Gelar MVP dalam Genggaman Giannis, Harden, dan LeBron
Perebutan MVP NBA musim ini akan diperebutkan oleh Giannis, Harden, dan LeBron. Ketiga nama itu telah dikerucutkan dari semua pemain terbaik di liga.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, MINGGU — NBA baru saja mengumumkan finalis pemain terbaik (Most Valuable Player/MVP) pada musim ini. Tiga finalisnya adalah Giannis Antetokounmpo dari Milwaukee Bucks, James Harden dari Houston Rockets, dan LeBron James dari Los Angeles Lakers.
Seperti diprediksi sebelumnya, Giannis dan LeBron masuk menjadi kandidat final peraih MVP musim 2019/2020. Keduanya pantas berada di posisi itu karena berkontribusi membawa timnya memuncaki klasemen wilayah masing-masing.
Harden menjadi kuda hitam dalam nominasi gelar MVP. Harden yang menjadi pemain tersubur di liga (34, 3 poin per gim) mampu menggugurkan nama-nama lain, seperti Chris Paul (Thunder) dan Luka Doncic (Mavericks).
Dari kandidat itu, Giannis sebagai pemegang gelar sebelumnya paling diunggulkan memenangi MVP lagi musim ini. Dari sisi individu, dia bisa mencatatkan double-double, 29,7 poin, dan 13,7 rebound. Sementara itu, sang pemain asal Yunani juga membawa Bucks menghasilkan rekor terbaik di liga hingga saat ini (55-14).
Statistik menggambarkan Giannis tidak tergantikan di Bucks. Dalam 100 penguasaan, setiap dia dicadangkan, Bucks tertinggal rata-rata 4 poin. Ketika bermain, timnya justru rata-rata unggul 16 poin.
Performa individu LeBron juga tak kalah mentereng. Pemain dengan koleksi 4 gelar MVP ini pun mencatatkan double-double 25,3 poin dan 10,3 asis. Perbedaannya, LeBron lebih unggul dalam hal asis karena perannya berganti menjadi fasilitator pada musim ini.
Peran LeBron sebagai pemimpin di Lakers juga sangat vital. Dalam 100 penguasaan, Lakers tertinggal 1,4 poin jika dia tidak di lapangan. Ketika dia bermain, Lakers rata-rata unggul 10 poin. Meski begitu, perannya tidak sepenting Giannis. Sebab, dia memikul beban tim bersama rekannya, Anthony Davis.
”LeBron sebelumnya sukses di Wilayah Timur yang dianggap lebih mudah. Ketika itu, semua orang ragu apa jadinya jika dia keluar dari zona nyaman itu. Sekarang, dia berhasil membuktikan membawa Lakers di Wilayah Barat. Apa lagi yang membuatnya tidak pantas mendapatkan gelar MVP?” ucap legenda hidup NBA Charles Barkley kepada ESPN.
Pengamat ESPN, Stephen A Smith, menilai, narasi tentang seorang LeBron terlalu dibesarkan. Sebab, pemain ini tetap bisa membawa timnya bersaing di usia 35 tahun. Padahal, peran LeBron kalah penting dengan Davis dari segi kontribusi.
”Biasanya, seorang fasilitator tidak pernah dianggap lebih berarti daripada pencetak skornya. Lalu karena sekarang LeBron yang memerankan sebagai fasilitator, semua orang melihat dia sangat istimewa. Kita tidak melihat bagaimana pentingnya peran Davis,” kata Smith.
Penilaian MVP yang diambil dari pemungutan suara memang sangat subyektif. Sering kali pemain memenangi gelar karena unggul dalam statistik, tetapi tak jarang narasi yang lebih kuat membuat pemain diunggulkan. Adapun penilaian musim ini hanya akan diambil berdasarkan penampilan sebelum liga dihentikan karena pandemi Covid-19.
Selain gelar MVP, NBA juga mengumumkan finalis dalam lima kategori penghargaan individu lain, mulai dari Rookie of the Year, Defensive Player of the Year, Sixth Man of the Year, Most Improved Player, dan Coach of the Year.
Giannis, di samping MVP, juga masuk menjadi finalis pemain bertahan terbaik atau Defensive Player of the Year. Dia akan bersaing dengan center Utah Jazz, Rudy Gobert, dan forward Lakers, Davis.
Debutan terbaik atau Rookie of the Year mengerucut pada tiga nama, yaitu Ja Morant (Grizzlies), Zion Williamson (Pelicans), dan Kendrick Nunn (Miami Heat). Morant diunggulkan memenangi gelar ini karena sang pemain fenomenal, Williamson, jarang tampil akibat cedera. (AP)