Quique Setien butuh sentuhan magis Lionel Messi untuk membantu Barcelona melaju di Liga Champions musim ini. Untuk itu, Setien mencoba berdamai dengan sang kapten demi mengeluarkan performa terbaik ”El Barca”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, MINGGU — Keberhasilan Barcelona melaju ke babak perempat final Liga Champions tidak lepas dari meredanya perbedaan pendapat antara sang kapten, Lionel Messi, dan pelatih Quique Setien. Kemenangan atas Napoli di babak 16 besar membuat Barcelona mampu menembus babak perempat final dalam 13 musim beruntun. Meski begitu, ”El Barca” harus segera membenahi segala kekurangan karena akan menghadapi Bayern Muenchen dalam perebutan satu tiket ke fase empat besar.
Messi kembali membuktikan diri sebagai sang penyelamat Barcelona. Satu golnya dan sebuah pergerakannya yang menghasilkan penalti mampu menyempurnakan kemenangan ”El Barca”, 3-1, atas Napoli di Stadion Camp Nou, Minggu (9/8/2020) dini hari WIB. Barcelona meraih tiket ke babak 8 besar dengan keunggulan agregat 4-2.
Melalui satu gol itu, Messi telah mencetak 27 gol di babak 16 besar Liga Champions. Selain itu, Napoli juga menjadi tim ke-35 yang menjadi korban gol ”La Pulga”, julukan Messi. Secara total Messi telah mencatatkan 142 penampilan di Liga Champions, yang setara dengan jumlah penampilan legenda hidup Real Madrid, Raul Gonzalez.
Berbeda dengan laga-laga terakhir di Liga Spanyol, dalam laga melawan Napoli, Messi bermain dengan mobilitas tinggi untuk bergerak di seluruh area pertahanan Napoli. Messi tidak lagi ditugaskan untuk menopang duet penyerang Luis Suarez dan Antoine Griezmann. Sebaliknya, Setien menciptakan pola permainan agar Suarez dan Griezmann mampu membuka ruang agar Messi mampu bergerak lebih leluasa.
Menurut Marca, pola permainan itu sesuai dengan hasil pembicaraan empat mata antara Messi dan Setien yang dilakukan setelah Barcelona merampungkan laga pamungkas Liga Spanyol musim ini, 19 Juli lalu. Inisiatif komunikasi itu dilakukan Setien setelah tidak pernah lagi berbicara dengan sang megabintang sejak kompetisi terhenti Maret lalu.
Sebelumnya, Messi secara terang-terangan mengkritik pola permainan Setien setelah kekalahan Barcelona dari Osasuna di pekan ke-37 Liga Spanyol, 17 Juli. Messi menilai, permainan Barca di era Setien tidak cukup untuk mendapatkan gelar juara.
Setien pun lega mampu membawa Barcelona lolos ke babak perempat final. Menurut dia, kemenangan atas Napoli diraih setelah anak asuhannya mampu memberikan penampilan terbaik.
”Kami yakin mampu bermain lebih baik jika mampu menunjukkan kemampuan kami yang sesungguhnya. Saya paham Barca adalah tim terbaik di dunia, seperti Bayern atau Real Madrid, yang bisa memenangi pertandingan dengan memanfaatkan satu detail kecil di pertandingan,” ujar Setien seusai laga melawan Napoli, Minggu.
Pekerjaan rumah
Dalam laga melawan Napoli, Barcelona masih menyimpan sejumlah pekerjaan rumah, terutama kegagalan lini pertahanan ”Blaugrana” untuk menutup pergerakan pemain lawan demi mendapatkan ruang tembak. Sepanjang 90 menit, Napoli mampu menghasilkan 18 tembakan, sedangkan ”El Barca” hanya melakukan 7 tembakan.
Hanya saja perbedaan kualitas pemain depan membuat Barcelona mampu lebih unggul dari Napoli. Kelemahan di lini belakang itu tidak boleh terjadi ketika menghadapi Bayern Muenchen di babak perempat final karena ”Die Roten” memiliki penyerang tajam, yaitu Robert Lewandowski.
