Pemain yunior membuat kejutan di laga tunggal putri Mola TV PBSI Home Tournament, Rabu (22/7/2020). Kejutan yang diberikan skuad pelatnas bulu tangkis berusia 18 tahun ke bawah itu membuat para pemain senior waspada.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak salah jika Gregoria Mariska Tunjung menyatakan tak akan meremehkan pemain-pemain yunior dalam persaingan tunggal putri Mola TV PBSI Home Tournament. Kejutan yang diberikan skuad pelatnas bulu tangkis Indonesia berusia 18 tahun ke bawah itu patut membuat para senior waspada.
Dua pemain yunior pada level pelatnas pratama memberi kejutan itu dengan mengalahkan senior mereka yang berlatih di tim elite, pelatnas utama. Keduanya adalah Ester Nurumi Tri Wardoyo (15), dan Komang Ayu Cahya Dewi (17).
Ester, sebagai pemain termuda dalam skuad tunggal putri pelatnas, bahkan, menaklukkan dua seniornya pada hari pertama persaingan Grup N di pelatnas bulu tangkis Indonesia, Cipayung, Jakarta, Rabu (22/7/2020). Kemenangan atas Choirunnisa dan Asti Dwi Widyaningrum membuat satu-satunya pemain yunior pada Grup N tersebut menjadi pemain pertama yang lolos ke perempat final di grupnya. Ester menang 21-17, 21-16 atas Choirunnisa dan 21-10, 21-10 atas Asti.
Komang, yang juga menjadi pemain termuda di Grup P, memimpin klasemen dengan dua kemenangan, salah satunya atas unggulan kedua, Fitriani, 21-13, 21-19, pada pertandingan Rabu sesi pertama. Di sesi kedua, pemain berusia 17 tahun itu menang dalam persaingan sesama pemain yunior melawan Aisyah Sativa Fatetani.
Diikuti 16 pemain, kompetisi tunggal putri turnamen internal pelatnas bulu tangkis Indonesia ini dimulai dalam babak penyisihan yang dibagi dalam empat grup. Dua peringkat teratas dari setiap grup berhak tampil pada perempat final. Berlangsung setiap Rabu-Jumat untuk setiap nomor, sejak 24-26 Juni, tunggal putri menjadi nomor terakhir yang dipertandingkan.
”Saya bermain tanpa beban melawan senior, hanya berusaha menampilkan kemampuan terbaik saya,” ujar Ester yang menjawab pertanyaan Tim Humas PBSI dengan lugu seusai mengalahkan Choirunnisa. Keluguannya itu tergambar dengan jawaban-jawaban pendek ketika ditanya.
Namun, di lapangan, adik dari pemain tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo itu tampil ”garang”. Karakter permainan menyerang, melalui smes, drop shot silang, serta backhand smash, menyulitkan kedua seniornya. Ester juga pintar membuat lawannya pontang-panting dengan penempatan bola yang sulit dijangkau.
Sebagai pemain yunior, pemain asal PB Exist Jakarta ini masih sering memperlihatkan kecerobohan, seperti dalam servis dan pengembalian servis. Namun, Ester setidaknya telah memperlihatkan satu jiwa yang harus dimiliki atlet, tak takut kepada siapa pun lawan.
Itu pula salah satu faktor yang diharapkan pelatih tunggal putri pelatnas pratama, Minarti Timur, diperlihatkan anak-anak asuhnya. ”Turnamen ini menjadi kesempatan yang bagus bagi pemain untuk menimba pengalaman karena melawan senior. Saya berharap mereka bisa main maksimal, menunjukkan semangat juang yang tinggi,” katanya.
Ester menjadi salah satu dari sembilan tunggal putri yunior di pelatnas. Berdasarkan usia, pemain kelahiran 26 Agustus 2004 ini menjadi yang termuda. Prestasi terbaik pemain peringkat ke-200 dunia tunggal putri yunior itu adalah ketika tampil dalam final Kejuaraan Asia Yunior 2019 di Surabaya, Jawa Timur, untuk kategori U-17.
Dalam turnamen yunior Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Ester tampil pada level tertinggi, yaitu turnamen Grand Prix Pembangunan Jaya Raya 2017, pada kategori U-15.
Tahun ini, dia makin intens bersaing dengan pemain elite yunior lainnya pada Grand Prix Belanda dan Jerman meski tersingkir pada babak-babak awal. Dia kalah pada babak kedua dalam kedua turnamen tersebut.
Tak hanya Ester dan Komang, Tasya Farahnailah, Saifi Rizka Nur Hidayah, dan Putri Kusuma Wardani juga tampil baik. Putri, peringkat kelima dunia yunior, meraih dua kemenangan dan akan berebut posisi juara Grup M dengan seniornya, Gregoria Mariska Tunjung, pada Kamis.
Adapun Tasya dan Saifi, yang masing-masing satu kali menang, akan memperebutkan satu tiket perempat final dari Grup O untuk mendampingi Ruselli Hartawan dengan dua kemenangan. Tiga pemain yunior, ditambah Stephanie Widjaja yang telah dua kali kalah, bergabung dalam grup ini.
Dalam pernyataan sebelum dimulainya turnamen tunggal putri, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti berharap, sekaligus memprediksi, akan terjadi kejutan. Menurut dia, hal itu dimungkinkan terjadi karena tak banyak pemain senior yang memiliki kemampuan menonjol. Atas dasar itu, pemain-pemain yunior pun berpeluang besar mengalahkan mereka dan itu telah terjadi pada hari pertama.