Mercedes berlomba dengan waktu untuk menemukan solusi masalah berantai yang disebabkan oleh temperatur ban yang terlalu panas. Masalah ini bak lingkaran setan yang belum diketahui ujung pangkalnya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BARCELONA, KAMIS — Mercedes dua kali dirundung masalah yang sama, temperatur ban yang terlalu panas hingga membuat mereka kehilangan kecepatan. Masalah yang muncul pada balapan pertama di Inggris dua pekan lalu itu, kembali berulang pada balapan kedua di Sirkuit Silverstone, pekan lalu, hingga menggagalkan target meraih podium tertinggi. Masalah yang sama berpotensi kembali terjadi di Barcelona dengan temperatur sirkuit yang panas, akhir pekan ini.
Mercedes belum menemukan solusi jitu untuk mengatasi masalah ini. Di Silverstone, mereka sempat menggunakan cara lama, yaitu menutup sebagian lubang pendingin rem untuk membelokkan udara ke arah ban. Namun, itu belum menghasilkan solusi yang diharapkan karena ban-ban yang dipakai Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas tetap ”melepuh” dan mengalami keausan parah.
Pada balapan seri Perayaan 70 Tahun F1 di Silverstone itu, Hamilton dan Bottas harus menjaga temperatur ban tidak terlalu tinggi sehingga tidak bisa memacu W11 pada performa terbaiknya. Mereka beberapa kali diperingatkan oleh tim melalui radio karena temperatur ban sangat tinggi begitu pedal gas diinjak dalam-dalam. Hamilton baru memacu W11 dalam mode menyerang di bagian akhir balapan, setelah melakukan pit stop kedua. Namun, dia tetap gagal mengejar pebalap Red Bull Max Verstappen yang memimpin balapan.
Verstappen sukses menjalankan strategi menggunakan ban berkompon keras saat start untuk mendapatkan lebih banyak lap dibandingkan pebalap lain yang menggunakan ban berkompon medium, terutama Hamilton dan Bottas yang berada di depannya. Saat kedua pebalap Mercedes itu masuk pit untuk menganti ban medium dengan ban keras, Verstappen mengambil alih pimpinan balapan dan terus memperlebar selisih waktu hingga aman untuk melakukan penggantian ban pertama dari kompon keras ke medium.
Manajemen ban yang sangat bagus dari Verstappen membuat dirinya bisa terus bertahan di depan. Bahkan setelah penggantian ban kedua menggunakan ban berkompon keras, dia bisa tepat berada di belakang Bottas. Pebalap muda asal Belanda itu tak perlu lama untuk mendahului Bottas dan kembali melesat untuk menjemput kemenangan kesembilan di ajang F1.
Kedua pebalap Mercedes yang menggunakan ban berkompon keras (C2) dalam penggantian pertama dan kedua tetap mengalami masalah temperatur yang sangat tinggi. Ini menambah pelik pencarian solusi yang tepat untuk diterapkan pada balapan di Sirkuit Barcelona-Catalunya, 14-16 Agustus. Tekanan pada ban yang terlalu besar itu diduga dampak dari downforce yang besar dari mobil W11. Jika analisis Mercedes yang bekerja sama dengan Pirelli untuk mengetahui akar masalah sesungguhnya mengarah pada downforce, mereka akan mengubah sayap mobil untuk mengurangi tekanan pada ban. Solusi ini akan mengurangi kecepatan W11 untuk menyelesaikan satu putaran, tetapi ban tidak akan tersiksa seperti saat di Silverstone.
”Masalah pada bagian belakang, salah satunya temperatur. Bagian tengan ban kami sangat panas. Masalahnya adalah saat ini panas, ban mulai tergelincir dan membuat semakin panas, serta tekanan meningkat,” ujar Direktur Insinyur Balapan Mercedes Andrew Shovlin dikutip Motorsport.
”Anda akan mendapati situasi seperti permasalahan berantai, di mana Anda kehilangan daya cengkeram dan akan semakin sulit untuk dikendalikan begitu mendekati waktu penggantian ban,” tegas Shovlin.
Dia menegaskan, Mercedes tidak berpikir masalah itu tidak akan berulang di Barcelona karena belum ada konfirmasi solusi yang tepat. Sesi latihan bebas akan menjadi ajang untuk menguji beberapa solusi yang mereka rancang.
