95 Persen Tempat Tidur Pasien Covid-19 di DIY Sudah Terisi
Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta terus bertambah. Bahkan, pada Senin (30/11/2020), sekitar 95 persen tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di DIY sudah terisi.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·5 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS —Seiring terus meningkatnya kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu terakhir, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit pun terus bertambah. Bahkan, pada Senin (30/11/2020), sekitar 95 persen tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 di DIY sudah terisi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, jumlah tempat tidur yang disiapkan untuk merawat pasien Covid-19 di provinsi itu sebanyak 463 unit dan tersebar di 27 rumah sakit rujukan. Dari total 463 tempat tidur itu, hingga Senin, sebanyak 442 tempat tidur atau sekitar 95 persen sudah terisi. Tempat tidur yang masih tersedia tinggal 21 unit.
Tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19 itu terdiri atas dua jenis, yakni tempat tidur critical yang dilengkapi ventilator dan tempat tidur noncritical yang tak dilengkapi ventilator. Jumlah tempat tidur critical di DIY 49 unit dan tempat tidur noncritical sebanyak 414 unit. Pada Senin, tempat tidur critical tersisa delapan unit dan tempat tidur noncritical tersisa 13 unit.
Selama beberapa pekan terakhir, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di DIY terus meningkat. Pada 12 November 2020, misalnya, keterisian tempat tidur baru 50 persen, kemudian meningkat menjadi 68 persen pada 19 November. Pada 21 November, tingkat keterisian tempat tidur naik menjadi 73 persen dan kembali naik menjadi 78 persen pada keesokan harinya.
Pada 24 November, tingkat keterisian tempat tidur lagi-lagi naik menjadi 84 persen dan terus naik menjadi 87 persen sehari kemudian. Sementara itu, pada kurun waktu 26-28 November 2020, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di DIY 89 persen, lalu naik menjadi 95 persen pada 29 November.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengakui, selama dua pekan terakhir, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di DIY terus meningkat dengan signifikan. Untuk mengantisipasi peningkatan itu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY telah berkomunikasi dengan sejumlah rumah sakit untuk menambah jumlah tempat tidur bagi pasien Covid-19.
Pembajun mengatakan, saat ini, ada tiga rumah sakit di DIY yang siap menambah kapasitas layanannya untuk merawat pasien Covid-19. Tiga rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito.
”Tiga rumah sakit itu kami nilai cukup mampu untuk mengeskalasi (menambah) kapasitas pelayanan,” kata Pembajun dalam webinar bertema ”Strategi Mengatasi Lonjakan Pasien Covid-19 di DIY” yang digelar pada Minggu (29/11/2020) malam.
Meski demikian, Pembajun memaparkan, tiga rumah sakit itu membutuhkan tambahan tenaga kesehatan agar bisa meningkatkan kapasitas pelayanannya. Tenaga kesehatan yang dibutuhkan itu antara lain dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dokter umum, perawat, ahli teknologi laboratorium medik, dan tenaga radiografer. Berdasarkan data Dinkes DIY, total tenaga kesehatan tambahan yang dibutuhkan tiga rumah sakit itu sebanyak 257 orang.
Pembajun memaparkan, Dinkes DIY telah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai kebutuhan tenaga kesehatan tambahan itu. Dia menyebut, Kemenkes bersedia membantu mengerahkan tenaga kesehatan tambahan asal Pemda DIY menyiapkan tempat menginap bagi mereka.
Awalnya, Pemda DIY berencana menggunakan Hotel Mutiara di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, sebagai penginapan para tenaga kesehatan itu. Namun, hotel yang baru saja dibeli Pemda DIY itu ternyata belum siap ditempati. Oleh karena itu, Pemda DIY berkomunikasi dengan sejumlah hotel lain.
”Kami mencari kemungkinan-kemungkinan hotel yang bisa ditempati tenaga kesehatan tersebut. Saat ini ada dua hotel yang sudah bersedia untuk menerima para tenaga kesehatan itu,” kata Pembajun.
Selama dua pekan terakhir, tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di DIY terus meningkat signifikan.
Peningkatan kasus
Meningkatnya keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 itu terjadi seiring penambahan jumlah kasus Covid-19 di DIY. Juru bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, mengatakan, hingga Senin ini, jumlah pasien Covid-19 di DIY sebanyak 5.963 orang.
”Hasil pemeriksaan laboratorium dan terkonfirmasi positif pada hari ini tanggal 30 November 2020 terdapat tambahan 41 kasus positif sehingga total kasus positif Covid-19 di DIY menjadi sebanyak 5.963 kasus,” ujar Berty.
Dari 5.963 pasien positif tersebut, sebanyak 4.398 orang telah dinyatakan sembuh dan 145 orang meninggal. Oleh karena itu, jumlah pasien positif Covid-19 yang belum dinyatakan sembuh sebanyak 1.420 orang.
Berdasarkan data yang dihimpun Kompas dari laporan harian Dinkes DIY, jumlah pasien positif Covid-19 di DIY pada November 2020 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada November ini, rata-rata ada 70,93 kasus baru per hari. Angka ini meningkat sekitar 84 persen dibandingkan dengan rata-rata kasus harian pada Oktober sebanyak 38,45 kasus.
Peningkatan jumlah kasus itu diikuti peningkatan rasio positif (positivity rate) meski jumlah orang yang menjalani tes dengan metode reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) juga meningkat. Rasio positif adalah perbandingan jumlah orang yang menjalani tes PCR dengan jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pada November 2020, jumlah orang yang menjalani tes PCR di DIY sebanyak 20.793 orang atau rata-rata 693 orang per hari. Kondisi itu meningkat dibandingkan dengan kondisi pada Oktober sebanyak 15.499 orang atau rata-rata 499 orang per hari.
Jumlah orang yang menjalani tes PCR pada November itu sudah memenuhi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan rekomendasi WHO, jumlah orang yang menjalani tes PCR minimal 1 per 1.000 penduduk per minggu dengan rasio positif kurang dari 5 persen.
Sesuai data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk DIY tahun 2019 sekitar 3,8 juta orang. Oleh karena itu, mengacu pada rekomendasi WHO, jumlah orang yang mestinya menjalani tes PCR di DIY minimal 3.800 orang per minggu atau 543 orang per hari.
Meski jumlah tes sudah memenuhi rekomendasi WHO, rasio positif di DIY pada November ini belum memenuhi rekomendasi WHO. Bahkan, berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian Dinkes DIY, rasio positif di DIY pada November 10,23 persen atau dua kali lipat rekomendasi WHO. Angka itu juga meningkat dibandingkan dengan rasio positif pada Oktober lalu yang sebesar 7,69 persen.
Dalam kesempatan sebelumnya, epidemiolog UGM, Riris Andono Ahmad, mengatakan, terjadinya peningkatan rasio positif meski jumlah tes meningkat menjadi indikator penularan Covid-19 yang meluas. Dia menyebut, apabila penularan Covid-19 belum meluas, peningkatan jumlah tes PCR seharusnya berdampak pada penurunan rasio positif.
”Kalau transmisi (penularan) tidak meningkat dan jumlah tes ditingkatkan, positivity rate harusnya turun,” ujar Riris.
Namun, peningkatan jumlah tes di DIY pada November 2020 ternyata justru diikuti peningkatan rasio positif. Kondisi ini mengindikasikan telah terjadi penularan Covid-19 yang meluas. ”Meskipun pemeriksaan ditingkatkan, yang positif justru ikut meningkat. Itu berarti penularannya semakin tinggi,” kata Riris.