Klub-klub menyambut positif kebijakan PSSI yang memberikan kewenangan merevisi kontrak pemain di masa penghentian kompetisi. Pembayaran gaji maksimal 25 persen dari nilai kontrak telah diterapkan klub-klub di bulan ini.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Klub-klub Liga 1 Indonesia mengikuti anjuran PSSI untuk menyesuaikan pembayaran gaji pemain dan anggota staf kepelatihan klub seiring penghentian sementara kompetisi musim 2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) keberatan dengan keputusan sepihak PSSI mengurangi hak pemain.
Salah satu klub Liga 1, Persebaya Surabaya, menghormati keputusan PSSI untuk menghentikan kompetisi hingga Juni. Persebaya juga berkomitmen menjalankan anjuran PSSI untuk membayar gaji pemain dan ofisial tim maksimal 25 persen dari nilai kontrak dalam periode Maret hingga Juni.
”Persebaya mengikuti keputusan PSSI itu. Situasi kini memang tidak diinginkan oleh semua pihak, mulai dari klub, pemain, dan ofisial tim. Akan tetapi, semua pihak harus menerima dan memahami kondisi saat ini,” kata Manajer Persebaya Candra Wahyudi, yang dihubungi di Jakarta, Minggu (29/3/2020).
Pada 27 Maret lalu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengeluarkan surat keputusan nomor 48/III/2020 terkait penentuan kondisi keadaan kahar (force majeure) terhadap Liga 1. Akibatnya, kompetisi yang baru berjalan tiga pekan itu dihentikan hingga Juni. Maka itu, paling cepat liga kembali dilanjutkan awal Juli mendatang.
Dampak dari keputusan itu, PSSI memberikan kewenangan kepada klub untuk melakukan penyesuaian terhadap pembayaran gaji pemain yang dibayar maksimal 25 persen dari nilai kontrak yang telah disepakati di awal musim. Skema pembayaran itu dilakukan untuk gaji bulan Maret hingga Juni.
Atas kondisi penghentian kompetisi itu, lanjutnya, Persebaya memperpanjang masa libur untuk para pemain. Pelatih Aji Santoso telah menyusun program latihan agar Hansamu Yama dan rekan-rekannya tetap menjaga kebugaran di rumah. Aji mewajibkan semua pemainnya untuk mengirimkan video latihan mereka via Whatsapp.
Adapun ketika kompetisi dihentikan, 15 Maret lalu, Persebaya baru menjalani dua laga di pekan ketiga Liga 1 2020. Tim berjuluk ”Bajul Ijo” ini hanya mengumpulkan satu poin sehingga sementara tertahan di peringkat ke-15 dari 18 kontestan liga itu.
Penyesuaian gaji pemain juga dilakukan rival Persebaya di Jawa Timur, yakni Arema FC. Manajer Umum Arema FC Ruddy Widodo mengatakan, pihaknya patuh terhadap seluruh hal yang telah diputuskan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengenai kondisi darurat kompetisi tahun 2020 akibat wabah virus korona baru.
Menurut dia, semua pihak harus bisa memahami kondisi sulit yang terjadi di seluruh dunia ini. ”Kami akan mengirimkan gaji ke rekening pemain dan ofisial sesuai dengan keputusan (PSSI) itu, Senin (30/3/2020) ini,” kata Ruddy.
Karena kompetisi dipastikan berhenti, Ruddy menuturkan, semua pemain dan anggota staf kepelatihan Arema FC diliburkan hingga setelah Idul Fitri, akhir Mei.
Sementara itu, Persita Tangerang, salah satu tim promosi Liga 1 2020, berharap PSSI menjelaskan secara rinci aturan pembayaran gaji pada masa libur kompetisi, Maret-Juni. Menurut Manajer Persita I Nyoman Suryanthara, setiap tim memiliki kondisi finansial yang berbeda sehingga pelaksanaan penyesuaian gaji itu bisa beragam dilakukan klub.
”Dalam kondisi penghentian kompetisi, pemasukan klub akan banyak berkurang. Alhasil, kami mengharapkan keterlibatan PSSI untuk memperjelas teknis penentuan persentase gaji yang akan diberikan selama masa darurat ini,” ucap Nyoman.
Terkait anjuran PSSI agar klub membayar gaji pemain maksimal 25 persen dari masa kontrak, Nyoman memastikan pihaknya akan melakukan konsolidasi internal lebih dulu untuk melakukan penyesuaian terhadap keputusan itu, terutama mengenai kontrak pemain.
Seperti tim lain, Persita juga telah memperpanjang masa libur pemain. Para pemain diwajibkan untuk mengirimkan video latihan mandiri kepada tim pelatih yang dipimpin Pelatih Widodo C Putro.
Dianggap sepihak
Secara terpisah, Presiden APPI Firman Utina menyayangkan keputusan PSSI yang secara sepihak mengambil keputusan terkait hak-hak pemain. Untuk itu, APPI telah mengirim surat kepada PSSI agar federasi mengkaji ulang keputusan itu dan melibatkan pemain dalam pembahasan gaji pemain.
Kami meminta PSSI mengikutsertakan kami sebagai perwakilan pesepak bola di Indonesia sebelum mengambil keputusan tentang status kompetisi yang berdampak kepada kontrak pemain. Sebab, perubahan kontrak kerja wajib dilakukan dengan kesepakatan antara klub dan pesepak bola.
”Kami meminta PSSI mengikutsertakan kami sebagai perwakilan pesepak bola di Indonesia sebelum mengambil keputusan tentang status kompetisi yang berdampak kepada kontrak pemain. Sebab, perubahan kontrak kerja wajib dilakukan dengan kesepakatan antara klub dan pesepak bola,” ujar mantan pemain yang 67 kali tampil bersama tim nasional Indonesia itu.
Menurut Firman, pembicaraan dengan melibatkan pemain adalah perwujudan dari fair (adil) dan respect (menghormati) yang menjadi nilai-nilai penting dalam sepak bola yang digariskan FIFA. Ia memastikan, APPI siap memberikan masukan sesuai dengan kondisi yang dialami para pemangku kepentingan sepak bola, terutama klub, sehingga keputusan yang diciptakan dapat diterima semua pihak.