Awan Mendung di Puncak Hari Bahagia untuk Istri Pembunuh Wanita dalam Koper
Resepsi pernikahan yang diidamkan AL sirna karena suaminya jadi tersangka kasus pembunuhan perempuan dalam koper.
Hari Minggu (5/5/2024) seharusnya menjadi puncak kebahagiaan dalam hidup perempuan berinisial AL (27), warga Palembang, Sumatera Selatan. Hari itu, AL seharusnya melangsungkan resepsi pernikahan dengan sang suami, Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29).
Namun, mujur tak bisa diraih malang tak bisa ditolak, hari yang dinanti itu justru menjelma sebagai awan mendung karena Arif ternyata menjadi tersangka pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan dalam koper di Bekasi, Jawa Barat.
Gedung Auditorium Universitas Muhammadiyah Palembang tampak sepi saat Kompas berkunjung pada Minggu pukul 09.30. Padahal, menurut jadwal, gedung berwarna hijau itu akan menjadi saksi puncak kebahagiaan AL dan Arif yang telah melangsungkan akad nikah pada 10 Maret lalu. Ratusan undangan telah disebar untuk memeriahkan acara tersebut.
Salah satu pekerja di gedung itu, yang tidak bersedia menyebutkan namanya, mengatakan, tenda untuk resepsi tersebut telah dipasang sejak Senin (29/4/2024).
Tenda di samping gedung itu akan digunakan untuk menampung tamu kalau kapasitas di dalam gedung tidak mencukupi. Belakangan, karena tersiar kabar Arif menjadi tersangka pembunuhan, tenda itu akhirnya dibongkar pada Sabtu (4/5/2024) malam.
”Kami sudah curiga saat tenda dipasang lebih cepat. Seolah acara itu dibuat tergesa-gesa. Biasanya, tenda baru dipasang dua hari sebelum acara. Itu akhirnya terjawab setelah ada berita mempelai laki-laki menjadi tersangka pembunuhan wanita dalam koper,” ujar pekerja tersebut.
Tenda untuk resepsi tersebut telah dipasang sejak Senin (29/4/2024).
Sekitar pukul 11.15, sebuah mobil berwarna merah parkir di halaman gedung tersebut. Seorang laki-laki berusia lebih dari paruh baya menggunakan pakaian hitam bercorak batik cokelat dan berpeci hitam keluar dari mobil. Laki-laki yang belakangan diketahui bernama Zainal (71) itu tampak mengecek gedung tersebut.
Zainal bingung karena tidak ada tanda-tanda keramaian dan kegiatan di sekitar gedung tersebut. Dia coba bertanya kepada orang-orang di sekitarnya mengenai kepastian acara resepsi di sana sembari menunjukkan undangan digital yang ada di ponselnya.
”Acara resepsi ini di mana, ya? Kalau lihat jadwal dan lokasinya, harusnya resepsi ini dilaksanakan sekarang di sini. Tapi, kok tidak ada orang sama sekali, ya?” ujarnya bertanya.
Baca juga: Pembunuh Perempuan dalam Koper Ditangkap dengan Bantuan Kamera CCTV
Sejumlah orang menyampaikan kepada Zainal bahwa jadwal dan lokasi undangan itu tidak salah. Hanya, acara resepsi itu batal dilaksanakan karena mempelai laki-laki terjerat kasus pembunuhan perempuan dalam koper.
Sontak, Zainal kaget. Dia mengucapkan istigfar—ucapan memohon ampunan kepada Allah SWT dalam ajaran Islam—berulang-ulang sambil menghela napas panjang dan menunjukkan raut muka keheranan.
”Astagfirullah, saya tidak tahu sama sekali dengan berita ini. Baru ini saya mendengarnya. Keluarga pengundang juga tidak memberikan kabar bahwa acara resepsi ini dibatalkan,” kata Zainal yang berasal dari Kenten, Palembang.
Zainal mengaku sebagai sepupu ayah AL yang sudah wafat. Karena itu, Zainal berusaha bertandang ke rumah AL untuk memberikan dukungan moril kepada AL dan keluarganya. Dibantu oleh awak media, Zainal diantar menuju kediaman AL yang berada di Naga Swidak, Kelurahan 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang.
Di sana, Zainal langsung disambut oleh keluarga AL, sedangkan awak media tidak diterima. ”Mohon maaf bapak-ibu, kami belum bisa menerima rekan-rekan dari media karena kami masih berduka,” ujar seorang laki-laki yang merupakan kerabat AL saat meminta awak media meninggalkan kawasan rumah tersebut.
