Atalanta membenamkan Valencia 4-1 di pertemuan pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa, Kamis (20/2/2020) dini hari WIB, di Giuseppe Meazza, Milan. Kekalahan itu memperpanjang rekor buruk Valencia di Milan.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, KAMIS — Stadion Giuseppe Meazza di Milan, Italia, terbukti tidak bersahabat bagi klub Spanyol, Valencia. Kekalahan 1-4 dari Atalanta dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa, Kamis (20/2/2020) dini hari WIB, memperburuk rekor ”Los Ches” saat bertanding di stadion itu dengan enam pertandingan tanpa kemenangan.
Pada tahun 2001, Stadion Giuseppe Meazza atau San Siro itu menjadi saksi kegagalan Valencia merebut gelar Liga Champions pertama. Mereka tumbang dari tim raksasa Jerman, Bayern Munchen, dalam drama adu penalti. Setelah itu, ”Los Ches” empat kali bertemu Inter Milan di stadion yang didirikan pada Desember 1925 itu dengan rekor pertandingan sekali kalah dan tiga kali imbang.
Dalam pertandingan pertama babak perdelapanfinal Liga Champions Eropa, semalam, Pelatih Valencia Albert Celades menurunkan duet lini tengah Dani Parejo dan Geoffrey Kondogbia. Keduanya diturunkan guna meredam agresivitas lini tengah Atalanta yang dinakhodai Marten de Roon dan Remo Freuler.
Sepanjang 90 menit laga, permainan taktis Parejo dan Kondogbia terbukti mampu mengendalikan penguasaan bola lebih banyak dibandingkan tim tuan rumah. Sebanyak 52 persen penguasaan bola menjadi bukti Valencia berhasil menjaga ritme di lini tengah.
Namun, bola yang berada di kaki para pemain Valencia bisa diantisipasi dengan baik oleh para pemain ”Si Dewi”, julukan Atalanta, sehingga tidak memberikan ancaman berarti bagi gawang yang dikawal Pierluigi Gollini.
Sebaliknya, Atalanta mampu mengantisipasi titik kelemahan ”Los Ches” yang gagal menutup pergerakan dari sisi sayap pertahanan. Pergerakan Papu Gomez yang melebar di sisi kanan pertahanan Valencia menghadirkan gol pertama Atalanta yang dicetak Hans Hateboer pada menit ke-16. Hateboer mampu menyontek bola hasil umpan matang dari Gomez.
Gol kedua Atalanta, yang dicetak Josip Ilicic pada menit ke-42, juga berasal dari kegagalan bek Valencia meredam pergerakan Mario Pasalic di sisi kanan pertahanan tim Spanyol itu. Ilicic, yang berdiri bebas di luar kotak penalti, melakukan tendangan jarak jauh. Bola pun bersarang ke jala gawang Valencia yang dikawal Jaume Domencech.
Kelemahan lini pertahanan Valencia untuk melakukan gangguan serta menutup ruang menjadi penyebab Domenech harus memungut bola dari gawangnya untuk ketiga kali. Penetrasi Remo Freuler di menit ke-57 dari sisi kanan pertahanan disempurnakan dengan tendangan melengkung yang mengarah ke sisi kiri gawang Valencia.
Duka Valencia kian dalam setelah Hateboer lolos dari pengawalan bek Valencia di menit ke-62. Alhasil, pemain berkebangsaan Belanda itu bisa melakukan solo-run dari sisi kiri pertahanan ”Los Ches" dan mencatatkan namanya untuk kali kedua di papan skor laga itu.
Adapun Valencia hanya meraih satu gol hiburan dari gelandang Denis Cheryshev yang melakukan tendangan dari luar kotak penalti. Gol itu menjadi modal Valencia mengejar margin alias defisit tiga gol di Stadion Mestalla, Spanyol, 11 Maret nanti.
Celades kecewa dengan hasil akhir laga itu. Ia menilai anak-anak asuhannya itu memiliki banyak kesempatan mencetak gol. Setidaknya ada tiga atau empat peluang Valencia yang seharusnya berbuah gol di laga itu.
”Hasil pertandingan ini tidak adil untuk menggambarkan apa yang terjadi di dalam lapangan. Kami membiarkan mereka mendapat peluang. Pertandingan ini ditentukan kemewahan yang kita berikan dibandingkan peluang yang kami gagal maksimalkan, ” kata Celades dikutip laman resmi UEFA seusai laga itu.
Hal serupa disampaikan pula pencetak gol semata wayang Valencia, Cheryshev. ”Kami membiarkan mereka mendapatkan kesempatan (mencetak gol) dan mereka bisa memanfaatkannya. Kami perlu berpikir positif karena sepak bola selalu memberikan kesempatan balas dendam,” ujar pemain tengah tim nasional Rusia itu.
Gol terbanyak
Sebanyak empat gol yang diciptakan Atalanta di pertandingan semalam menggenapkan total 76 gol yang telah dihasilkan anak asuhan Gian Piero Gasperini itu di seluruh kompetisi. Statistik itu menjadikan Atalanta sebagai tim Liga Italia paling produktif.
Statistik itu menjadikan Atalanta sebagai tim Liga Italia paling produktif.
Gasperini menilai kemenangan itu sebagai raihan positif atas performa apik anak asuhannya yang berhasil mencetak empat gol. Meski demikian, ia berharap Gomez dan kolega bisa menjaga fokus lebih baik, terutama untuk mengantisipasi gol-gol di menit akhir.
”Saya ingin pasukan saya mencetak gol di Mestalla sehingga kami tidak menderita di sana. Sekarang bukan waktunya berpesta, saya ingin pesta yang sesungguhnya pada tiga pekan mendatang,” ujar mantan Pelatih Inter Milan itu.
Heteboer, pemain terbaik dalam laga itu, mengaku senang bisa mencetak dua gol. ”Kami masih perlu menghadapi pertandingan di Mestalla, tetapi malam ini istimewa,” kata bek berusia 26 tahun itu. (AFP)