Kalah di Hitung Cepat, Dua Paslon Bupati Jember Akui Keunggulan Hendy-Firjaun
Pasangan calon bupati Jember, Hendy Siswanto-Balya Firjaun Barlaman, unggul sementara dalam hitung cepat lembaga survei dan rekap sementara KPU. Hasil tersebut direspons oleh dua pasangan rivalnya dengan ucapan selamat.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS –— Pasangan calon bupati-wakil bupati Jember, Hendy Siswanto-Balya Firjaun Barlaman, unggul sementara dari hasil hitung cepat lembaga survei dan rekap sementara KPU. Hasil tersebut direspons oleh dua pasangan rivalnya dengan ucapan selamat dan pengakuan keunggulan sementara.
Pilkada Jember 2020 menyuguhkan tiga pasangan calon, yakni Faida-Dwi Arya Nugraha Oktavianto, Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman, dan Abdus Salam-Ifan Ariadna. Ketiganya berebut dukungan masyarakat Jember yang berjumlah 1.825.386 suara.
Berdasarkan hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan calon Bupati Jember Hendy-Firjaun unggul dengan perolehan 48 persen suara. Sementara bupati petahana Faida meraih 30,5 persen suara dan pasangan Abdussalam-Ifan Ariadna mengantongi 21,6 persen suara.
Adapun rekap sementara KPU Jember yang diunggah di laman resmi Pilkada2020.kpu.go.id hingga Kamis (10/12/2020) pukul 09.39 menunjukkan, Faida-Dwi Arya Nugraha Oktavianto meraih 31,6 persen, Hendy Siswanto-Muhammad Balya Firjaun Barlaman 47,1 persen, dan Abdus Salam-Ifan Ariadna 21,3 persen. Hasil tersebut didapat dari hasil rekap 1.565 tempat pemungutan suara atau 32,93 persen dari total TPS yang berjumlah 4.752.
Menanggapi hal itu, Bupati Petahana Faida langsung menyampaikan pernyataan publik menanggapi hasil sementara penghitungan Pilkada Jember. Dalam pernyataannya, Faida mengakui keunggulan sementara Hendy-Firjaun.
”Hasil Pilkada Jember 2020 berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan pihak lain ataupun oleh pihak kami sendiri menunjukkan bahwa Hendy-Firjaun unggul atas Faida-Vian dan Salam-Ifan,” ujar Faida.
Hal serupa disampaikan calon bupati Jember lainnya, Abdussalam. Tak hanya mengakui keunggulan lawannya, Salam bahkan sudah mengucapkan selamat bagi pasangan yang unggul.
Mengakui keunggulan lawan dan kekalahan diri sendiri merupakan tradisi politik yang baik. Kendati hasil tersebut belum resmi, seharusnya para calon tetap menahan diri.
”Proses pemilihan sudah dilalui, saat ini masih berjalan proses penghitungan suara secara resmi yang dilakukan oleh KPUD Jember. Seperti yang kita ketahui bersama, menurut hasil penghitungan cepat dimenangkan oleh paslon 02 Hendy Siswanto dan Gus Firjaun. Kami mengucapkan selamat atas keberhasilannya,” ujar Salam.
Sementara itu, Hendy-Firjaun juga sudah mendeklarasikan kemenangannya. Kendati diunggulkan berdasar hasil hitung cepat sementara, Hendy mengimbau pendukungnya untuk terus mengawal perolehan suara hingga tahapan penetapan.
”Ini bukan kemenangan saya dan Gus Firjaun saja. Ini kemenangan masyarakat Jember. Sudah saatnya masyarakat jember menerima haknya. Kepada para pendukung, jangan terlalu larut dalam euforia, tetap kawal terus perolehan suara,” ujar Hendy.
Dalam beberapa tahun belakangan, Jember dikenal sebagai daerah dengan kegaduhan politik. Polemik antara DPRD Jember dan Bupati Jember hingga munculnya hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat, bahkan rekomendasi pemakzulan yang akhirnya ditolak oleh MA.
Namun, dalam pilkada kali ini justru yang tampak bukan kegaduhan politik, melainkan sikap negarawan dari para calon bupati. Fenomena ini dinilai dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember, Rachmat Hidayat, sebagai hal yang wajar.
”Wajar saja, civil society di Jember sebetulnya memang lebih matang secara politik. Kegaduhan politik selama ini adalah pendewasaan politik, sedangkan mengakui kekalahan bentuk kedewasaan berpolitik,” tuturnya.
Rachmat menilai, mengakui keunggulan lawan dan kekalahan diri sendiri merupakan tradisi politik yang baik. Kendati hasil tersebut belum resmi, para calon seharusnya tetap menahan diri.
”Saat ini memang terlihat politik yang teduh di Jember karena calon yang sementara kalah mengakui keunggulan calon yang menang. Namun, apabila nanti hasil resminya berbeda, bisa jadi politik di Jember kembali gaduh,” ujarnya.