logo Kompas.id
OlahragaDering Alarm Tim “Kuda...
Iklan

Dering Alarm Tim “Kuda Jingkrak”

Tes pramusim pertama hari ketiga berakhir mengecewakan bagi tim Ferrari. Mesin SF1000 yang digadang-gadang untuk menghentikan sepak terjang tim Mercedes ternyata mengalami kerusakan.

Oleh
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/VaGXAUu-_Bgr6wY86YjMsz7WJ-0=/1024x544/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FMOTOR-F1-BELGIUM_82659584_1567349394.jpg
REUTERS/FRANCOIS LENOIR

Pebalap tim Ferrari Charles Leclerc, pebalap tim Mercedes Lewis Hamilton, pebalap tim Alfa Romeo Kimi Raikkonen, pebalap tim Red Bull Max Verstappen berpacu di tikungan pertama Sirkuit Spa-Francorchamps, Belgia, 1 September 2019.

BARCELONA, JUMAT – Sebastian Vettel baru menyelesaikan 40 lap dalam 90 menit awal tes pramusim Formula 1 saat mobilnya berhenti di tikungan 12 Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, Jumat (21/2/2020). Scuderia Ferrari 1000 yang diklaim mengalami perubahan eksteme ternyata masih rentan rusak seperti SF90. Kendala ini menimbulkan keraguan Ferrari bisa mengalahkan Mercedes yang sangat meyakinkan dalam tiga hari tes pramusim pertama ini.

“Kami harus berhenti karena masalah mesin, penyebab pasti akan kami investigasi saat kembali di Maranello (markas Ferrari),” tulis pernyataan resmi Ferrari melalui akun media sosial.

Tes sesi pagi berakhir lebih cepat bagi tim Kuda Jingkrak. Ferrari memasang mesin baru dan Vettel kembali menjalani uji coba pada sesi siang. Namun, baru lima putaran menggunakan ban kompon medium C3, tes dihentikan sementara karena mobil pebalap Haas Kevin Magnussen terpelintir pada tikungan 7 dan berhenti di tepi lintasan. Pada awal sesi siang, Ferrari juga belum menunjukan mobil SF1000 memiliki kecepatan yang menjanjikan.

Namun, bos Ferrari Mattia Binotto menegaskan, sekarang timnya sudah lebih memahami potensi dan arah pengembangan mobil SF1000 berdasarkan data dari tes pramusim pertama ini. Data-data itu menjadi dasar untuk tes pramusim kedua juga di Barcelona, pada 26-28 Februari.

Binotto juga menilai, saat ini masih terlalu dini untuk mengatakan SF1000 sebagai mobil yang bisa mengalahkan Mercedes. Namun, dia optimsistis, jika melihat musim yang panjang dengan 22 seri balapan, SF1000 berpotensi menjadi mobil untuk mengalahkan Mercedes.

“Saya melihat Mecedes, dan Red Bull, sangat cepat dalam beberapa hari ini. Tetapi saya pikir kami akan menilai performa sebenarnya pekan depan atau di Australia,” ujar Binoto kepada Autosport, kemarin.

https://cdn-assetd.kompas.id/XprYhnw6NbjglVtu7ZqPbJQaJj0=/1024x659/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2FSpain-F1-Pre-Season-Testing_87443708_1582214954.jpg
AP PHOTO/JOAN MONFORT

Pebalap tim Ferrari, Charles Leclerc mencoba mobil baru yang akan digunakan di balapan Formula 1 musim 2020. Uji coba berlangsung ajang tes pramusim Formula 1 di Sirkuit Catalunya, Kamis (20/2/2020).

Dalam tiga hari tes pramusim pertama ini, Ferrari belum membuat catatan yang meyakinkan. Waktu lap yang dicetak oleh Vettel dan Charles Leclerc belum menunjukan mereka bisa bersaing dengan Mercedes, bahkan Red Bull yang agresif. Mereka memang mengubah pendekatan tes pramusim ini dengan mengeksplorasi perbaikan downforce, khususnya pada tikungan-tikungan lambat, yang menjadi masalah mereka musim lalu.

Perbaikan ini untuk mengimbangi Mercedes yang berinovasi pada sistem suspensi belakang sehingga mobil W10 bisa melewati tikungan lambat dengan cepat. Ferrari SF1000 sudah menunjukan perbaikan itu pada hari pertama dan kedua di mana Leclerc dan Vettel bisa lebih cepat melewati tikungan lambat. Namun, SF1000 belum menunjukan performa mesin seperti musim lalu, yang dinilai oleh pebalap Mercedes Lewis Hamilton SF90 lebih cepat setengah detik dibandingkan W10.

Iklan

Justru masalah keandalan mesin yang muncul dari SF1000 pada hari terakhir tes pramusim pertama. Ini kontras dengan atmosfer positif di tim Mercedes yang kemarin mencatatkan waktu tercepat melalui Valtteri Bottas pada sesi pagi dengan 1 menit 15,732 detik. Bottas memacu Mercedes W11 dengan ban berkompon paling lunak Pirelli C5. Ini sepertinya simulasi sesi kualifikasi dan hasilnya sangat mengesankan, unggul 1,3 detik dari pebalap kedua tercepat Esteban Ocon (Renault) dan 2,652 detik dari Vettel pada sesi pagi.

