Binder Buah Investasi Panjang KTM
Brad Binder jarang mendapat sorotan dibandingkan Alex Marquez, sesama pebalap pendatang baru di ajang MotoGP. Namun, pebalap asal Afrika Selatan itu kini akan terus dalam sorotan setelah memenangi balapan seri Ceko.
BRNO, MINGGU — Brad Binder sudah diincar oleh KTM sejak masih berkiprah di ajang Moto3 bersama tim Red Bull KTM Ajo pada 2015. Talentanya semakin terasah di kelas Moto2 sehingga meyakinkan KTM untuk menjadikan dirinya tulang punggung proyek jangka panjang di MotoGP mulai musim 2020. Tiga seri bergulir, rookie berusia 24 tahun itu telah mempersembahkan kemenangan pertama bagi KTM di kelas tertinggi itu di Brno, Ceko, Minggu (9/8/2020).
Ini pencapaian yang istimewa karena Binder menjadi rookie pertama yang memenangi seri balapan setelah Marc Marquez pada 2013 di Austin, Amerika Serikat. Dia juga menjadi pebalap Afrika Selatan pertama yang meraih podium tertinggi di kelas paling elite itu.
”Jujur, saya kehilangan kata-kata. Ini mimpi saya sejak anak-anak dan mimpi itu menjadi kenyataan hari ini. Saya sangat merindukan orangtua saya yang selalu mendukung saya mulai dari awal, terima kasih kepada semua orang yang mendukung saya untuk mewujudkan mimpi menjadi kenyataan,” ujar Binder yang sewaktu kecil awalnya ingin menjadi pebalap motokros kepada MotoGP.
Pencapaian Binder ini menjadi titik terang bagi KTM untuk melanjutkan proyek jangka panjang mereka di MotoGP dengan lebih optimistis. KTM sempat diguncang ketidakpastian akibat kepergian pebalap seniornya, Pol Espargaro, ke Honda mulai musim 2021.
KTM sekali lagi menemukan jalan keluar pada Binder, seperti saat tim pabrikan asal Austria itu kehilangan Johann Zarco sebelum musim 2019 selesai. Binder, yang awalnya dikontrak untuk tim satelit KTM Tech 3, ditarik ke tim utama dan Iker Lecuona direkrut untuk tim satelit. Langkah darurat itu menempatkan Binder di antara sedikit pebalap yang langsung promosi ke tim pabrikan, seperti Marc Marquez, Maverick Vinales, dan Alex Marquez.
Binder yang memiliki karakter membalap agresif dinilai cocok dengan karakter motor KTM RC16. Selain itu, Binder juga sudah beradaptasi dengan sasis KTM sejak Moto3. Dia juga mampu menemukan solusi pada kekurangan sasis KTM di Moto2. Dia sempat mengalami masalah pengendalian pada awal musim 2019 di Moto2. Tetapi memasuki pertengahan musim, performanya melesat dengan hanya tiga kali gagal naik podium dalam 12 balapan. Dia menang lima kali, termasuk tiga seri terakhir. Dia finis kedua di bawah Alex Marquez dengan selisih hanya tiga poin. Pencapaian itu cukup bagi KTM untuk mempromosikan Binder ke MotoGP.
Kepercayaan KTM itu mulai menunjukan buktinya dengan performa Binder di awal musim ini yang meyakinkan. Sejak seri pertama di Jerez, dia berulang kali mencetak waktu lap yang sangat cepat. Bahkan, dia mampu menempuh kualifikasi kedua yang biasanya ditempati para pebalap senior. Pada seri kedua, dia terjatuh, padahal selama tes dan kualifikasi dia sangat cepat.
Binder belajar dari kesalahan-kesalahan dalam dua seri awal musim ini di Jerez, terutama bersabar dalam perebutan posisi. Motor RC16 pun menjadi sangat menakutkan bagi para pebalap lain saat dipacu oleh Binder. Dia terus menekan pemimpin klasemen sementara, Fabio Quartararo, yang menempati posisi kedua di belakang sesama pebalap Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli. Quartararo terus kehilangan kecepatan dan Binder mendahului untuk mengejar Morbidelli. Pilihan ban berkompon lunak Morbidelli membuat pebalap Italia itu tak kuasa membendung Binder yang memimpin balapan mulai lap ke-13.
