Sejak Liga Inggris kembali bergulir pertengahan Juni lalu, Manchester City selalu kalah di kandang lawan. Ketika tampil di Stadion Etihad, City mendadak mendapatkan kembali ketajaman dan gawang mereka sulit ditembus.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MANCHESTER, KAMIS — Manchester City pada musim ini punya tren buruk yang telah membuat mereka tidak bisa mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan bahkan menempel ketat Liverpool. Mereka berubah menjadi ”si jago kandang” yang hanya galak ketika tampil di Stadion Etihad seperti saat mengalahkan Newcastle United, 5-0, Kamis (9/7/2020) dini hari WIB.
Musim ini City telah menelan sembilan kekalahan dan hampir menyamai rekor kekalahan yang dialami City era kepemimpinan Manajer Manuel Pellegrini pada musim 2015-2016, yaitu menelan 10 kekalahan. Dari sembilan kekalahan itu, hanya dua kekalahan yang terjadi di Etihad, sedangkan sisanya terjadi di kandang lawan.
Tren buruk ini terlihat setelah kompetisi Liga Inggris kembali dilanjutkan pada pertengahan Juni lalu. Grafik penampilan City terlihat seperti jalur ”roller coaster” karena naik dan turun. Kemenangan dan kekalahan datang silih berganti membuat City ”baru” mengumpulkan 69 poin pada pekan ke-34. Pada pekan yang sama musim lalu, City sudah bisa memiliki 86 poin.
Sebelum kompetisi terhenti karena pandemi Covid-19, City bertandang ke kandang Manchester United dan kalah 0-2. Mereka lantas belum pernah menang lagi di kandang lawan setelah kompetisi dilanjutkan pada pertengahan Juni lalu. Uniknya, ketika tampil di Etihad, City terlihat begitu perkasa dengan gawang yang tidak bisa dibobol lawan.
Sejak Liga Inggris dilanjutkan kembali, City telah mengalahkan Arsenal, 3-0, dan Burnley, 5-0, di Etihad. Pada laga berikutnya mereka bertandang ke Chelsea dan kalah, 1-2. Namun, begitu kembali ke Etihad dan menjamu sang juara musim ini, Liverpool, City mampu menang telak, 4-0.
Pola kekalahan tandang terjadi lagi saat mereka berkunjung ke Southampton dan kalah 0-1. Mengikuti pola itu pula, City kembali berpesta gol saat menjamu Newcastle, Kamis ini.
Manajer Manchester City Pep Guardiola melihat tidak ada yang salah dengan penampilan timnya seperti yang terjadi di kandang Southampton ketika mereka tetap bisa mendominasi permainan dan menembak sebanyak 26 kali. Meski tampil inkonsisten, Guardiola menilai timnya masih tampil luar biasa dan tidak perlu diragukan lagi.
Guardiola masih tetap optimistis dan kini fokus menjalani empat laga tersisa dan memenangi dua kompetisi lainnya. City masih tampil di semifinal Piala FA dan laga kedua babak 16 besar Liga Champions. ”Kami akan kembali (untuk menjalani laga-laga selanjutnya) dengan cara yang berbeda,” kata Guardiola dilansir laman Manchester City.
Dalam empat laga berikutnya, City akan menghadapi tim-tim yang berada tidak lebih dari peringkat ke-15, seperti Brighton and Hove Albion, Bournemouth, Watford, dan Norwich City. Laga tandang terjadi di Brighton dan Watford. Pada dua laga tandang itu City perlu menghapus predikatnya sebagai jago kandang.
Peran David Silva
Kemenangan atas Newcastle terjadi berkat penampilan gemilang sang kapten tim, David Silva. Pemain asal Spanyol itu mencetak satu gol dan dua asis. ”Silva adalah seorang kompetitor ulung. Saya belum pernah melihat pemain seperti dia,” puji Guardiola.
Silva pada laga itu tetap bisa mempersembahkan penampilan terbaiknya sebelum berpisah dengan City pada akhir musim ini. Ia telah mengumumkan akan pindah ke klub setelah menjadi salah satu pilar penting City sejak 2010. Guardiola pun merasa Silva sudah selayaknya mendapat penghormatan yang besar.
Sayangnya, pandemi menjauhkan tim dengan para fansnya dan Guardiola punya sebuah rencana ketika para penonton sudah bisa mendatangi stadion. ”Dia suatu saat akan datang untuk menjalani laga perpisahan di depan para pendukung karena dia adalah seorang legenda,” kata Guardiola.
Silva baru membobol gawang Newcastle pada menit ke-65 melalui tendangan bebas. Namun, kepiawaian Silva mencium peluang gol sudah bisa dinikmati ketika laga baru berjalan 10 menit ketika ia memberi umpan silang kepada Gabriel Jesus untuk mencetak gol City yang pertama pada laga itu.
Gol terakhir City pada laga itu yang dicetak Raheem Sterling pada menit ke-90+1 juga lahir dari sentuhan ajaib Silva. Gelandang Newcastle Nabil Bentaleb ceroboh saat mengoper bola dan Silva memanfaatkannya dan kemudian mengumpankannya kepada Sterling.
”Kami sangat kecewa tetapi City jauh lebih bagus dari pada kami. Kami memberikan mereka ’hadiah’ berupa lima gol dan anda tidak bisa melakukan itu terhadap tim sekaliber mereka,” ujar Manajer Newcastle United Steve Bruce dikutip Chronicle Live. Newcastle saat ini berada di peringkat ke-13 dengan 43 poin. (REUTERS)