Termasuk Pilot, Lima Perantau Sumbar Terdaftar di Manifes Sriwijaya Air SJ-182
Setidaknya lima perantau asal Sumatera Barat, termasuk pilot, terdaftar dalam manifes pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) sore.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Setidaknya lima perantau asal Sumatera Barat, termasuk pilot, terdaftar dalam manifes pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) sore. Keluarga perantau berharap badan pesawat dan penumpang tersebut bisa segera ditemukan.
Kepala Biro Kerja Sama, Pembangunan, dan Rantau Provinsi Sumbar Luhur Budianda, Minggu (10/1/2021), mengatakan, sejauh ini ada lima perantau atau warga keturunan Minangkabau yang terdata oleh biro. ”Data sementara adalah pilot dan kru ekstra, dan tiga penumpang,” kata Luhur, ketika dihubungi, Minggu siang.
Perantau yang terdaftar dalam manifes Sriwijaya Air SJ-182 tersebut, menurut Luhur, ialah pilot Afwan (Tanah Datar), kru ekstra Fadly Satrianto (Pesisir Selatan), penumpang Faisal Rahman (Tanah Datar), penumpang Asy Habul Yamin (Tanah Datar), dan Angga Fernanda Afriyon (Padang).
Atas kecelakaan pesawat tersebut, Luhur atas nama pemprov mengucapkan belasungkawa kepada keluarga para penumpang dan kru. ”Semoga para penumpang bisa segera ditemukan,” ujar Luhur.
Pantauan Kompas di rumah orangtua Angga Fernanda Afriyon (27) di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, Padang, Minggu siang, puluhan sanak saudara dan tetangga datang melayat. Keluarga Angga senantiasa menunggu kabar terbaru terkait keberadaan alumnus SMK Pelayaran Padang itu.
Ibnu Suhada (37), sepupu Angga, mengatakan, keluarga mendapat informasi pesawat yang ditumpangi Angga hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) sehabis waktu shalat magrib. Info yang pertama kali didapat dari keluarga ayah Angga di Jakarta kemudian ditelusuri di media sosial dan media massa.
Ibnu menceritakan, Angga adalah kapten kapal tongkang batubara di Jakarta dan kebetulan kapalnya sedang merapat di Pontianak, Kalimantan Barat. Angga yang sedang di Jakarta mendampingi istrinya bersalin anak pertamanya seminggu lalu, kemudian diminta atasannya segera ke Pontianak untuk perbaikan kapal.
Angga pun menumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC dari Jakarta ke Pontianak dengan jadwal berangkat Sabtu subuh. Namun, menurut Ibnu, jadwal keberangkatan pesawat anak kedua dari empat bersaudara pasangan Oyon-Afrida itu tertunda hingga Sabtu siang.
”Dia terakhir kontak dengan orangtuanya Jumat malam sekitar pukul 23.00. Ia hendak berangkat dari Jakarta ke Pontianak untuk kerja, tetapi sudah dibilang orangtuanya, ’Kok berangkat malam sekali? Kan, besok pagi bisa.’ Ternyata kemudian pesawatnya delay,” ujar Ibnu.
Ibnu menambahkan, kakak perempuan dan adik perempuan Angga yang menetap di Jakarta masih menanti informasi terbaru terkait kegiatan evakuasi. ”Seandainya Tuhan mengizinkan, kalau ditemukan, jasadnya dibawa ke Padang. Kalau bisa ada keajaiban, semoga Angga ketemu dalam keadaan hidup,” kata Ibnu.