Serena Williams akan kembali bertanding di turnamen WTA Lexington, Kentucky, Amerika Serikat, 10-16 Agustus. Riwayat kesehatan terkait paru-parunya membuat Serena sangat berhati-hati.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
KENTUCKY, SABTU — Setelah lima bulan melewati masa ”pertapaan”, Serena Williams akan kembali bertanding. Riwayat kesehatan terkait paru-parunya membuat Serena sangat berhati-hati untuk bertanding di turnamen WTA Lexington, Kentucky, Amerika Serikat, 10-16 Agustus, pada masa pandemi Covid-19.
”Saya membawa sekitar 50 masker dan menjaga jarak pada orang lain dengan cukup jauh dalam perjalanan ini. Saya sangat-sangat berhati-hati. Semua yang berada dalam ’gelembung Serena’ sangat terlindungi. Meski sangat senang bisa bertanding kembali, kesehatan sangat penting,” kataya dalam konferensi pers secara virtual dari Kentucky, Sabtu (8/8/2020) waktu setempat.
Kehati-hatian dan kegelisahan petenis dengan 23 gelar Grand Slam itu dilatarbelakangi oleh kondisi ketika melahirkan putrinya, Olympia, September 2017. Serena mengalami penggumpalan darah dan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru yang mengurangi kapasitas paru-parunya.
”Kapasitas paru-paru saya tidak penuh, jadi saya tak tahu apa yang akan terjadi jika terinfeksi virus. Sebenarnya saya yakin akan baik-baik saja, tetapi saya tidak mau mencari informasinya,” kata petenis berusia 38 tahun itu.
Maka, demi menjaga kesehatannya, Serena pun bagai ”bertapa” ketika turnamen tenis internasional dihentikan sejak pertengahan Maret karena pandemi Covid-19. Dia sangat menghindari keluar rumah untuk latihan.
Namun, untuk mengurangi kecemasan, dia menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan bersama suaminya, Alexis Ohanian. Mereka membuat tempat latihan kebugaran di rumah, di Florida. Alexis pun membuatkan lapangan tenis untuk Serena.
Mereka juga aktif menyuarakan keadilan ketika AS diramaikan tindakan kekerasan polisi kulit putih terhadap warga berkulit hitam. ”Dalam situasi pandemi, semua orang harus ’beristirahat’. Jadi, rasanya sangat menarik melihat cara kami bertanding kembali,” kata Serena yang terakhir kali bertanding pada kejuaraan beregu Piala Fed Cup, AS melawan Latvia, Februari.
Dalam WTA Lexington, ajang baru dalam kalender turnamen putri, Serena menjadi satu-satunya petenis berperingkat 10 besar dunia. Dia akan bersaing dengan peserta yang sebagian besar merupakan petenis tuan rumah, termasuk kakaknya, Venus Williams. Venus, yang berhadapan dengan Victoria Azarenka pada babak pertama, bisa menjadi lawan Serena di babak kedua. Adapun Serena akan melawan sesama petenis AS, Bernarda Pera, pada laga pertama.
Menghadapi turnamen pertama setelah beristirahat, setidaknya selama lima bulan, Serena dan Azarenka akan tampil dengan pola pikir terbuka. ”Anda dapat berlatih untuk waktu lama, tetapi atmosfernya tidak sama ketika kita tampil dalam pertandingan. Saya tak berharap apa-apa di Lexington ini karena baru tampil sekali di Charleston, AS. Turnamen di sana tanpa penonton, itu merupakan adaptasi untuk turnamen tenis yang ’baru’,” tutur Azarenka, juara Australia Terbuka 2012 dan 2013.
Turnamen Charleston yang disebutkan Azarenka adalah turnamen ekshibisi yang digelar pada 23-28 Juni. Turnamen diselenggarakan dengan protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Selain tak ada penonton, petugas lapangan hanya ada satu wasit dan satu pemungut bola. Semua partisipan menjalani tes kesehatan setiap hari.
Protokol yang ketat juga akan dilakukan dalam Grand Slam AS Terbuka di Flushing Meadows, New York, 31 Agustus-13 September, yang akan diikuti Serena. Asosiasi Tenis AS (USTA) membuat ”gelembung” lingkungan terbatas dan terkontrol untuk petenis, tim, dan staf panitia, salah satunya dengan memilih hotel tertentu untuk tempat tinggal mereka.
Pergerakan petenis dan timnya akan diawasi petugas keamanan selama 24 jam, termasuk jika memilih tinggal di rumah sewaan. Pelanggaran atas peraturan USTA akan diberi sanksi denda, pencabutan kartu akreditasi, dan diskualifikasi, tak hanya bagi petenis, tetapi juga bagi tim pendukungnya.
Meski keputusan kembali ke turnamen merupakan keputusan sulit, Serena direncanakan tampil dalam turnamen tanah liat di Eropa yang akan digelar setelah AS Terbuka. Puncak dari turnamen tanah liat itu adalah Grand Slam Perancis Terbuka, 27 September-11 Oktober.
”Jika itu (turnamen tanah liat) berlangsung, rasanya saya akan tampil di sana,” kata Serena. (AP/REUTERS)