Gelombang WNI Mulai Masuk ke Tanah Air, Pemerintah Siapkan Protokol
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas mengingatkan pejabat terkait untuk menyiapkan protokol mengantisipasi kepulangan WNI ke Tanah Air. Hal ini untuk mencegah kasus baru Covid 19 yang dibawa dari luar negeri.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga negara Indonesia mulai berdatangan dari luar negeri ke Tanah Air. Hal ini membawa potensi peningkatan penyebaran Covid-19 di dalam negeri. Oleh sebab itu, pemerintah tengah menyiapkan protokol.
Hingga Senin (30/3/2020), sudah ada 1.414 kasus positif Covid-19 di 31 provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu, 122 orang meninggal.
”Saat ini lebih dari 202 negara dan teritori di seluruh dunia menghadapi tantangan Covid-19 sebagaimana juga Indonesia. Satu minggu terakhir, episentrumnya sudah beralih, dari sebelumnya di China menjadi Amerika Serikat dan Eropa,” kata Presiden Joko Widodo pada pengantar rapat terbatas di Istana Bogor, Selasa (31/3/2020).
Dalam rapat melalui konferensi video itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah menteri tersambung. Adapun rapat membahas tentang Penanganan Arus Masuk WNI dan Pembatasan Pelintasan WNA.
Beberapa negara, menurut Presiden, telah mampu membuat kurva penyebaran Covid 19 menjadi datar. Namun, muncul tantangan yang disebut gelombang baru Covid-19 atau kasus baru Covid 19 yang dibawa dari warga negara yang pulang dari luar negeri. Ini misalnya mulai dialami China, Korea Selatan, dan Singapura.
”Oleh sebab itu, prioritas kita saat ini bukan hanya mengendalikan arus mobilitas orang antarwilayah di dalam negeri, arus mudik yang kemarin sudah kita bicarakan, melainkan juga harus bisa mengendalikan mobilitas orang antarnegara yang berisiko membawa imported case,” kata Presiden.
Indonesia, menurut Presiden, berpotensi menerima gelombang masuknya warga negara Indonesia dari luar negeri. Jumlah yang terbesar diperkirakan datang dari pekerja migran dari Malaysia dan kru kapal dari sejumlah negara.
Laporan yang diterima Presiden, sekitar 3.000 WNI pekerja migran dari Malaysia kembali ke Tanah Air setiap hari dalam beberapa hari terakhir. Sementara WNI yang menjadi kru kapal dan diperkirakan juga akan kembali ke Tanah Air mencapai 10.000-11.000 orang. Dengan demikian, pemerintah akan menyiapkan dan merencanakan tahapan-tahapan untuk menerima kepulangan mereka dan WNI lainnya dari luar negeri.
”Terkait kembalinya WNI dari luar negeri, prinsip utama yang kita pegang adalah bagaimana kita melindungi kesehatan WNI yang kembali dan melindungi kesehatan masyarakat di Tanah Air,” kata Presiden.
Untuk itu, Presiden menekankan empat hal. Pertama, protokol kesehatan harus terus ketat dilakukan di pintu-pintu masuk ke wilayah Indonesia seperti bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara.
Kedua, bagi WNI yang tidak memiliki gejala Covid-19, mereka akan diizinkan kembali ke daerah masing-masing dengan status orang dalam pemantauan (ODP). Artinya, setelah sampai ke daerah masing-masing, yang bersangkutan betul-betul harus menjalankan protokol isolasi mandiri dengan disiplin ketat.
Ketiga adalah terkait bantuan sosial yang disiapkan pemerintah pusat dan daerah kepada mereka. Keempat, bagi yang memiliki gejala Covid 19, mereka harus diisolasi di rumah sakit yang disiapkan, di antaranya Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Selain WNI, Presiden juga menyinggung pentingnya memperkuat kebijakan masuknya warga negara asing ke Tanah Air. Evaluasi secara berkala harus dilakukan. Apalagi, episentrum Covid-19 telah bergeser dari sebelumnya China menjadi Eropa dan AS.
”Saya minta evaluasi kebijakan pergerakan WNA ke Indonesia agar dievaluasi secara berkala untuk mengantisipasi penyebaran Covid 19 dari sejumlah negara di dunia,” kata Presiden.
Risko Maulana (35), WNI yang bekerja sebagai anak buah kapal di salah satu kapal pesiar di Argentina, mengatakan, Argentina sudah menerapkan lockdown atau karantina wilayah dalam tiga minggu terakhir. Oleh karena itu, ia bersama-sama WNI lainnya yang juga ABK tidak berlayar, tetapi tinggal di kota Mar del Plata di Argentina.
Sejauh ini Risko mengaku belum menentukan rencana, apakah akan pulang ke Tanah Air atau tetap tinggal di Argentina sampai situasi normal kembali.