Selain itu, Barcelona memang memiliki penguasaan bola lebih baik dari Napoli dengan perbandingan 52 persen kontra 47 persen. Namun, penguasaan bola itu lebih banyak berkutat di wilayah pertahanan Barcelona sendiri. Permainan penguasaan bola yang diterapkan Setien lebih fokus untuk menunda tempo permainan dan selama mungkin menjauhi bola dari pemain Napoli.
”Dengan keunggulan di papan skor, kami tidak bisa terlalu banyak mengambil risiko. Kami berusaha menjaga bola karena kami tahu mereka memiliki serangan cepat yang dapat menghukum kami,” kata Setien.
Luis Suarez mengakui, timnya masih perlu memperbaiki banyak hal agar mampu menumbangkan Bayern di babak perempat final. Bayern adalah tim dengan rekor menyerang yang terbaik di Liga Champions musim ini. Bayern merupakan tim yang memiliki jumlah gol terbanyak dengan 31 gol, lalu menciptakan peluang terbanyak dengan 184 kali tembakan, yang 77 tembakan di antaranya mengarah ke gawang.
”Melawan Bayern dalam laga yang ditentukan dalam satu pertandingan membuat semua hal mungkin terjadi. Mereka adalah salah satu kandidat juara, begitu pun dengan kami,” kata Suarez yang telah menghasilkan tiga gol dan tiga asis di Liga Champions musim ini.
Tertajam
Sementara itu, Bayern tengah dalam kondisi penampilan terbaik. Kemenangan telak 4-1 atas Chelsea tidak hanya membuat ”Die Roten” unggul agregat 7-2, tetapi juga memperpanjang rekor 18 kemenangan beruntun di seluruh ajang musim ini.
Catatan gol dalam 18 pertandingan itu cukup fantastis, yakni 3,1 gol per laga atau Bayern telah mencetak 56 gol. Tidak hanya tajam dalam menyerang, pertahanan Bayern juga kokoh karena baru kebobolan 13 gol dari 18 laga terakhir.
Salah satu sosok menakutkan di Bayern ialah Lewandowski yang telah mencetak 13 gol di Liga Champions edisi 2019-2020. Dalam laga melawan Chelsea di Stadion Allianz, Lewandowski menciptakan dua gol dan dua asis.
”Kami akan selalu menyerang, mencetak gol, dan bersenang-senang. Kami selalu ingin menguasai ritme dan tempo permainan sejak menit pertama,” kata Lewandowski yang telah menyumbangkan 56 gol dari 44 laga bersama Bayern musim ini.
Sementara itu, Pelatih Bayern Hans-Dieter Flick mengatakan, skuadnya langsung fokus mempersiapkan diri untuk melawan Barcelona di Stadion Da Luz, Lisabon, Portugal, Sabtu (15/8/2020) dini hari WIB.
”Bayern tidak hanya fokus pada Messi, kami akan mewaspadai semua pemain Barcelona. Kami akan menunjukkan kekuatan kami lagi, memberikan fokus 100 persen, dan menampilkan kualitas terbaik di pertandingan,” ujar Flick yang telah mempersembahkan gelar Liga Jerman dan Piala Jerman.
Kepada Sky Sports, legenda sepak bola Jerman, Lothar Matthaus, menilai Bayern telah menampilkan permainan yang jauh lebih baik dibandingkan Barcelona di musim ini. Meski begitu, ia menyatakan, seluruh tim harus mampu menjaga fokus karena laga perempat final hingga final hanya ditentukan dalam satu pertandingan.
”Agar Barcelona menang, saya pikir Bayern harus melakukan banyak kesalahan dan melakukan beberapa hal buruk,” ucap Matthaus yang meraih 19 trofi ketika membela Bayern pada periode 1984-1988 dan 1992-2000. (AFP/AP)