Semangat dan Motivasi Bawa Leo Atasi Kelelahan Fisik
Semangat dan motivasi atlet bisa mengontrol dan menguasai tubuhnya untuk tampil maksimal dan menjadi juara. Hal itu ditunjukkan pebulu tangkis yunior Leo Rolly Cornando yang merebut dua gelar sekaligus di nomor ganda campuran dan ganda putra pada Kejuaraan Asia Yunior 2019.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semangat dan motivasi atlet bisa mengontrol dan menguasai tubuhnya untuk tampil maksimal dan menjadi juara. Hal itu ditunjukkan pebulu tangkis yunior Leo Rolly Cornando yang merebut dua gelar sekaligus di nomor ganda campuran dan ganda putra pada Kejuaraan Asia Yunior 2019.
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, motivasi tinggi membuat seseorang bisa mengatasi kelelahan fisik. ”Tentu tubuhnya harus dipelihara dengan asupan nutrisi, istirahat cukup, dan terapi. Namun, hal terpenting adalah semangat dan motivasi tinggi,” kata Fung di Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Kejuaraan Asia Yunior 2019 berlangsung di Suzhou, China, 20-28 Juli 2019. Laga dimainkan dalam format beregu campuran dan individu. Leo merebut juara ganda campuran berpasangan dengan Indah Cahya Sari Jamil dan ganda putra berpasangan dengan Daniel Marthin.
Secara keseluruhan, Leo menjalani 18 laga dalam sembilan hari kejuaraan. Pada kategori beregu campuran, Indonesia berada di peringkat kedua setelah kalah dari Thailand, 2-3.
Atas prestasinya, Djarum Foundation memberikan uang pembinaan Rp 60 juta dan lemari es Polytron kepada Leo/ Indah dan Leo/Daniel. Apresiasi juga diberikan kepada Kevin Sanjaya Sukamuljo atas kesuksesannya mempertahankan gelar Indonesia Terbuka bersama Marcus Fernaldi Gideon. Mereka mendapat bonus Rp 200 juta dan voucer Blibli senilai Rp 50 juta.
Leo mengatakan, dirinya berusaha menjaga pikiran positif untuk menguasai tubuhnya yang lelah. ”Saya berusaha bermain gembira dan menikmati pertandingan agar tidak terpikir kalau tubuh sudah lelah. Saya juga berusaha menjaga makan dan istirahat serta sudah terbiasa berlatih keras. Sebelum kejuaraan, saya berlatih 30 pertandingan,” ujarnya.
Leo mengatakan, kemenangan ini meningkatkan motivasinya menjadi juara. ”Saya ingin menjaga gengsi juara. Apalagi memasuki persaingan senior, tantangan lebih berat. Saya tidak boleh cepat puas dengan apa yang sudah saya raih,” kata pemain yang diharapkan mengikuti prestasi Kevin itu.
Percaya diri
Indah mengatakan, Kejuaraan Asia Yunior menempa mental dan rasa percaya dirinya untuk bermain lebih baik. ”Sekarang kalau main sudah tidak tegang seperti pertama kali bertanding. Dulu sering kepikiran kalau mau kejuaraan. Sekarang jadi lebih percaya diri,” kata Indah.
Leo/Indah menjadi juara Asia setelah mengalahkan wakil China, Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling, 16-21, 22-20, 22-20. Leo, yang juga turun di ganda putra bersama Daniel, juga harus berhadapaan dengan pemain China di final, yakni Di Zi Jian/Wang Chang. Laga berakhir dengan kemenangan Leo/Daniel 21-9, 15-21, 21-19.
Leo/Indah adalah jaura dunia yunior 2018. Tahun lalu, di Markham, Kanada, Leo/Indah menang atas senior mereka sesama pemain Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, 21-15, 21-9.
Setelah menjadi juara Asia, Leo/Indah kembali diuji untuk mempertahankan gelar juara dunia ganda campuran pada Kejuaraan Dunia Yunior 2019, 30 September-13 Oktober di Kazan, Rusia. Seperti di Kejuaraan Asia, Leo akan bermain rangkap pada nomor ganda campuran dan ganda putra berduet dengan Daniel.
Pelatih ganda putra David Yedija Pohan mengatakan, sejak awal Leo memang sudah bertekad tampil maksimal. ”Ketika saya tanya apakah dia capai, Leo mengatakan dirinya capai, tetapi dirinya berniat untuk menyelesaikan laga. Jawaban Leo membuat saya tenang,” kata David.
Meski sudah mengantongi gelar juara, David berharap anak didiknya tidak cepat puas. ”Leo harus tampil konsisten, jaga motivasi, dan tidak sombong. Harus membuka telinga untuk selalu mendengarkan nasihat dari pelatih dan pemain-pemain senior,” katanya.
Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin menuturkan, prestasi atlet-atlet Indonesia merupakan buah dari upaya panjang yang dilakukan PB Djarum dalam mencari bibit-bibit baru bulu tangkis Indonesia. ”Tidak ada jalan instan untuk mencetak seorang juara dunia. Semua melalui proses panjang dan berliku-liku,” katanya.