Baca juga: Ada Hubungan Asmara pada Kasus Pembunuhan Perempuan dalam Koper
Selang sepuluh menit kemudian, Zainal keluar dari rumah itu dan kembali berjumpa dengan awak media. Dalam perjalanan menuju mobilnya, Zainal menuturkan, AL belum bisa dijumpai karena belum bisa menerima kenyataan Arif terjerat kasus pembunuhan perempuan yang mayatnya ditaruh di dalam koper. Akan tetapi, AL dan keluarganya tidak tahu-menahu dengan kasus tersebut.
”Tadi, saya berusaha berjumpa AL untuk memberikan dukungan moril. Hanya saja, AL belum mau dijumpai. AL mengurung diri di kamarnya. Padahal, saya sudah memperkenalkan diri sebagai uwaknya (kakak sepupu dari ayah AL). Saya maklum AL belum mau berjumpa dengan orang-orang karena AL masih sangat trauma dengan peristiwa tersebut,” tuturnya.
Santun dan religius
Pada Minggu sekitar pukul 14.00, Kompas mencoba berjumpa dengan ketua RT setempat, sekaligus sepupu dari kakek AL, Muhammad Ali Rahman (64). Secara terbuka, Ali mengisahkan bahwa AL dan Arif telah menjalin hubungan asmara serius kurang lebih setahun terakhir.
AL mengenal Arif dari beberapa kali interaksi untuk keperluan pekerjaan di perusahaan tempat mereka bekerja. AL adalah karyawan kantor cabang Palembang di perusahaan itu, sedangkan Arif merupakan auditor di kantor pusat yang terletak di Jakarta.
Menurut Ali, AL dan keluarganya tertarik dengan kepribadian Arif yang sangat santun dan religius. Untuk itu, keluarga besar merestui saat AL dan Arif ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Baca juga: Perempuan Korban Pembunuhan Dibuang dalam Koper Juga Terjadi di Bali
AL dan Arif menikah pada peringatan hari ketiga wafatnya ibu AL yang bertepatan dengan dua hari sebelum bulan Ramadhan lalu. Mereka menikah di kediaman AL yang dihadiri keluarga terdekat.
Setelah itu, mereka memutuskan akan melangsungkan resepsi pernikahan pada Minggu ini. Undangan pun telah disebar kepada 200-300 anggota keluarga terdekat.
Menjelang hari resepsi, Arif bertolak ke Palembang menuju kediaman AL pada Jumat (26/4/2024). Ali menyebutkan, AL sempat menceritakan bahwa gelagat Arif agak berubah setelah sampai di Palembang. Arif dikabarkan tampak lebih religius.
Selama ini, Arif dikenal taat ibadah. Dia tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Namun, sejak tiba hingga menjelang hari penangkapan pada Selasa (30/4/2024), ibadahnya lebih giat dan khusyuk.
Bukan hanya shalat lima waktu, Arif pun menunaikan semua shalat sunah dan sering menangis saat shalat. AL pun sempat bertanya apakah Arif mengalami masalah. Namun, Arif menjawab tidak ada masalah apa pun.
Ternyata, pada Selasa (30/4/2024) malam, ada sejumlah petugas kepolisian datang ke kediaman AL untuk menangkap Arif guna mempertanggungjawabkan perbuatannya sebagai tersangka pembunuhan.
Baca juga: Saatnya Ciptakan Ruang Aman pada Perempuan
AL dan seluruh keluarganya, termasuk Ali, sangat kaget dengan penangkapan tersebut. Apalagi, Arif dikenal sebagai orang baik dan berasal dari keluarga baik-baik.
Dengan penangkapan itu, otomatis acara resepsi pernikahan AL dan Arif urung dilakukan. Kejadian itu sangat memukul mental AL sehingga AL sempat tidak mau makan dan minum, serta lebih banyak mengurung diri di kamarnya.
Apalagi, masalah itu menjadi pukulan ketiga dalam hidup AL setelah ayahnya meninggal karena dibunuh secara tragis oleh tetangga sekitar tiga tahun lalu dan ibunya baru saja wafat.
”Kami terus berusaha untuk menyemangati AL bahwa hidup tidak selamanya baik-baik saja, terutama dalam berumah tangga. AL diminta untuk mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Setidaknya, AL diberi petunjuk oleh Allah SWT mengenai perilaku asli suaminya sebelum menjalani biduk rumah tangga lebih jauh,” ujar Ali.
Kronologis kasus
Berdasarkan pemberitaan Kompas.id, Kepolisian Daerah Metro Jaya mengungkapkan, Arif membunuh kekasih gelapnya, Rini Mariany (50), di salah satu kamar hotel di Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/4/2024).
