Pelaporan Bisa Fleksibel, Jawa Tengah Kebut Vaksinasi Tahap I
Hingga Rabu (20/1/2021), sudah 6.884 dari 33.348 tenaga kesehatan di Kabupaten dan Kota Semarang serta Solo yang divaksin, atau 20,6 persen. Ada 285 orang yang tidak hadir dan 428 orang ditunda karena sejumlah alasan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Provinsi Jawa Tengah mengebut vaksinasi Covid-19 tahap I, yang dilaksanakan di tiga daerah, yakni Kabupaten dan Kota Semarang serta Solo. Lantaran terdapat sejumlah masalah dalam registrasi pada aplikasi, pendataan dan pelaporan kini lebih fleksibel, yakni dengan manual dan baru dilaporkan secara digital setelahnya.
Vaksinasi tahap I di Jateng telah dimulai Kamis (14/1), di berbagai fasilitas kesehatan, dengan sasaran tenaga kesehatan. Sebanyak 56.860 dosis vaksin telah dikirim ke Kabupaten dan Kota Semarang serta Solo, untuk total 33.348 tenaga kesehatan. Setiap tenaga kesehatan (nakes) disuntik vaksin sebanyak dua kali, dengan rentang 14 hari.
Kepala Puskesmas Miroto, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Dien Hasanah, Kamis (21/1/2021), mengatakan, berdasarkan sistem, dalam sehari puskesmas dapat melayani vaksinasi hingga 50 orang. Namun, untuk sementara, disesuaikan dengan nakes yang sudah terdaftar di aplikasi Primary Care (PCare) BPJS Kesehatan.
Upaya percepatan antara lain dengan terus menyosialisasikan kepada para nakes yang belum divaksin untuk segera registrasi. ”Selain itu, kami menambah jadwal layanan, dari sebelumnya Senin-Jumat, menjadi Senin-Sabtu atau enam hari kerja. Sekarang semua puskesmas (melayani vaksinasi) enam hari kerja,” ujar Dien.
Dien menambahkan, beberapa waktu lalu, data sejumlah tenaga kesehatan yang hendak divaksin sempat tidak muncul di aplikasi PCare. Namun, mereka tetap bisa menunjukkannya jika memang sudah terdaftar. Pada kasus seperti itu, didahulukan pencatatan manual, tetapi kemudian langsung dilaporkan daring sehingga tetap masuk pada sistem.
Kepala Puskesmas Ungaran, Kabupaten Semarang, Nugraha menuturukan, percepatan terus dilakukan, di antaranya, dengan tak membatasi jumlah vaksinasi per hari. ”Kami melayani sebanyak-banyaknya karena semakin cepat semakin baik. Namun, kami pasti akan mengatur teknis pelaksaannya (agar tak ada penumpukan),” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengemukakan, hingga Rabu (20/1/2021), sudah 6.884 dari 33.348 tenaga kesehatan di Kabupaten dan Kota Semarang, serta Solo yang divaksin, atau 20,6 persen. Ada 285 orang yang tidak hadir dan 428 orang ditunda karena sejumlah alasan, seperti kondisi kesehatan, sehingga belum memenuhi persyaratan.
Ia menargetkan, pada akhir pekan ini sudah 75 persen tenaga kesehatan di tiga daerah itu mendapatkan vaksin suntikan pertama. ”Ada relaksasi dalam registrasi dari yang tadinya harus online. Karena banyak masalah, rumit, dan lain-lain, sekarang bisa manual. Namun, tetap diinput setelahnya secara online. Diharapkan diinput pada hari yang sama, meski pada malam harinya,” ujar Yulinato.
Ada relaksasi dalam registrasi dari yang tadinya harus online. Karena banyak masalah, rumit, dan lain-lain, maka sekarang bisa manual. (Yulianto Prabowo)
Yulianto meminta semua fasilitas kesehatan mendukung percepatan dengan menambah kapasitas pelayanan vaksinasi per hari. Puskesmas setidaknya melayani 50 sasaran per hari, rumah sakit minimal 200 sasaran per hari, dan Balai Layanan Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) minimal 100 sasaran per hari.
Belum optimal
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan telah mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi dan diketahui sejauh ini belum optimal. Ia mencontohkan, di Puskesmas Ngaliyan, Kota Semarang, hanya 20 tenaga kesehatan yang divaksin pada Rabu (20/1). Sementara di Puskesmas Purwoyoso bahkan lebih sedikit dari itu.
”Maka, kami memang butuh mempercepat ini. Pak Kadinkes tadi saya minta menyiapkan konsep untuk melakukan percepatan-percepatan itu,” kata Ganjar.
Ia berharap seluruh fasilitas kesehatan bertanggung jawab atas suksesnya vaksinasi di tempatnya masing-masing. ”Kalau sudah selesai semuanya (tenaga kesehatan), maka bisa melayani masyarakat yang lain. Yang penting tenaga kesehatan di sini beres dulu, maka saya beberapa kali keliling untuk memastikan itu,” ucapnya, Rabu.