Kemenangan Chelsea atas Manchester City, 2-1, membuat laju Liverpool pada musim ini tidak bisa lagi dikejar. ”Si Merah” resmi menjadi juara Liga Inggris musim ini dengan tujuh laga tersisa.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Liverpool akhirnya bisa memastikan gelar juara Liga Inggris yang telah mereka nantikan selama tiga dekade atau sejak 1990. Kepastian itu mereka dapatkan setelah Chelsea mampu mengalahkan Manchester City, 2-1, di Stadion Stamford Bridge, Jumat (26/6/2020) dini hari WIB.
Kemenangan Chelsea membuat City tidak mampu lagi mengejar poin yang dimiliki Liverpool. Di klasemen sementara, Liverpool berada di puncak dengan 86 poin dan City hanya akan bisa mencapai poin maksimal 84 jika memenangi ketujuh laga tersisa.
Dengan demikian, Liverpool mencatat rekor baru sebagai tim yang meraih gelar juara tercepat dengan tujuh laga tersisa, sekaligus terlama karena belum pernah ada tim di Liga Inggris yang memastikan gelar juara pada bulan Juni.
Ini adalah momen yang begitu besar. Saya tidak pernah berpikir bakal seperti ini. (Juergen Klopp)
”Ini adalah momen yang begitu besar. Saya tidak pernah berpikir bakal seperti ini,” ujar Manajer Liverpool Juergen Klopp kepada Sky Sports. Ia mendedikasikan gelar juara ini kepada para legenda ”Si Merah”, terutama untuk Kenny Dalglish, manajer Liverpool yang mempersembahkan gelar juara pada 1990.
Klopp juga mempersembahkan gelar juara ini kepada Steven Gerrard, eks kapten Liverpool yang sangat berpengaruh tetapi belum pernah merasakan juara Liga Inggris hingga hengkang ke LA Galaxy pada 2015 untuk mengakhiri karier sebagai pemain. Klopp pun menegaskan gelar juara ini tidak bisa diraih jika para pemain dan staf tidak bekerja keras selama dua tahun terakhir.
Bersama timnya, Klopp menonton laga Chelsea versus City di hotel. Menurut Klopp, meski mereka hanya sebagai penonton, laga tersebut merupakan salah satu laga yang paling intens bagi mereka. Dari sisi permainan, laga itu sangat terbuka dan kedua tim sama-sama memiliki banyak peluang.
Chelsea unggul lebih dulu melalui gol yang diciptakan Christian Pulisic yang memanfaatkan kesalahan lini belakang City pada menit ke-36. Pulisic berlari membawa bola dari tengah lapangan tanpa bisa dihentikan.
City kemudian bisa menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas yang dilakukan Kevin De Bruyne pada menit ke-55. Namun, Chelsea mendapatkan tendangan penalti karena bek City, Fernandinho, menahan bola yang akan masuk ke gawang dengan tangannya. Fernandinho diganjar kartu merah dan penalti itu berhasil dilakukan oleh Willian.
”Saya tidak pernah mengatakan bahwa kami selalu menang,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola seusai laga tersebut. Ia pun mengucapkan selamat kepada Liverpool, tim yang ia nilai memiliki hasrat yang lebih besar dibandingkan dengan City.
Kini City tetap berada di peringkat kedua dengan 63 poin. Mereka sudah tidak bisa mempertahankan gelar juara Liga Inggris, tetapi masih bisa memburu trofi lainnya, yaitu Piala FA dan Liga Champions.
Manajer Chelsea Frank Lampard pun tetap mengapresiasi City pada musim ini. Ia mengatakan Liverpool maupun City telah mematok standar yang harus diikuti tim-tim lain di Liga Inggris. ”Mereka adalah dua tim terbaik di dunia. Sekali lagi selamat untuk Liverpool,” ujar Lampard.
Hubungan Chelsea dan Liverpool menjadi semakin unik. Pada April 2014, Liverpool gagal mengalahkan Chelsea dan gagal pula menjuarai liga. Laga itu menjadi aib bagi Gerrard karena ia terpeleset dan penyerang Chelsea, Demba Ba, dengan mudah mencetak gol. Kini, Chelsea ”membantu” Liverpool meraih gelar juara.
Pesta di Anfield
Kemenangan Liverpool ini pun tidak menghalangi niat para penggemar untuk tetap memadati Stadion Anfield dan berpesta. Satu setengah jam setelah kemenangan Chelsea itu, BBC melaporkan ada sekitar 2.000 penggemar Liverpool yang telah berada di Anfield. Mereka bernyanyi dan menyalakan flare di luar stadion.
Liverpool sebenarnya telah meminta para fans untuk tetap berada di rumah dalam situasi pandemi seperti ini. Namun, mereka tidak bisa menghalangi kebahagiaan yang telah terpendam selama tiga dekade. Polisi yang berada di Anfield pun tidak bisa membubarkan kerumunan.
Potensi adanya kerumunan inilah yang dikhawatirkan polisi jika Liverpool dan City tetap bertarung di Stadion Etihad, Manchester, pekan depan. Namun, laga itu bukan lagi menjadi laga penentuan karena Liverpool akan datang ke Manchester sudah sebagai juara. (AP/AFP/REUTERS)