Semula, hubungan mereka adalah hubungan profesional sebagai rekan kerja di satu perusahaan. Arif adalah auditor di kantor pusat, sedangkan Rini kasir perusahaan di kantor cabang Bandung. Setelah Arif kerap datang untuk mengaudit kantor di Bandung, benih cinta di antara mereka perlahan tumbuh subur setidaknya dalam setahun terakhir.
Arif dan Rini pun memanfaatkan setiap kesempatan bertemu untuk memadu kasih, termasuk hubungan intim yang pertama kali terjadi pada Desember 2023. Pada Rabu (24/4/2024), Arif kembali bertandang untuk mengaudit kantor di Bandung. Dalam kesempatan itu, Rini meminta Arif menemaninya untuk melakukan agenda rutin menyetor uang perusahaan ke bank.
Sebelum menyetorkan uang tersebut, Arif dan Rini terpantau dari kamera pemantau (CCTV) menuju hotel dan masuk kamar pada pukul 09.51. Di dalam kamar, Arif mengaku, mereka sempat berhubungan seksual. Setelah itu, menurut Arif, terjadi percakapan di antara keduanya. Saat itu Rini mendesak minta dinikahi.
Baca juga: Pembunuh Perempuan dalam Koper Ambil Uang dari Korban untuk Tutupi Kejahatannya
Arif menolak permintaan itu karena menganggap hubungan keduanya hanya untuk bersenang-senang. Setelah Rini terus memaksa, tercetus ide dari Arif yang mengajak Rini menggunakan uang perusahaan yang dibawa Rini sebagai modal untuk mereka menikah.
Namun, Rini menolak menyelewengkan uang sebesar Rp 43 juta tersebut meskipun Arif menjamin akan bertanggung jawab. Saat menolak, Rini mengeluarkan perkataan yang menyinggung Arif.
Karena sakit hati dan emosi, Arif membenturkan kepala Rini ke tembok hingga pingsan. Setelah itu, Arif membekap mulut dan hidung korban selama 10 menit hingga tewas.
Kami terus berusaha untuk menyemangati AL bahwa hidup tidak selamanya baik-baik saja, terutama dalam berumah tangga.
Mengetahui Rini tewas, Arif menggunakan uang perusahaan yang dibawa Rini untuk membeli dua koper. Lalu, Arif menyimpan jasad Rini di dalam koper kedua berwarna hitam dengan posisi miring tertelungkup.
Sembilan jam setelah pertama kali masuk hotel, Arif keluar dari kamar dengan membawa koper tersebut. Dengan bantuan sang adik, Aditya Taufiqurrahman (21), Arif membuang koper itu di Jalan Inspeksi Kalimalang, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi.
Selain untuk membeli dua koper serta membayar hotel dan taksi daring, Arif menggunakan uang perusahaan itu untuk membeli tiket pesawat ke Palembang. Dia juga mengirim uang kepada ibunya sebesar Rp 7 juta, tetapi kemudian minta dikembalikan Rp 2 juta.
Uang yang tersisa, baik tunai maupun yang berada di rekening, tinggal Rp 36 juta. Uang itu disita kepolisian sebagai bagian dari barang bukti.
Tidak tahu
Setelah kasus itu terungkap, awalnya AL enggan memberikan keterangan kepada wartawan. Namun, Ali memberi masukan bahwa AL harus berbicara secara langsung kepada awak media walau hanya sekali demi meluruskan informasi terkait dirinya dalam kasus tersebut.
Setelah dibujuk berulang kali, AL akhirnya bersedia berbicara kepada awak media tertentu pada Sabtu (4/5/2024) petang. Kepada Kompas TV Palembang, AL mengungkapkan, dirinya tidak tahu sama sekali bahwa Arif menjadi tersangka pembunuhan perempuan dalam koper.
Akan tetapi, AL menyebutkan, selama di Palembang, Arif memang tampak gelisah. AL pun mencoba bertanya apakah ada masalah, tetapi Arif menjawab tidak ada apa-apa.
Oleh karena itu, saat Arif ditangkap, AL sempat tidak percaya kepada kepolisian. Sampai sekarang, AL pun masih tidak percaya terhadap peristiwa yang menimpa Arif. Terlepas dari itu, AL memastikan tidak tahu-menahu dengan kasus yang menimpa Arif, termasuk masalah uang yang diambil.
Kendati berat, AL berusaha keras untuk mengikhlaskan Arif yang harus menjalani proses hukum guna mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kini, kelanjutan rumah tangga mereka akan dibahas lebih lanjut oleh keluarga besar AL dan Arif.
”Saya sudah ikhlas suami ditangani kepolisian,” ujar AL dengan suara bergetar seolah menahan tangis.