Sedikitnya 500 Warga Lereng Merapi Mulai Mengungsi
Lebih kurang 500 jiwa asal lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dipastikan mengungsi hari ini, Jumat (6/11/2020). Mereka akan mengungsi di empat lokasi pengungsian di dua kecamatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sedikitnya 500 warga lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai mengungsi Jumat (6/11/2020). Prioritas utama adalah kelompok rentan, seperti ibu hamil dan menyusui, lanjut usia, anak-anak, difabel, serta warga yang sakit.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, warga yang bakal mengungsi berasal dari Desa Ngargomulyo, Krinjing, dan Desa Paten di Kecamatan Dukun. Semuanya masuk kategori sangat rawan terdampak erupsi karena berada dalam radius sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi.
”Mereka adalah pengungsi mandiri. Tanpa perlu kami jemput, warga sudah datang ke lokasi pengungsian menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan yang disediakan oleh pemerintah desa,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto, Jumat.
Sejauh ini, pemetaan lokasi pengungsian sudah disusun. Pengungsi dari empat dusun di Desa Ngargomulyo akan mengungsi di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Pengungsi dari tiga dusun di Desa Krinjing menempati lokasi pengungsian di Desa Deyangan di Kecamatan Mertoyudan.
Sementara itu, pengungsi dari dua dusun di Desa Paten, akan dibagi di dua lokasi, yaitu di Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan. Semuanya berada di Kecamatan Mertoyudan.
Jumat siang, Edy mengatakan, permintaan untuk mengungsi masih datang dari beberapa dusun di luar radius 5 km dari Merapi. Namun, Edy belum menerima data detailnya. Dia memastikan akan mencari lokasi pengungsian bagi mereka.
”Mereka meminta diungsikan karena trauma dengan bencana erupsi tahun 2010,” ujarnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, sudah berkoordinasi dengan 21 camat di Kabupaten Magelang. Para camat diminta mendata potensi tempat yang layak dijadikan pengunhgsian.
”Kami harus menyiapkan lokasi-lokasi pengungsian baru. Karena pandemi, lokasi pengungsian yang ada tidak bisa difungsikan secara optimal,” ujarnya.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Dwi Susetyo, mengatakan, sejak Kamis, sudah memeriksa kesiapan lokasi pengungsian. Lokasinya harus dipastikan layak dan dilengkapi pos layanan kesehatan.
Sebelum menghuni pengungsian, Dwi mengatakan, kelompok rentan, terutama yang menderita sakit, akan menjalani tes cepat. Jika reaktif, warga langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes usap. Jika negatif, orang itu diizinkan berada di lokasi pengungsian.
”Bagi warga yang positif Covid-19 atau tengah menjalani isolasi mandiri akan langsung dirawat di rumah sakit dan tidak diizinkan tinggal di pengungsian,” katanya.