Johann Zarco bukan unggulan di Brno. Mantan juara Moto2 itu jarang mampu bersaing dengan para pebalap elite. Namun, saat para pebalap Ducati melempem, ia justru bisa mematahkan dominasi Fabio Quartararo di kualifikasi.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BRNO, SABTU — Johann Zarco menjadi anomali bagi para pemacu Ducati yang masih mengalami masa sulit hingga seri ketiga MotoGP di Sirkuit Brno, Ceko. Pebalap tim Reale Avintia Ducati yang memacu motor Desmosedici 2019 itu justru mampu meraih posisi start terdepan, mengalahkan pemuncak klasemen Fabio Quartararo, pebalap andalan Petronas SRT Yamaha, Sabtu (8/8/2020). Zarco berpotensi merusak peluang Quartararo untuk meraih kemenangan ketiga beruntun di awal musim 2020 ini.
Posisi start terdepan ini menjadi yang keenam bagi Zarco di MotoGP. Dia terakhir kali meraih pole position di Malaysia pada 2018. Pencapaian ini juga menjadi yang pertama bagi Ducati setelah Motegi dua tahun lalu. Ini menjadi angin segar bagi Ducati yang mengalami masa sulit di awal musim ini. Para pebalap andalan di tim pabrikan, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci, kehilangan performa akibat setelan motor yang belum sesuai. Petrucci akan start dari posisi kedelapan, sedangkan Dovizioso jauh di belakang, pada posisi ke-18.
Kondisi yang sama dialami oleh pebalap tim satelit Pramac Ducati, Jack Miller. Dia belum bisa memaksimalkan keunggulan kecepatan Desmosedici seperti saat di Jerez. Pebalap asal Australia itu start dari posisi ke-14. Sementara rekan setim Miller, Francesco Bagnaia, yang menunjukkan perbaikan performa pada seri kedua di Jerez, justru mengalami kecelakaan pada sesi latihan Jumat. Bagnaia cedera tulang kering kaki kanan dan harus menjalani operasi sehingga absen di Brno serta kemungkinan besar seri keempat di Austria.
”Saya senang sekali meskipun saya tidak bisa memercayai saya bisa meraih pole position hari ini. Saya tampil bagus sejak Jumat dan dengan kedua ban baru saya bisa banyak memperbaiki waktu lap saya. Itu bagus untuk bisa langsung ke Q2 dan kemudian berharap meraih hasil bagus di kualifikasi. Saya tampil bagus di FP3 dan langsung ke Q2, yang menjadi suatu kepuasan,” ujar Zarco.
”Tetapi, kemudian di kualifikasi ban yang sudah terpakai mulai sliding sedikit lebih banyak dan saya tidak bisa cepat seperti yang saya lakukan pagi ini. Dengan ban kedua, saya mulai bisa menjaga jarak dengan pebalap yang saya ikuti di grup yang bagus dengan Morbidelli, Valentino, Petrucci, dan Binder, dan dengan itu, saya bisa memastikan daya cengkeram ban belakang saya bagus, dan saya langsung melaju dan menghasilkan waktu lap,” ujar pebalap berusia 30 tahun itu kepada MotoGP.
”Ini bagus untuk balapan besok, tetapi pace belum yang terbaik untuk meraih juara, tetapi saya akan melihat banyak hal dan saya akan mempelajari motor ini dan memperbaiki diri saya,” ujar Zarco yang mengakui bahwa pengendalian akan sangat penting karena ban akan semakin aus seiring lap yang dijalani.
Degradasi ban belakang yang terlalu cepat menjadi masalah utama para pebalap Ducati. Akibatnya, mereka tidak bisa memaksimalkan kemampuan motor mereka. Bahkan, di Brno yang banyak trek lurus, para pemacu Desmosedici belum mampu mendominasi seperti musim-musim sebelumnya. Justru para pebalap Yamaha yang mampu tampil konsisten dengan meraih posisi start dari baris depan. Dua pebalap Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, meraih posisi start kedua dan ketiga untuk balapan, pada Minggu (9/8) ini, mulai pukul 19.00 WIB.
Quartararo gagal meraih posisi start terdepan seperti dua seri sebelumnya. Dia juga terjatuh saat melakukan time attack pada akhir Q2. Namun, start dari posisi kedua membuka lebar peluang Quartararo untuk memimpin balapan hingga finis. Jika bisa berada terdepan seusai tikungan pertama, pebalap berusia 22 tahun itu berada di jalur kemenangan ketiga beruntun untuk menyamai pencapaian Kenny Roberts pada 1980.
”Sangat senang pada akhirnya yang terpenting adalah berada di baris depan. Tetapi, sayangnya Cal (Crutchlow) terjatuh di depan kami, dan ada bendera kuning, menurunkan kecepatan dan berusaha lagi, tetapi saya terlalu melebihi limit (sehingga terjatuh),” ujar Quartararo yang kini memimpin klasemen pebalap dengan 50 poin.
Mengetahui limit pengendalian motor sangat penting untuk balapan supaya tidak terlalu memaksakan motor pada kondisi aspal yang bergelombang. Ini melengkapi strategi Quartararo yang akan membalap dengan agresif di lap-lap awal untuk memimpin balapan dan memperlebar selisih waktu dengan pebalap lainnya. Untuk itu, dia akan sering melakukan pengereman keras saat memasuki tikungan. Yamaha YZR-M1 memiliki keunggulan pada kestabilan melewati tikungan dengan kecepatan tinggi. ”Di trek ini kita tahu bahwa kondisinya sangat jelek, lintasan kondisinya sangat jelek, aspalnya. Saya senang (meskipun terjatuh) karena saya merasakan limitnya dan itu bagus,” tegas Quartararo.
Namun, balapan kali ini juga bisa menjadi milik Morbidelli yang pada Jumat memiliki pace lebih bagus dibandingkan dengan Quartararo. Ini menjadi modal kuat bagi Morbidelli untuk meraih kemenangan di Brno karena Quartararo mengakui masih belum puas dengan performa ban yang tidak konsisten.
”Ya, saya sangat senang dengan yang terjadi akhir pekan ini. Kami bekerja dengan sangat baik akhir pekan ini. Tetapi, ada kecelakaan kecil di FP4 dan saya sedikit kehilangan feeling pada ban depan sehingga saya harus menunggu, termasuk time attack pertama (saat kualifikasi), saya harus menunggu untuk kembali lagi. Tetapi, untungnya, pada kesempatan kedua, saya merasa bagus dengan ban depan, dan saya mendapatkan kembali feeling serta saya bisa mencetak lap yang bagus. Kami akan berusaha melakukan start yang bagus dan balapan yang bagus,” ujar Morbidelli.
Pebalap tim pabrikan Yamaha yang dalam dua seri pertama selalu finis di posisi kedua, Maverick Vinales, akan start dari posisi kelima di belakang pebalap Aprilia, Aleix Espargaro. Sementara pebalap KTM, Pol Espargaro, yang sempat menjadi yang tercepat pada awal Q2, start dari posisi keenam diikuti rekan setimnya, Brad Binder, Petrucci, Joan Mir (Suzuki), dan Valentino Rossi (Yamaha) di posisi ke-10. Dengan posisi start ini, peluang Rossi meraih podium ke-200 pada akhir pekan ini menjadi tipis. Padahal, pada sesi FP3 dia sempat tampil bagus dengan menempati posisi kelima.