logo Kompas.id
OlahragaFaathir Tebar Asa untuk...
Iklan

Faathir Tebar Asa untuk Menjadi Pelapis Eko Yuli

Prestasi gemilang diperlihatkan lifter muda Muhammad Faathir, yang mempersembahkan enam medali emas kelas 61 kilogram pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Yunior dan Remaja di Tashkent, Uzbekistan.

Oleh
Adrian Fajriansyah
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/He2u7BfMBjfNx37oDRDhrobt_4M=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG-20200216-WA0021_1581836521.jpg
DOKUMENTASI PB PABBSI

Lifter muda Muhammad Faathir (tengah) meraih medali emas kelas 61 kilogram pada Kejuaaraan Asia Angkat Besi Yunior dan Remaja di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (15/2/2020) malam.

TASHKENT, MINGGU — Lifter muda kelas 61 kilogram Muhammad Faathir menebar asa menjadi pelapis dan ahli waris prestasi lifter senior andalan Indonesia di kelas yang sama, Eko Yuli Irawan. Saat tampil pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Yunior dan Remaja 2020 di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (15/2/2020) tengah malam waktu setempat, lifter berusia 17 tahun itu berhasil meraih masing-masing tiga emas di kategori yunior dan kategori remaja.

Prestasi itu diraih lewat angkatan total 273 kg, terdiri dari snatch 119 kg dan clean and jerk 154 kg. Hasil itu pun membuat Faathir memecahkan dua rekor dunia remaja, yakni total angkatan dari 272 kg menjadi 273 kg dan clean and jerk dari 153 kg menjadi 154 kg.

”Faathir adalah generasi penerus yang luar biasa. Dia harus terus dijaga agar semakin terasa,” ujar pelatih angkat besi pelatnas PB PABBSI, Dirdja Wihardja, dari Tashkent, Minggu (16/2/2020).

https://cdn-assetd.kompas.id/UbeQ91SF2Ns1eP30ZGutNdj6xyI=/1024x842/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FIMG-20200216-WA0022_1581836695.jpg
DOKUMENTASI PB PABBSI

Lifter muda Muhammad Faathir (kanan) bersama pelatih Dirdja Wihardja memperlihatkan 6 medali emas yang diraihnya pada kelas 61 kilogram kategori yunior dan remaja pada Kejuaraan Asia Angkat Besi Yunior dan Remaja di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (15/2/2020) malam.

Manajer pelatnas angkat besi PB PABBSI, Alamsyah Wijaya, menuturkan, hasil yang dituai Faathir menjadi angin segar untuk angkat besi nasional. Dari delapan lifter yang berangkat ke Kejuaraan Asia Yunior dan Remaja kali ini, Indonesia sudah meraih sembilan emas, yakni tiga emas dari lifter kelas 49 kg putri yunior Windy Cantika Aisah dan enam emas dari Faathir.

Iklan

Indonesia juga meraih tiga perak dari lifter 55 kg putri yunior Juliana Klarisa, satu perak dari lifter 64 kg putri yunior Tsabitha Alfiah Ramadani, dan satu perunggu dari lifter 59 kg putri yunior Putri Aulia Andriani. Adapun tiga lifter lain, yakni M Yasin di kelas 67 kg yunior, Rahmat Erwin Abdullah di kelas 73 kg yunior, dan Rizki Juniansyah di 73 kg remaja baru bertanding pada Minggu malam ini.

”Secara keseluruhan, hasil mereka sudah sesuai harapan. Apalagi mereka baru masuk pelatnas lagi pada Januari 2020 ini,” kata Alamsyah.

Dari deretan lifter muda itu, Cantika dan Faathir menjadi yang prestasinya menonjol. Mereka bisa memecahkan rekor dunia di kelompok usianya. Khusus untuk Faathir, dia merupakan harapan untuk meneruskan prestasi juara dunia 2018, Eko Yuli. Apalagi mereka berlomba pada kelas yang sama.

”Faathir memang luar biasa, tapi tidak boleh cepat puas. Dia harus tetap rendah hati. Tetap harus dengar koreksi dan masukan pelatih,” tutur Alamsyah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono menyampaikan, pihaknya sangat berharap ada pelapis Eko Yuli. Ini sangat penting agar Eko Yuli tidak berjuang sendiri. Apalagi Eko Yuli sudah menginjak usia 30 tahun yang artinya sudah mendekati usia pensiun.

Kalau belum mendapatkan pelapis potensial ataupun sepadan, Indonesia akan kesulitan bersaing di kelas 61 kg selepas Eko Yuli pensiun. ”Sejauh ini, Faathir adalah atlet yang potensial untuk menjadi pelapis, bahkan pengganti Eko Yuli di masa depan. Tapi, kami tidak mau memaksa dia untuk berkembang terlalu cepat. Kasihan, dia masih sangat muda. Kami harus melatihnya dengan hati-hati dan bertahap agar dia bisa terus berkembang dengan baik,” ujar Djoko.

Sejauh ini, Eko Yuli tetap menjadi andalan Indonesia, termasuk untuk merebut medali di Olimpiade Tokyo 2020. Dia sudah memastikan tiket ke Tokyo karena duduk di peringkat kedua dunia dengan total angkatan 309 kg, snatch 140 kg, dan clean and jerk 169 kg.

Sementara itu, tiga lifter Indonesia lain yang punya peluang lolos Olimpiade 2020 masih berjuang untuk meraih tiket ke ajang empat tahunan itu. Tiga lifter itu adalah Cantika yang masih duduk di peringkat kedua dunia kelasnya, Deni di peringkat ke-10 dunia kelas 67 kg, dan Nurul Akmal di peringkat ke-20 dunia kelas 87 kg plus. Adapun lifter yang lolos ke Olimpiade Tokyo hanya yang berada di tujuh besar dunia.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000