Aldila Sutjiadi dan kawan-kawan meraih kemenangan 3-0 atas Uzbekistan dalam kejuaraan tenis beregu putri Piala Fed Grup I Zona Asia/Oseania di Dubai. Namun, Indonesia masih belum aman dari ancaman degradasi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
DUBAI, KAMIS — Target mengalahkan Uzbekistan tercapai dengan kemenangan 3-0 yang diraih Aldila Sutjiadi dan kawan-kawan dalam kejuaraan tenis beregu putri Piala Fed Grup I Zona Asia/Oseania. Dua kemenangan dari tiga pertandingan membuka peluang bertahan di grup yang sama, tetapi Indonesia tetap harus waspada pada dua pertandingan tersisa.
Diikuti enam tim, persaingan Grup I Asia/Oseania yang berlangsung di Stadion Tenis Dubai Duty Free, Dubai, Uni Emirat Arab, 3-7 Maret, berlangsung dalam format round robin. Dua tim teratas pada klasemen akhir lolos ke play off yang akan berlangsung April. Putaran ini membuka kesempatan untuk tampil dalam babak kualifikasi Final Piala Fed 2021, sedangkan dua peringkat terbawah klasemen akan turun ke Grup II Asia/Oseania.
Kemenangan atas Uzbekistan, pada Kamis (5/3/2020) malam hingga Jumat dini hari waktu Indonesia, menjadi kemenangan kedua setelah Indonesia menang atas Taiwan (2-1), Selasa, dan kalah dari China (0-3) keesokan harinya. Dua tim lain yang akan dihadapi adalah Korea Selatan, pada Jumat, dan India (Sabtu).
Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga, di bawah China, yang tak terkalahkan dalam tiga laga, pada puncak klasemen dan India di peringkat kedua. Indonesia dan India memiliki statistik menang kalah sama
(2-1).
Kapten tim Indonesia, Deddy Tedjamukti, seperti terdapat dalam media Tennis Indonesia, meski ada pada posisi ketiga, mengatakan, Indonesia belum aman dari ancaman degradasi. Taiwan, pada peringkat kelima dengan statistik menang-kalah 1-2, bisa menjadi ancaman jika memenangi dua laga tersisa dan Indonesia kalah. Seperti dikatakan Deddy, tak ada pilihan lain selain menang atas Korea Selatan.
Maksimal dengan materi minimal
Indonesia datang ke Dubai dengan hanya membawa tiga petenis, paling sedikit dari tim lain yang, masing-masing, diperkuat lima pemain. Dengan demikian, salah satu petenis harus tampil dalam dua pertandingan setiap harinya.
Namun, Aldila bersama dua rekan mudanya, Priska Madelyn Nugroho (16 tahun) dan Janice Tjen (17), menunjukkan tekad untuk mengerahkan semua kemampuan dalam setiap pertandingan. Priska dan Janice baru kali ini dipilih menjadi anggota tim Piala Fed dalam level senior. Keduanya juga belum memiliki peringkat internasional pada level tersebut.
Saat melawan Uzbekistan, Priska membuka kemenangan dengan mengalahkan Nigina Abduraimova, 6-0, 6-4. Setelah itu, Aldila memastikan kemenangan dengan mengalahkan Akgul Amanmuradova dalam laga ketat, 3-6, 7-5, 6-4.
Seperti diceritakan dalam laman resmi Piala Fed, kemenangan Aldila disambut sukacita Priska dan Janice. Mereka terlihat lebih antusias menyambut kemenangan seniornya yang masih kelelahan saat Priska dan Janice memeluknya di sisi lapangan.
Tak heran, ini karena kemenangan diraih Aldila setelah dia menggagalkan satu match point lawan. Keunggulan tersebut disempurnakan oleh kemenangan Priska/Janice atas Yasmina Karimjanova/Setora Normurodova, 6-1, 6-3.
”Tentu saja saya sangat senang bisa membuat Indonesia unggul, 2-0. Ini adalah turnamen yang ketat karena semua pemain yang hadir di sini sangat bagus, kami harus tampil maksimal setiap hari. Saya pun sangat bangga dengan tim dan semua yang membantu saya untuk tampil maksimal,” tutur Aldila, peraih medali emas ganda campuran Asian Games Jakarta Palembang 2018 bersama Christopher Rungkat.
Aldila juga memuji Priska yang selalu tampil maksimal. Dari dua penampilan pada nomor tunggal, Priska selalu menang.
”Saya senang dengan cara dia bermain hari ini. Tampil dalam Piala Fed level senior untuk pertama kalinya pasti memberi tekanan besar. Namun, Priska berpengalaman tampil dalam turnamen internasional. Dia adalah pejuang dan perempuan mandiri. Jadi, saya tak khawatir padanya. Tim ini sangat memerlukan dia,” kata Aldila.
Seperti Aldila, Priska termasuk salah satu dari sedikit petenis Indonesia yang rutin mengikuti turnamen internasional. Januari lalu, untuk pertama kalinya dia menjuarai Grand Slam di kategori yunior. Priska menjuarai ganda putri bersama petenis Filipina, Alexandra Eala yang masih berusia 14 tahun.
“Gelar juara Australia Terbuka memberi saya kepercayaan diri untuk mencapai hasil lebih tinggi. Tahun ini, saya menggabungkan turnamen yunior dan senior dalam agenda saya,” kata Priska.