Setelah menunda Piala Eropa 2020, UEFA kini juga menunda final kompetisi antarklub Eropa, terutama Liga Champions. Mereka juga belum mengumumkan format baru jika kompetisi antarklub Eropa itu dilanjutkan musim ini.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
NYON, SELASA — Asosiasi Sepak Bola Eropa atau UEFA akhirnya memutuskan menunda final Liga Champions dan kompetisi antarklub Eropa lainnya musim ini seperti Liga Europa dan Liga Champions Putri. Penundaan ini merupakan dampak terbaru pandemi Covid-19 yang masih memburuk di Eropa.
Final Liga Champions musim ini dijadwalkan berlangsung pada 30 Mei 2020 di Stadion Ataturk Olympic di Istanbul, Turki, sedangkan final Liga Europa dijadwalkan pada 27 Mei 2020 di Stadion Energa Gdansk, Polandia. Adapun final Liga Champions putri seharusnya juga berlangsung Mei mendatang.
Melihat situasi di Eropa yang tidak kunjung membaik, UEFA tidak mau mengambil risiko dan menunda final-final kompetisi antarklub tersebut. ”Belum ada keputusan mengenai perubahan jadwal terbaru,” tulis UEFA dalam pernyataan resminya, Senin (23/3/2020).
UEFA juga belum memberitahukan mengenai format kompetisi Liga Champions ataupun Liga Europa yang akan diterapkan dalam situasi darurat ini. Sejauh ini Liga Champions baru memasuki babak 16 besar.
Dari delapan laga babak 16 besar, baru empat laga di antaranya yang sudah selesai. Empat tim sudah lolos ke babak perempat final, yaitu Paris Saint-Germain, RB Leipzig, Atalanta, dan Atletico Madrid.
Namun, laga lainnya, seperti Real Madrid-Manchester City, Chelsea-Bayern Muenchen, Lyon-Juventus, dan Napoli-Barcelona, baru menjalani laga pertama dari dua laga yang harus dijalani.
Beberapa media di Eropa melaporkan bahwa format kompetisi Liga Champions akan dipangkas jika dilanjutkan. Sejak babak perempat final, format dua laga (kandang dan tandang) akan menjadi satu laga. Ketika memasuki babak semifinal (yang juga berformat satu laga), semua laga akan berlangsung di Istanbul hingga selesai.
”Itu semua bisa menjadi opsi. Kami memiliki banyak opsi berbeda tetapi saat ini terlalu dini untuk memutuskannya,” kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin.
Sama seperti publik, UEFA juga belum tahu kapan wabah Covid-19 akan berakhir dan sepakbola bisa kembali digulirkan.
Sama seperti publik, UEFA juga belum tahu kapan wabah Covid-19 akan berakhir dan sepakbola bisa kembali digulirkan.
Menunda momentum
Bagi sebagian klub, jika kompetisi ditunda, momentum yang mereka miliki juga tertunda. Beberapa klub, seperti Atletico Madrid, Atalanta, dan RB Leipzig, sedang dalam kondisi terbaiknya.
Atletico, misalnya, telah berhasil menyingkirkan sang juara bertahan, Liverpool, pada babak 16 besar. Atalanta juga mencatat sejarah baru setelah menyingkirkan Valencia, sedangkan RB Leipzig menjadi kuda hitam yang berhasil menyingkirkan sang finalis Tottenham Hotspur.
”Laga ini (kontra Liverpool) akan menjadi laga bersejarah. Saya sangat gembira karena kami sekali lagi menjadi salah satu dari delapan tim terbaik di Eropa (masuk perempat final),” ujar Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone.
Namun, gelandang serang Atalanta, Alejandro Gomez, kini menyesal meski timnya mencatat sejarah. Ia menganggap laga Atalanta melawan Valencia menjadi salah satu pemicu menyebarnya virus korona baru di Italia.
Sekitar 4.000 pendukung Atalanta dari Bergamo datang menyaksikan laga tersebut di Stadion San Siro di Milan, Italia.
”Awalnya kami kurang mendapat informasi dan kami anggap remeh situasi ini. Kami pikir ini hanya virus flu biasa dan kami menjalani kehidupan secara normal,” kata Gomez dikutip Football-Italia.
Tidak banyak yang bisa dilakukan warga Italia saat ini selain berdiam diri di rumah hingga wabah ini berakhir. (AFP/REUTERS)