pengelola wisata Tebing Breksi, mengungkapkan, peningkatan kunjungan wisatawan juga terjadi di destinasi tersebut. Di masa pandemi, peningkatannya lebih dari 100 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa.
”Rata-rata kunjungan 500 orang per hari. Rabu kemarin, kunjungan bisa sampai 1.000 orang, sedangkan Kamis bisa 1.800 orang. Ini peningkatan yang cukup signifikan,” kata Kholiq.
Kholiq menjelaskan, para wisatawan yang berkunjung hampir semuanya mengendarai kendaraan pribadi. Sebagian besar berasal dari Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Diprediksi, peningkatan kunjungan masih bakal terjadi pada Sabtu (31/10/2020) dan Minggu (1/11/2020).
Meski demikian, Kholiq menyayangkan, pihaknya masih saja menemukan wisatawan yang belum mematuhi protokol kesehatan. Pelanggaran yang paling banyak ditemukan adalah tidak mengenakan masker. Untuk itu, pihaknya menyiagakan petugas yang membawa pengeras suara untuk selalu mengingatkan wisatawan supaya menerapkan protokol kesehatan, mulai dari menjaga jarak hingga mengenakan masker secara benar.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menuturkan, semua pelaku wisata dapat disiplin terhadap protokol kesehatan. Protokol tersebut merupakan cara terbaik mencegah penularan Covid-19. Interaksi dengan banyak orang tak terelakkan lagi dalam masa libur panjang.
”Kami akan melakukan pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19. Memang, selama liburan ini ada peningkatan dan kepadatan wisatawan. Harapan kami, semua protokol dijalankan. Saya yakin, semua punya komitmen untuk jalankan itu,” kata Heroe.
Sebelumnya, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan, tidak melarang kedatangan warga dari luar DIY untuk berwisata. Meski demikian, ia meminta protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Ini menjadi upaya pencegahan Covid-19 saat aktivitas wisata berjalan di tengah pandemi. ”Silakan datang. Kami terbuka. Tetapi, jaga jarak, pakai masker, dan sebagainya,” katanya.