Para pemain, manajer, dan staf pelatih Arsenal sepakat menjalani pemotongan gaji untuk mengurangi beban finansial klub. Sang manajer, Mikel Arteta, berperan besar sehingga aksi solidaritas ini bisa terwujud.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
LONDON, SELASA — Arsenal menjadi klub pertama di Liga Inggris yang mengumumkan pemotongan gaji para pemain, manajer, dan staf pelatih, Senin (20/4/2020). Langkah ini dilakukan untuk menghindarkan klub dari kerugian finansial akibat pandemi Covid-19.
Penundaan kompetisi Liga Inggris sejak pekan kedua Maret lalu membuat klub-klub kehilangan pendapatan dari hak siar televisi dan tiket penonton. Sementara mereka harus tetap mengeluarkan biaya operasional dan membayar gaji para pemain maupun staf. Kondisi ini dialami hampir semua klub di berbagai belahan dunia.
Krisis keuangan pun menguji empat klub-klub di Inggris. Mereka dihadapkan pada pilihan untuk tetap menanggung semua pengeluaran, tetapi mengalami kerugian sangat besar atau melakukan efisiensi dengan merumahkan sebagian karyawan.
Beberapa klub, seperti Tottenham Hotspur, Bournemouth, dan Liverpool, sempat memilih opsi merumahkan karyawannya. Kebijakan ini pun mendapat banyak kritikan karena para pegawai yang dirumahkan bakal mendapat bantuan uang dari pemerintah.
Klub-klub ini dinilai tidak memiliki empati di masa pandemi karena bantuan uang dari pemerintah itu seharusnya mengalir ke pihak yang lebih membutuhkan, seperti para tenaga medis. Setelah dikritik, klub-klub tersebut akhirnya membatalkan keputusan untuk merumahkan karyawan.
Mereka, yang mendapat gaji besar, rela kehilangan sebagian dari gajinya agar beban pengeluaran klub berkurang dan karyawan lainnya tetap bisa menikmati gaji.
Kini, Arsenal mengambil opsi lain yang lebih disukai publik, yaitu memotong gaji para pemain, manajer, dan staf pelatih. Mereka, yang mendapat gaji besar, rela kehilangan sebagian dari gajinya agar beban pengeluaran klub berkurang dan karyawan lainnya tetap bisa menikmati gaji.
Pendapatan tahunan para pemain, manajer, dan staf pelatih Arsenal akan dipotong sebesar 12,5 persen mulai bulan ini.
”Keputusan ini merupakan lanjutan dari diskusi yang positif dan membangun selama ini. Dalam pembahasan ini, ada keinginan yang begitu kuat dari para pemain dan staf untuk menopang keluarga Arsenal,” demikian pernyataan Arsenal yang dimuat pada laman mereka.
Sebelum keputusan pemotongan gaji ini diambil, diskusi antara pemain dan klub sudah berlangsung selama sekitar dua pekan.
Peran Arteta
Berdasarkan beberapa laporan, Manajer Arsenal Mikel Arteta merupakan sosok yang berpengaruh besar mendorong para pemain untuk mengambil keputusan ini. Manajer yang baru saja sembuh setelah terjangkit Covid-19 itu memberikan saran kepada para pemainnya melalui percakapan telekonferensi, Rabu pekan lalu.
Dalam pembahasan yang berlangsung antara pemain dan klub, terjadi kesepakatan terkait target yang harus dicapai jika musim 2019-2020 ini bisa dituntaskan.
”Jika berhasil mencapai target tertentu musim ini, terutama pencapaian di lapangan, klub akan membayarkan sejumlah uang (kepada pemain) seperti yang telah disepakati,” tulis Arsenal.
Meski tidak dijelaskan secara rinci, target yang dimaksud diperkirakan adalah lolos ke kompetisi Liga Champions Eropa musim depan. Saat ini, Arsenal masih berada di peringkat ke-9 dengan 40 poin.
Arsenal terakhir kali tampil di Liga Champions musim 2016-2017. Mereka berharap bisa tampil lagi di turnamen bergengsi antarklub Eropa itu untuk mendapatkan dua hal, yaitu prestise dan tambahan pendapatan klub.
Saat ini, biaya pengeluaran gaji Arsenal mencapai 230 juta pounds atau Rp 3,8 triliun. Namun, tanpa bisa tampil di turnamen elite seperti Liga Champions, Arsenal berpotensi mengalami kerugian besar. Direktur Arsenal Josh Kroenke, seperti dikutip The Telegraph, mengatakan bahwa Arsenal punya beban gaji setara tim-tim di Liga Champions terlepas mereka hanya tampil di Liga Europa saat ini. (AFP/REUTERS)