Kerumunan pada Awal Tahun di Tegal, Tak Semua Warga Taat Protokol Kesehatan
Kerumunan masyarakat terpantau di sejumlah tempat keramaian di Kota Tegal, Jumat (1/1/2021). Kondisi tersebut sangat berbeda dengan kondisi Kamis (31/12/2020). Puluhan ruas jalan ditutup untuk membatasi pergerakan warga.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Suasana Kota Tegal, Jawa Tengah, di hari pertama tahun 2021 ramai. Sejumlah tempat publik, yang sehari sebelumnya sepi, mulai didatangi wisatawan. Kerumunan yang berpotensi memicu penularan Covid-19 tak terelakkan.
Berdasarkan pantauan, situasi di Kota Tegal pada Jumat (1/1/2021) ramai. Ratusan orang terpantau berkerumun di sejumlah titik seperti, Lapangan Tegal Selatan, di depan pintu masuk obyek wisata Pantai Alam Indah dan kawasan Taman Pancasila. Di antara para pengunjung, tidak semuanya memakai masker.
Di kawasan Taman Pancasila, sebagian pengunjung beralasan butuh hiburan di hari libur. Sebab, pada malam Tahun Baru, warga diimbau untuk tidak keluar rumah dan sejumlah jalan ditutup untuk membatasi pergerakan warga.
”Semalam, tempat keramaian dan jalan-jalan menuju pusat Kota Tegal ditutup, jadi tidak bisa ke mana-mana. Sebagai gantinya, jalan-jalannya hari ini saja,” kata Ali Musom (29), warga Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, saat dijumpai di kawasan Taman Pancasila, Jumat petang.
Meski tinggal di Kabupaten Tegal, Ali dan keluarganya mengaku sering berakhir pekan di Kota Tegal. Ali yang datang bersama istri dan anaknya yang berusia 10 bulan itu khawatir dengan kerumunan orang. Sejumlah upaya pun dilakukan untuk menekan risiko penularan Covid-19.
”Yang penting pakai masker sama cuci tangan. Kemudian, kalau sampai rumah langsung mandi. Semoga aman,” imbuh Ali.
Situasi Kota Tegal, Jumat, berbeda dengan Kamis (31/12/2020). Mulai Kamis petang-malam, tempat-tempat publik sepi. Puluhan ruas jalan yang ditutup dijaga petugas dan sejumlah penerangan jalan umum juga dimatikan untuk menghambat pergerakan masyarakat.
Menurut Kepala Polres Tegal Kota Ajun Komisaris Besar Rita Wulandari, tidak banyaknya kerumunan di malam Tahun Baru mengindikasikan masyarakat semakin menyadari bahaya Covid-19.
”Masyarakat luar biasa, mereka paham bahwa Covid-19 ini nyata. Sehingga, mereka memilih untuk tinggal di rumah dan tidak mendatangi tempat publik untuk berkerumun,” katanya.
Antusiasme
Untuk menekan potensi kerumunan, Pemerintah Kota Tegal memutuskan menutup semua obyek wisata di daerahnya mulai 31 Desember 2020-1 Januari 2021. Penutupan itu tidak mengurangi antusiasme masyarakat untuk tetap mendatangi tempat wisata.
Di Pantai Alam Indah, misalnya, Kamis petang, sejumlah orang terpantau beraktivitas di depan pintu masuk. Sebagian dari mereka melepas lelah setelah melakukan perjalanan dari luar kota.
”Saya tahu kalau Pantai Alam Indah ditutup. Tapi, saya pikir, siapa tahu tetap bisa menyelinap masuk,” kata Tuti (37), warga Slawi, Kabupaten Tegal.
Karena sudah telanjur menempuh jarak 20 kilometer dari rumahnya, Tuti memutuskan untuk tetap menikmati ”liburan kecilnya” di Pantai Alam Indah. Sembari memandang pantai dari luar gerbang, Tuti besesiapkan rta anak dan suaminya menyantap bekal makanan yang mereka dari rumah.
Cerita berbeda dituturkan Agus (57), wisatawan asal Banyumas. Agus yang datang bersama dengan teman dan anaknya itu mengaku tidak tahu perihal penutupan Pantai Alam Indah. ”Kami tidak tahu kalau ternyata tutup. Mungkin karena korona,”ujar Agus.
Hingga Jumat malam, kasus positif Covid-19 di Kota Tegal mencapai 2.186 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktifnya 299 kasus. Sebelumnya, Kota Tegal pernah mencatatkan lonjakan kasus setelah libur panjang dan cuti bersama akhir Oktober.
Jika rata-rata penambahan kasus harian pada masa itu 65 orang per hari, setelah libur dan cuti bersama, penambahannya 200 orang per hari.