Binder tak terkejar dan saat bendera finis dikibaskan, seisi garasi tim KTM bersorak sorai. Manajer Motorsport KTM Pit Beirer, yang duduk di kursi rodanya, mengepalkan tangannya. Sayang, rekan setim Binder, Pol Espargaro, gagal finis karena terjatuh akibat bersenggolan dengan pebalap Esponsorama (Reale Avintia Ducati), Johann Zarco, dalam perebutan posisi ketiga. Jika Espargaro tidak terjatuh, KTM berpotensi besar menguasai posisi satu dan kedua.
Binder finis terdepan diikuti Morbidelli yang juga meraih podium pertama di ajang MotoGP. Sementara peringkat ketiga diraih Zarco meskipun dia menjalani hukuman long lap karena dinilai membalap dengan tidak bertanggung jawab hingga menyebabkan Espargaro terjatuh. Zarco, yang start dari posisi terdepan, menjadi angin segar bagi Ducati karena pebalap tim pabrikan serta satelitnya masih melempem.
”Saya terlambat saat start dan saya harus memperbaiki itu karena kadang saya bisa start bagus kadang tidak dan kali ini saya tidak bisa melakukan dengan bagus,” ujar Zarco.
Terkait senggolan dengan Pol Espargaro, Zarco mengaku memasuki tikungan pertama saat melihat mantan rekan setimnya di KTM itu melebar. Mereka kemudian bersenggolan dan dia harus menjalani long lap sebagai hukuman. ”Saya kemudian melakukan long lap dan saya terkejut karena setelah long lap saya mengira akan ada dua atau tiga pebalap mendahului saya. Ternyata tidak ada yang mendahului saya. Saat itu saya katakan, oke ini bagus dan berusaha mengejar Morbidelli tetapi itu sulit dan ban merosot jauh,” kata Zarco.
”Terima kasih kepada Ducati dan tim yang bekerja keras. Saya sangat senang bisa mempersembahkan podium untuk tim,” ujar Zarco yang sempat bersaing ketat dengan Pol Espargaro dan Aleix Espargaro yang memacu Aprilia.
Kemunculan Binder dan kejutan dari Zarco di Brno meredupkan para pebalap Yamaha yang menguasai dua seri awal di Jerez. Quartararo, yang memenangi dua seri awal, akhirnya hanya bisa finis ketujuh. Sementara pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales, yang selalu finis kedua di Jerez, hanya bisa finis di posisi ke-14 di Brno. Rekan setimnya, Valentino Rossi, justru konsisten dan finis kelima di belakang pebalap Suzuki Ecstar, Alex Rins. Quartararo masih memimpin klasemen pebalap dengan 59 poin, diikuti Vinales (42 poin) dan Morbidelli (31).
Rossi sempat merayakan pencapaian podium pertama Morbidelli di Brno. Pebalap berusia 25 tahun itu adalah lulusan akademi pebalap VR46 milik Rossi. ”Saya sangat senang dan menikmati momen ini. Balapan yang bagus, saya mengawali dengan baik dan sesuai rencana memantapkan ritme, tidak membuat ban terlalu panas, dan tidak terlalu memaksakan karena ini poin krusial. Saya melihat Brad Binder mendahului, tetapi saya tidak ingin melakukan sesuatu yang konyol dan membawa motor hingga akhir serta meraih podium pertama saya,” tegas Morbidelli.
Dia kini mendapat suntikan kepercayaan diri yang sangat besar untuk meraih lebih banyak podium pada 12 seri berikutnya. Misi itu akan dimulai pada seri keempat di Red Bull Ring, Austria. ”Kami akan ke Austria dengan kekuatan yang lebih besar,” kata Morbidelli.