Meski minim rekam jejak di bidang olahraga, Zainudin Amali percaya diri dapat memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
Politisi partai Golkar, Zainudin Amali, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2019-2024. Suka olahraga dan berpengalaman mendirikan liga sepak bola mahasiswa era tahun 1980-an menjadi modal Zainudin memimpin Kemenpora.
Seusai dilantik, Ketua DPP Partai Golkar periode 2014-2019 ini tiba di kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019) pukul 14.15. Kedatangannya disambut sejumlah staf dan pejabat. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam memberikan jaket coklat dengan lambang Kemenpora kepada Zainudin Amali sebagai simbol penyambutan.
Sebelum bergabung dengan Kemenpora, Zainudin Amali menjabat Ketua Komisi II DPR dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu. Dia terpilih pertama kali menjadi anggota DPR mewakili Provinsi Gorontalo periode 2004-2009 serta tiga kali mewakili Provinsi Jawa Timur pada periode 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.
Penunjukan Zainudin sebagai Menpora cukup mengejutkan karena rekam jejaknya yang minim di bidang olahraga. Namun, dengan minimnya pengalaman, Zainudin percaya diri dapat memimpin Kemenpora. ”Saya senang olahraga. Saya senang berbagai olahraga,” katanya saat ditanya mengenai pengalaman di bidang olahraga.
Zainudin juga menambahkan, dirinya berpengalaman mendirikan liga sepak bola mahasiswa era 1980-an. ”Dulu saya pernah membentuk liga mahasiswa, mungkin sekarang sudah mati. Saya rasa, saya tidak terlalu asing memimpin olahraga,” katanya.
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo menaruh harapan agar prestasi olahraga Indonesia meningkat. Prestasi menempati peringkat lima besar Asian Games 2018 harus menjadi acuan. Selain itu, Zainudin juga mendapatkan mandat khusus untuk memperbaiki prestasi sepak bola.
”Beliau memberikan penekanan khusus bagaimana menata kembali sepak bola di Indonesia. Mengapa prestasi usia dini bagus, lalu memasuki usia senior tidak berprestasi. Saya akan bicara dengan stake holders terkait untuk membahas ini. Posisi pemerintah tidak akan intervensi terlalu jauh. Kami akan mengikuti regulasi, tetapi kalau ada yang tidak pas akan kami revisi,” ujarnya.
Zainudin menjelaskan, isu sepak bola krusial karena ini merupakan cabang olahraga masyarakat nasional dan internasional. ”Kita ini negara dengan 260 juta penduduk, masa tidak bisa menghasilkan timnas yang bagus. Jangankan di tingkat dunia dan Asia, bahkan di tingkat Asia Tenggara saja kita kalah dari negara-negara yang baru tumbuh, seperti Vietnam. Presiden mempertanyakan, apakah ini karena negara lain semakin maju, sementara kita stagnan atau malah kita tertinggal di belakang,” ujarnya.
Selain itu, Zainudin juga menegaskan bahwa ia akan memperbaiki tata kelola dan transparansi anggaran Kemenpora. Dengan cara ini, ia berharap agar kasus korupsi yang kerap menimpa Kemenpora tidak terulang lagi. ”Saya minta teman-teman mendoakan supaya tidak ada lagi kasus korupsi,” katanya.
Berdasarkan penelusuran Kompas, Zainudin Amali pernah dua kali dipanggil KPK untuk bersaksi terkait kasus suap. Pertama berkaitan dengan sengketa pemilihan kepala daerah yang membuat Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dihukum penjara seumur hidup. Kedua, terkait kasus korupsi di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang menyeret nama Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Waryono Karno.