Tiga pekan menjelang seri pertama MotoGP 2020, Andrea Dovizioso justru cedera retak tulang selangka kiri saat mengikuti kejuaraan motokros. Dovizioso berlomba dengan waktu untuk bisa tampil di Jerez pada 19 Juli.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
FAENZA, MINGGU — Andrea Dovizioso tumbuh di lintasan tanah dan aspal. Pebalap Ducati itu pun selalu menikmati motokros untuk mendukung performanya di MotoGP. Dia merasa bisa menjadi lebih kuat dan cepat setelah berlatih motokros dan kejuaraan nasional motor penggaruk tanah itu. Namun, kecelakaan saat lomba motokros di Sirkuit Monte Coralli, Faenza, Emilia Romagna, Italia, Minggu (27/6/2020), membuat Dovizioso terancam tidak bisa mengikuti seri perdana MotoGP di Jerez, Spanyol, pada 19 Juli.
”Ketika saya mendarat, ban belakang terpental dan saya terjatuh,” ujar Dovizioso kepada Paolo Ianeri, jurnalis La Gazetta dello Sport.
Kecelakaan itu menyebabkan cedera retak tulang selangka kiri Dovizioso. Dia menjalani operasi pada Minggu petang di rumah sakit Forli dan ditangani langsung oleh dr Giuseppe Porcellini yang pernah menangani cedera sejumlah pebalap MotoGP, termasuk Valentino Rossi. Dovizioso diharapkan bisa mengikuti balapan pertama MotoGP di Jerez de la Frontera, Spanyol, pada 19 Juli, karena cederanya tanpa pergeseran tulang.
”Beruntung, ini bukan retak terbuka, petang ini dia akan menjalani operasi dan pelat akan dimasukan ke bahunya untuk mempercepat pemulihan. Targetnya adalah dia bisa balapan di Jerez,” kata Direktur Olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti kepada GPOne.
Dengan jeda tiga pekan, Dovizioso memang berpeluang bisa kembali balapan. Namun, performanya belum akan bisa maksimal. Padahal, target utama pebalap berusia 34 tahun itu adalah meraih poin maksimal sejak awal musim. Dengan jumlah seri balapan yang lebih sedikit dan jadwal yang padat, kebugaran fisik pebalap menjadi sangat krusial. Apalagi, ada beberapa seri yang berlangsung dua kali dalam dua pekan beruntun.
Setelah seri pertama dan kedua di Jerez pada 19 dan 26 Juli, balapan akan bergeser ke Brno, Ceko, pada 9 Agustus. Seri keempat dan kelima akan berlangsung di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, pada 16 dan 23 Agustus. Sirkuit Misano yang bernama resmi Marco Simoncelli juga akan menggelar dua seri beruntun pada 13 dan 20 September. Ini merupakan jadwal kompromi supaya tidak bertabrakan dengan Formula 1 yang berlangsung di Monza pada 6 September.
Seri selanjutnya, kedelapan, berlangsung di Sirkuit Barcelona-Catalunya pada 27 September. Ini anomali karena Barcelona biasanya menolak menggelar balapan pada musim panas. Barcelona biasanya sangat padat wisatawan pada Agustus-September sehingga sulit bagi mereka mengelola balapan sekelas MotoGP dan Formula 1.
Seri kesembilan akan berlangsung di Le Mans, Perancis, pada 11 Oktober, disusul dua balapan di Aragon pada 18 dan 25 Oktober. Dua seri terakhir di Eropa berlangsung di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 8 dan 15 November.
Jika situasi dunia terus membaik, MotoGP bisa berlangsung di luar Eropa. Saat ini masih ada empat seri yang belum dibatalkan, yaitu Thailand, Malaysia, Amerika Serikat, dan Argentina. Balapan di luar Eropa akan dipastikan apakah berlangsung atau tidak pada 31 Juli.
Sebelumnya, Dovizioso menyatakan bahwa dua balapan beruntun menjadi tantangan baru pada musim ini. ”Balapan dua kali di sirkuit yang sama tetap menjadi teka-teki. Saya tidak bisa mengatakan siapa yang akan diuntungkan oleh ini dan siapa yang tidak,” ujar pebalap berusia 34 tahun tersebut.
Kini, bahkan sebelum balapan bergulir, Dovizioso sudah mengetahui jawaban dari dampak dua balapan beruntun itu. Jadwal padat itu tidak menguntungkan bagi pebalap yang cedera, seperi dirinya saat ini.