Pada sesi siang, Hamilton menegaskan performa W11 dengan mencetak waktu tercepat kedua menggusur  Ocon dengan catatan 1 menit 17,111 detik. Waktu lap Hamilton itu dibuat dengan ban C3 atau kompon medium. Dia kemdian menggunakan ban C4 yang lebih lunak, dan berpotensi memperbaiki posisinya. Saat berita ini diturunkan, tes sesi siang masih berlangsung.

Celah aturan

Performa Mercedes juga menegaskan kendala kelistrikan pada sesi siang tes hari kedua bukan masalah serius bagi tim “Panah Perak”. Mereka kembali dengan lebih meyakinkan yang semakin membuat posisi mereka sangat kuat di awal musim 2020 ini. Mercedes menjadi pusat perhatian dalam tiga hari tes ini, khususnya dengan sistem kemudi yang mereka namai Dual-Axis Steering (DAS). Sejumlah pebalap dan petinggi tim menilai, sistem kemudi ini bukanlah pengubah permainan maupun penentu kemenangan.

“Menurut saya itu (persaingan) lebih banyak bergantung pada (sistem) mobil secara keseluruhan. Saya bukan meremehkan, tetapi saya pikir ini bukan tiket untuk menang,” ujar Vettel dikutip laman resmi Formula 1.

https://cdn-assetd.kompas.id/_JlY9UROkF73fQNTox403r2jMAw=/1024x693/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F78454481_1557679133.jpg
GETTY IMAGES/MARK THOMPSON

Pebalap tim Formula Satu Mercedes, Lewis Hamilton, melajukan mobil W10 di tikungan pada Grand Prix Formula Satu Spanyol di Sirkuit de Barcelona-Catalunya, Barcelona, Minggu (12/5/2019). Hamilton finis tercepat dan meraih kemenangannya yang ketiga dari lima seri pertama musim ini.

Sistem kemudi DAS yang dikembangkan oleh Mercedes itu dipastikan dilarang pada musim 2021. Itu tertuang dalam draf aturan teknis tahun depan dalam pasal 10.5.2 yang berbunyi, “Penyelarasan kembali roda, sebagaimana ditentukan oleh posisi peralatan di dalam kabin dari kelengkapan suspensi yang relevan dan dengan jarak permanen satu dengan yang lainnya, harus ditentukan secara unik oleh fungsi monoton dari posisi rotasi setir tunggal.” Aturan ini diyakini merupakan respons dari apa yang diperoleh FIA selama korespondensi dengan Mercedes terkait DAS.

Mercedes pun yakin DAS tidak melanggar aturan pada 2020 ini, karena sudah diizinkan oleh FIA. Mereka mencari celah dari aturan untuk mengembangkan sistem kemudi yang bisa mengubah kelurusan roda dengan menarik dan menekan setir. Jonathan Noble dari Autosport menganalis sejumlah celah aturan yang dimanfaatkan oleh Mercedes. Aturan pada pasal 10.2.3 menyebutkan, “Tidak ada penyesuaian yang boleh dilakukan pada semua sistem suspensi ketika mobil bergerak.” Jika FIA melihat bahwa perubahan yang dilakukan pada sudut toe mengubah suspensi mobil, maka DAS akan melanggar aturan. Tetapi, pandangan FIA adalah DAS hanyalah cara lain menyetir roda-roda depan.

Demikian juga dengan aturan 10.4.1 yang mengatur tentang kemudi, “Semua sistem kemudi yang memungkinkan menyelaraskan kembali pada lebih dari dua roda tidak diizinkan.” Dalam sistem kemudi Mercedes, DAS hanya menyesuaikan toe roda depan sehingga tidak melanggar aturan itu. Juga tidak ada aturan yang melarang roda hanya bisa disetir pada satu sumbu, maupun kedua roda depan harus berubah pada sudut yang sama.

Aturan lain yang bisa dipenuhi oleh Mercedes adalah tidak ada sistem kemudi yang bekerja dengan sumber tenaga, kecuali hanya untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan untuk menyetir mobil. Ini seperti sistem power-steering pada mobil yang diizinkan untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan oleh pebalap untuk menyetir mobil. Selain itu, kolom setir juga harus lolos tes tabrakan. Menurut Crash, tes ini menggunakan proyektil seberat 8 kg yang ditembakan ke kolom kemudi dengan kecepatan 25 km/jam atau lebih, itu untuk memastikan sistem DAS cukup kuat saat tabrakan demi keamanan pebalap.

Sistem DAS ini dipastikan telah menjalani sejumlah tes karena menurut Bottas, ini proyek jangka panjang. “Saya sudah tahu tentang itu cukup lama. Ini bukan proyek yang cepat. Saya pikir pertama kami saya mendengar sesuatu tentang itu sekitar setahun yang lalu,” ujar pebalap asal Finlandia itu, seusai tes sesi pagi.

Saat ini, lanjut Bottas, dirinya sedang mempelajari DAS dan potensi yang bisa menguntungkan saat balapan. “Saya pikir dalam situasi tertentu, ini bisa sangat bagus (manfaatnya). Itu akan terlihat kemudian pada tahun ini di kondisi dan trek yang berbeda. Tetapi ini cukup mengesankan,” tegasnya. (ANG)

Editor:
Wisnu Aji Dewabrata
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000