Pengamanan Tiga Daerah Rawan di Papua Diperketat Jelang Vaksinasi
TNI Angkatan Darat memperketat pengamanan di tiga kabupaten yang rawan gangguan keamanan di Papua. Tujuannya, pelaksanaan kegiatan pemberian vaksin Covid-19 oleh tenang kesehatan berjalan aman.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Komando Distrik Militer 1715/Yahukimo memperketat pengamanan di tiga daerah yang masuk wilayah teritorialnya jelang pemberian vaksin Covid-19. Tiga daerah yang rawan gangguan keamanan ini adalah Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo.
Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel (Inf) Christian Ireeuw di Jayapura pada Sabtu (6/2/2021) mengatakan, TNI akan membantu pihak kepolisian di tiga kabupaten. Tujuannya, agar pemberian vaksin bagi tenaga kesehatan berjalan aman.
Christian memaparkan, di Nduga masih terdapat kelompok kriminal bersenjata di bawah pimpinan Egianus Kogoya. Kelompok ini yang sering menyerang warga sipil dan aparat keamanan sejak tahun 2018.
Kemudian di Pegunungan Bintang terdapat kelompok kriminal bersenjata di bawah pimpinan Lamek Taplo. Kelompok ini terlibat empat aksi penembakan yang menyebabkan warga sipil dan aparat keamanan terluka sepanjang tahun 2020.
Sementara di Yahukimo tidak terdapat gerakan kelompok kriminal bersenjata. Namun, ada organisasi sayap dari kelompok tersebut, yakni Komite Nasional Papua Barat, yang sering terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
”Kami akan mengawal ketat proses pemberian vaksin Covid-19 di tiga daerah ini. TNI menjamin keselamatan para tenaga kesehatan yang bertugas dalam kegiatan vaksinasi,” kata Christian.
Ia menuturkan, Kodim I715/Yahukimo terus meningkatkan pengawasan protokol kesehatan di tiga kabupaten ini. Selain itu, jajaran Kodim 1715 juga menyosialisasikan manfaat pemberian vaksin di tengah masyarakat sehingga tidak ada penolakan dan bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Diketahui belum terdapat kasus Covid-19 di Nduga dan Yahukimo hingga kini. Sementara di Pegunungan Bintang baru terdapat satu pasien Covid dan telah sembuh sejak 2020.
”Kami terus bersinergi dengan aparat kepolisian dan pemda di Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo untuk pengawasan protokol kesehatan. Upaya ini untuk mencegah masuknya Covid ke tiga kabupaten ini,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengakui, faktor keamanan menjadi salah satu tantangan besar dalam pelaksanaan vaksinasi di sejumlah kabupaten.
Ia menyatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua tidak akan memaksa petugas apabila situasi keamanan tidak memungkinkan. Hal ini untuk mencegah insiden, seperti penyerangan dua tenaga kesehatan di Intan Jaya yang sedang melaksanakan sosialisasi pencegahan Covid-19, kembali terjadi.
Sekelompok orang tak dikenal menyerang dua tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 di Distrik Wandai pada 22 Mei 2020. Satu tenaga kesehatan dilaporkan meninggal dan rekannya luka berat dalam insiden ini.
”Kami tidak ingin insiden di Intan Jaya terulang kembali. Tenaga kesehatan harus bekerja di tempat yang aman saat memberikan pelayanan bagi masyarakat, " tutur Aaron.
Ia menambahkan, pemberian vaksin Covid-19 bagi tenaga kesehatan di Provinsi Papua baru tujuh daerah hingga Jumat kemarin. Total sebanyak 2.293 tenaga atau 11,88 persen tenaga kesehatan dari 19.305 pendaftar yang menerima vaksin tahap pertama.
Kami tidak ingin insiden di Intan Jaya terulang kembali. Tenaga kesehatan harus bekerja di tempat yang aman saat memberikan pelayanan bagi masyarakat.
Adapun tujuh daerah ini adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Merauke, Keerom, dan Kabupaten Mappi.
Persentase fasilitas kesehatan yang siap melaksanakan vaksinasi baru mencapai 50 persen. Baru 304 fasilitas yang siap melaksanakan vaksinasi dari total 614 fasilitas kesehatan di Papua.
"Penyebab vaksinasi masih rendah karena ada Pemda di kabupaten tersebut yang terkesan masih menyiapkan acara peluncuran vaksin perdana, seperti di Sarmi. Padahal, kami sudah melatih tenaga vaksinator dan mengirimkan vaksin ke daerah tersebut,” ungkap Aaron.
Diketahui kasus Covid-19 telah ditemukan 1 kota dan 21 kabupaten di Papua. Diketahui dari data Satuan Tugas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua hingga Jumat (5/2/2021) kemarin, angka kumulatif kasus Covid-19 mencapai 16.302 orang yang meliputi 14.023 orang sembuh, 1.974 orang dirawat, dan 305 orang meninggal dunia.
Adapun positivity rate Covid-19 di Papua mencapai 15,17 persen. Angka tersebut jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.