”Kami perlu mencari cara agar bisa lebih baik menyelesaikan masalah pada bagian belakang, berusaha dan memahami dengan tepat apa yang terjadi. Sebab, pertama kali kami melihat ini pada tahun ini dan memastikan bahwa kami memiliki beberapa sarana untuk mengatasi itu dengan lebih baik ketika menjalani balapan lainnya (di sirkuit) yang panas,” papar Shovlin.
Ini pekerjaan rumah besar Mercedes yang harus diselesaikan dalam sepekan dan akan diuji mulai sesi latihan bebas, Jumat (14/8/2020). Pada seri Spanyol ini, Pirelli menyediakan pilihan ban berkompon lebih keras (C1) yang bisa memperbanyak pilihan strategi di sirkuit yang akan panas berdasar prakiraan cuaca. Balapan di Barcelona ini juga tanpa data telemetri pembanding karena baru pertama kali berlangsung pada Agustus. Pada musim panas ini, temperatur di Barcelona-Catalunya setara dengan Silverstone, bahkan bisa lebih tinggi.
”Temperatur tinggi yang diperkirakan terjadi di Barcelona pada pertengahan Agustus akan menambah keausan akibat panas di sirkuit yang dikenal tidak ramah pada ban, jadi ini akan sangat penting untuk mengelola ban dan mengontrol panas yang terlalu tinggi yang mempengaruhi traksi,” ujar Kepala Ban F1 Pirelli Mario Isola kepada Sky Sports, Kamis (13/8/2020).
”Latihan bebas akan sangat krusial untuk menentukan dengan tepat perilaku ban dalam kondisi yang menantang ini. Dengan mobil-mobil saat ini yang lebih kencang dari sebelumnya, yang dikonfirmasi di Silverstone baru-baru ini, serta seri Spanyol tidak pernah berlangsung pada Agustus, akan menjadi balapan paling banyak syarat untuk ban di Sirkuit Catalunya,” lanjut Isola.
Asa Ferrari
Balapan di Barcelona yang akan berlangsung dalam temperatur panas ini juga menjadi perhatian Ferrari. Pekan lalu, mereka sukses menerapkan strategi sekali pit stop yang dijalankan oleh Charles Leclerc. Pebalap berusia 22 tahun itu pun mampu finis keempat dengan performa SF1000 yang belum membaik dengan signifikan. Strategi itu akan dikaji lebih dalam saat sesi latihan bebas Jumat dan Sabtu.
”Kami tiba di Barcelona dengan mengetahui ini bukan akhir pekan yang mudah bagi kami, mengingat hasil tes yang berlangsung di sini pada Februari. Namun, dalam lima balapan yang telah berlangsung sejauh ini, kami telah bekerja keras untuk memperbaiki performa mobil kami dan mengeluarkan seluruh potensinya,” ujar Kepala Insinyur Sasis Ferrari Simone Resta.
”Kami jelas akan menghadapi cuaca yang lebih panas dengan temperatur lintasan diperkirakan di atas 40 derajat celsius. Ini akan menjadi faktor penting, khususnya ketika ini mempengaruhi perilaku ban, seperti yang kita lihat dalam dua balapan di Silverstone,” lanjut Resta.
Ferrari sejauh ini belum bisa mengembalikan statusnya sebagai kandidat juara karena performa SF1000 belum meningkat secara signifikan. Pebalap mereka Leclerc baru dua kali naik podium, tetapi bukan sebagai pemenang balapan. Sementara Sebastian Vettel, dalam dua balapan terakhir, hanya mampu finis di posisi 10 dan 12. Juara dunia empat kali itu akan mendapatkan sasis baru pada mobilnya karena ada masalah setelah mobil Vettel melintir di awal balapan pekan lalu dan membentur pembatas lintasan.
”Sebastian akan mendapatkan sasis baru karena setelah analisis seusai balapan di Silverstone, kami menemukan cacat kecil yang disebabkan oleh benturan keras pada pembatas lintasan. Ini tidak banyak mempengaruhi performa, tetapi ini keputusan logis untuk diambil,” tegas Resta.